Kamis, 29 November 2012

Di Balik Retorika Serangan ke Iran


TEL AVIV-(IDB) : Selama beberapa hari terakhir, media-media Barat telah menciptakan sebuah isu besar tentang kemungkinan serangan sepihak rezim Zionis Israel terhadap Iran. Kegemparan muncul pekan lalu setelah beberapa media Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mencari dukungan kabinet untuk melancarkan serangan pre-emptive atas Iran.
 
Menurut sebuah laporan di surat kabar Haaretz, seorang pejabat tinggi Israel mengatakan bahwa Netanyahu berusaha untuk membangun konsensus bagi sebuah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Namun, Haaretz juga melaporkan bahwa sejumlah pejabat militer dan intelijen Israel menentang rencana tersebut.
 
Kemudian, harian Guardian melaporkan bahwa Angkatan Bersenjata Inggris bersiap untuk menanggapi "sikap agresif baru" dalam kebijakan luar negeri Iran dan meyakini bahwa AS dapat memutuskan untuk melancarkan serangan rudal yang ditargetkan ke fasilitas nuklir Iran.
 
Pada 4 November lalu, Presiden Israel Shimon Peres mengatakan bahwa kemungkinan penggunaan opsi militer untuk mencegah Iran memperoleh "senjata nuklir" meningkat.
 
Sementara itu, Israel baru-baru ini melakukan uji coba rudal balistik, yang konon mampu mencapai Iran. Perlu dicatat bahwa militer Israel, biasanya tertutup tentang kegiatan-kegiatan mereka.
 
Namun, serangan militer terhadap Iran bagaimanapun tidak bisa menjadi pilihan yang layak bagi Israel. Ada sejumlah alasan untuk menyingkirkan kemungkinan opsi militer. Pertama; Israel tahu bahwa serangan tidak bisa menghentikan program nuklir Iran, yang mereka klaim sebagai tujuan invasi. Aksi itu justru akan membenarkan Iran untuk memperoleh akses ke berbagai jenis senjata guna mempertahankan diri. Kedua; Israel dan AS percaya bahwa serangan militer atas Iran hanya akan menunda pengembangan program nuklir damai negara itu selama satu hingga tiga tahun, karenanya tidak akan berharga untuk memulai perang dengan Iran.
 
Ketiga; Setiap serangan atas Iran akan memperkuat persatuan nasional Iran, dan rakyat Iran akan mendesak para pejabat untuk memberikan respon tegas terhadap Barat. Dan ini jelas akan merugikan Barat yang ingin menggulingkan sistem Islam dengan mendukung kelompok oposisi.
 
Keempat; Iran telah menunjukkan bahwa ia benar-benar siap untuk melawan ancaman militer dan mampu melibatkan negara-negara regional dan ekstra-regional dalam perang yang mungkin terjadi, sehingga mereka tahu bahwa setiap tindakan atas Iran akan berbahaya dan beresiko tinggi.
 
Kelima; Para pejabat militer dan intelijen AS serta Israel tidak percaya bahwa program nuklir Iran adalah ancaman nomor satu mereka. Mereka tahu bahwa kebangkitan Islam di dunia Arab adalah ancaman yang jauh lebih besar bagi kepentingan Barat.
 
Jadi, apa alasan di balik permainan politik baru yang diarahkan ke Iran?
 
Tampaknya, Israel sedang mencoba untuk menggalang dukungan global bagi pemberlakuan sanksi ketat terhadap Iran, namun kendala terbesar adalah bahwa Rusia, Cina, dan beberapa anggota Uni Eropa sangat menentang sanksi baru.
 
Semua retorika perang ini sedang digunakan untuk memaksa negara-negara dunia bergerak untuk memaksakan Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru atas Iran, ketimbang mereka memilih pecahnya perang yang berbahaya dan bisa berakibat serius bagi dunia. 

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *