Rabu, 26 Desember 2012

AS berencana jual Global Hawk kepada Korsel


Washington - Pentagon secara resmi telah memberitahu Kongres tentang rencana untuk menjual empat pesawat pengintai tanpa awak Global Hawk kepada Korea Selatan.

Kesepakatan berdasarkan program Penjualan Militer Asing (FMS), jika disetujui akan bernilai hingga 1,2 miliar dolar AS, demikian menurut Badan Kerja sama Pertahanan Keamanan (DSCA) yang berafiliasi dengan Departemen Pertahanan, Senin.

Penjualan ini mencakup empat pesawat RQ-4 Block 30 Global Hawk yang dilengkapi kendali-pilot jarak jauh dengan Enhanced Integrated Sensor Suites (EISS), peralatan terkait, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik, tambah DSCA.

Pemberitahuan kepada Kongres adalah wajib bagi penjualan FMS. Kongres diperkirakan akan menyetujui rencana tersebut, kata satu sumber diplomatik.

"Republik Korea (Korea Selatan) membutuhkan pesawat intelijen berkemampuan pengintaian untuk memikul tanggung jawab utama mengumpulkan bahan intelijen dari Komando Pasukan Gabungan pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2015," kata lembaga itu dalam satu siaran pers.

Hal itu mengacu pada langkah Seoul untuk mengambil alih kendali operasional masa perang pasukannya dari Washington.

Militer Korea Selatan telah lama berusaha untuk memperkenalkan kendaraan udara tak berawak yang dibuat oleh Northrop Grumman yang berbasis di Virginia.

Pesawat tak berawak Global Hawk membawa radar tembus-awan, kamera digital elektro-optik resolusi tinggi dan sensor inframerah, yang memungkinkan untuk mendeteksi benda panjang 30 centimeter saat terbang pada ketinggian 20 kilometer.

AS tampaknya enggan untuk menjualnya kepada Korea Selatan, namun Washington telah mengubah posisinya di tengah pemotongan anggaran pertahanan.

Militer AS telah menurunkan pembelian Global Hawk, berkaitan dengan peningkatan kebutuhan ekspor.

Para kritikus mempertanyakan kemampuan Block 30 Global Hawk itu dibandingkan dengan harganya. Mereka mengatakan versi Block 30 Global Hawk kurang mampu seperti halnya pesawat tua Lockheed Martin, pesawat mata-mata U-2 yang berawak.

Angkatan Udara AS berharap untuk membeli lebih pesawat Blok 40 yang lebih maju untuk menggantikan Blok 30 sekarang ini, demikian laporan Kantor Berita Korsel, Yonhap.




sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *