Jumat, 14 Desember 2012

Kristenisasi Berkedok Pengobatan, Gereja Gandeng Ormas Sesat & Banser NU

  • Setiap pasien yang berobat, termasuk umat Islam, diharuskan mengucap syukur kepada Yesus.
  • Biaya itu semua ditanggung gereja pak, jadi bapak berterima kasih aja sama Tuhan Yesus
  •  Banser NU benar-benar barisan serba guna, untuk gereja sekalipun.
لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
22. Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. (QS Al-Mujadilah/59: 22)
***
KLATEN – Jelang Natal gerakan kristenisasi makin gencar dan menghalalkan segala cara. Cara licik berkedok pengobatan massal gratis ditempuh dengan menggandeng ormas berfaham sesat dan kelompok liberal. BANSER (Barisan Anshor Serbaguna) NU dilibatkan sebagai pengaman.
Selama dua hari sejak Jum’at (7/12/2012) Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klaten Jawa Tengah menggelar aksi simpatik untuk melakukan kristenisasi. Acara bertajuk “Aksi Sosial Operasi Katarak” digelar bekerjasama dengan beberapa LSM Liberal, BANSER Klaten, ormas sesat Gafatar, dan lain-lain. Acara yang diperpanjang hingga Ahad (9/12/2012) ini diadakan di Wisma Narwastu Gereja GKI Klaten yang berada tepat di depan Kodim Klaten.
Operasi katarak di gereja itu ditangani oleh tim dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami) Jawa Tengah, di bawah koordinator dr. Elisa Manueke, SpM, Letnan Kolonel (direktur R.S. A.U. Adisoemarmo Solo)
Kepada voa-islam.com, seorang tukang parkir yang ikut mendaftar pengobatan gereja menjelaskan bahwa acara lintas agama itu tidak hanya diperuntukkan bagi jemaat gereja saja, tapi terbuka untuk umat Islam juga.
“Acara ini umum mas. Tidak hanya untuk orang Kristen. Lha itu yang jaga aja dari Banser. Kalau dari peserta yang ikut operasi itu ada juga yang dari Ceper juga, jadi tidak hanya warga disekitar sini,” ujarnya sembari meminta agar namanya dirahasiakan.
Pengobatan massal tersebut, lanjutnya, bisa gratis karena semua biaya ditanggung oleh pihak gereja. Sebagai ucapan terima kasih kepada gereja, setiap pasien yang berobat, termasuk umat Islam, diharuskan mengucap syukur kepada Yesus.
“Jadi sebelum dioperasi, warga yang mau ikut harus daftar dulu mas. Setelah daftar lalu akan diperiksa, jika dia punya penyakit gula maka operasinya akan ditunda hari besoknya menunggu gulanya turun. Dan pada waktu pemeriksaan itu yang meriksa  dan pihak gereja bilang kalau sebetulnya pengobatan ini pake biaya. Biayanya setiap kali operasi bisa 7 sampai 9 juta. Nah, biaya itu semua ditanggung gereja pak, jadi bapak berterima kasih aja sama Tuhan Yesus”, ujar peserta lainnya menirukan ungkapan panitia.
Untuk meraih simpati masyarakat, tak lupa gereja memberikan uang transport kepada peserta operasi katarak.
“Setelah operasinya selesai pasien juga diberi uang transport untuk biaya perjalana pulang naik bis mas”, pungkasnya.
Sayangnya, voa-islam.com tidak bisa mewawancarai panitia karena dihalang-halangi oleh BANSER tanpa alasan yang jelas. Bahkan BANSER melarang voa-islam.com mengambil gambar acara, meskipun dari luar gedung. BANSER benar-benar barisan serba guna, untuk gereja sekalipun. [Bekti/VOA] (voa-islam.com) Sabtu, 08 Dec 2012

sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *