Senin, 07 Januari 2013

Nama Bung Karno Melegenda di Aljazair


Siapa yang tak kenal Soekarno? Presiden pertama RI yang melegenda dan tak lekang oleh zaman di seantero dunia. Di Indonesia, Soekarno atau Bung Karno selalu dijadikan simbol bagi politisi dan pemikir yang berhaluan anti neoliberalisme dan berpaham kerakyatan.

Tapi di dunia, Soekarno tetap dikenang sebagai pejuang kemerdekaan bangsa-bangsa dunia ketiga dan sosok yang hangat, cerdas dan inspiratif. Demikian pula halnya sosok Soekarno yang tetap melegenda di belahan dunia bagian Utara Afrika yang berselisih 6 jam dengan Indonesia, Aljazair.

Di negeri ini, Soekarno memiliki nama dan posisi tersendiri yang tak mudah dihapus dan dihilangkan. Meskipun selama pemerintahan Orde Baru, hal-hal yang berbau Soekarno sempat diberangus dan ditiadakan.

Jika Anda sempat mengunjungi Aljazair, lalu Anda bertemu dengan orang-orang tua baik dari pejabat atau masyarakat dan tokoh-tokoh nasional, Anda akan mudah mengenalkan diri dan langsung disambut hangat karena berkah Bung Karno. Mereka akan langsung menyebut Soekarno sesaat Anda mengenalkan diri sebagai warga Indonesia.

Hal ini disebabkan peran Soekarno yang mengundang Aljazair untuk ikut dalam KTT Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Atas undangan itu membuat berdirinya tonggak sejarah perjuangan kemerdekaan Aljazair melawan kolonialisasi Perancis. Berkat forum internasional yang dahsyat dan luar biasa yang digagas Soekarno itulah, nama Aljazair pertama kali dikenal dunia internasional.

Berkat pengakuan Soekarno dan back-up nya pasca pertemuan Bandung itulah, perjuangan kemerdekaan Aljazair dari penjajahan Perancis semakin meningkat sampai akhirnya 5 Nopember 1962 para pejuang Aljazair memproklamirkan kemerdekaan setelah berperang sejak 1954.

Bahkan menurut salah satu cerita mantan pejuang Aljazair yang baru saja meninggal dunia pada tanggal 30 Januari 2012, Abdelhamid Mehri, Soekarno tidak hanya mendukung dan mendorong kemerdekaan Aljazair dari sisi diplomasi internasional, tetapi juga menyuplai senjata untuk perang kemerdekaan yang dikirimkan dari Moskow, Uni Soviet saat itu. Selain memberikan bantuan senjata, Bung Karno juga mengirimkan perwira-perwira TNI dari berbagai angkatan untuk melatih pejuangn Aljazair.

Cerita ini banyak diketahui oleh para pejuang kemerdekaan Aljazair yang sekarang banyak menjadi pejabat atau mantan pejabat, sebagaimana juga diceritakan oleh staf lokal KBRI di Alger, Almunir Almuchtar.

Berdasarkan cerita ini, maka tak heran apabila para mujahidin dan mujahidah yang saat ini banyak duduk di pemerintah Presiden Abdelaziz Boeteflika memuji kebaikan Indonesia dan Soekarno. Warga negara Indonesia di Aljazair pun akhirnya mendapat simpati dan respons positif dari masyarakat Aljazair.

Duta Besar Niam berharap dengan modal dasar yang baik ini maka perlu dijaga dan terus tingkatkan dalam kerangka untuk membangun hubungan dua negara dan dua bangsa yang saling menguntungkan. Tidak hanya secara politik dan diplomasi, tetapi juga secara bisnis dan ekonomi yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan dan persahabatan kedua warga bangsa ini secara lebih luas.

"Kerjasama kedua negara dan bangsa ini harus lebih efektif dan saling menguntungkan secara nyata, baik di bidang politik, ekonomi, bisnis, diplomasi maupun saat menanggapi isu-isu internasional," kata Niam Salim lewat rilis yang diterima Koran Jakarta.com.

 
 
 
 
 
Diposkan Eagleroaming (kaskuser)

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *