Minggu, 10 Februari 2013

6 Sukhoi, T-50, Super Tucano Tiba di Indonesia Tahun Ini


Sukhoi Su-30MK2
Pada tahun ini, TNI Angkatan Udara melalui Kementerian Pertahanan akan mendapatkan alutsista baru antara lain beberapa pesawat tempur/latih T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan dan 6 Sukhoi Su-30MK2 dari Rusia. Hal ini mempertegas komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kemampuan TNI melalui peningkatan jumlah alutsista modern.
"Ada program yang renstra pertama yang lima tahunan itu untuk mendatangkan beberapa alutsista. Sebetulnya proses pembangunan pertahanan ini adalah domainnya kementrian pertahanan. Tapi perlu diketahui bahwa dalam tahun ini kita kedatangan pesawat T 50 dari korea, lalu kedatangan pesawat Sukhoi dengan jumlah 6 unit lagi," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia di sela-sela acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU 2013 di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (6/2/2013).

Selain dua jenis pesawat itu, tahun ini TNI AU juga akan mendapatkan pesawat tempur Super Tucano dari pabrikan Embraer Brasil yang rencananya didatangkan sebanyak 16 unit. Saat ini, 4 unit sudah didatangkan ke Indonesia dan batch kedua 4 unit lagi akan datang pada tahun ini.

"Periode berikutnya bertahap 4 unit lagi, kemudian F-16 dari Amerika keseluruhan 24 unit, bertahap akan datang. Diharapkan pertengahan 2014 akan datang 4 unit yang sudah ditingkatkan kemampuannya," tuturnya.

Jenderal bintang tiga TNI AU ini juga menjelaskan, untuk meningkatkan alutsista yang semakin kuat, TNI AU ke depan juga rencana ada penambahan Pesawat Hercules dari Australia yang sudah diupgrade. "Heli juga ada dengan pengadaan dalam negeri, PT DI. CN 235 dan Casa juga dengan PT DI," pungkasnya.

KSAU Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia menyatakan besar anggaran TNI AU di Tahun Anggaran (TA) 2013 secara keseluruhan tak jauh berbeda dengan TA 2012. Kenaikan tahun ini mencapai 8,3 persen. Kenaikan tersebut untuk anggaran non-pendidikan sebesar Rp 458,1 miliar. Dengan kenaikan tersebut, TNI AU perlu betul-betul mengoptimalkan anggaran yang ada dengan membuat prioritas kegiatan dan belanja secara cerdas dan cermat.

Mengenai anggaran tersebut, dia menjelaskan harus diprioritaskan untuk kegiatan dan belanja secara cerdas dan cermat. Sebab untuk alokasi anggaran pemeliharaan dan perawatan alutsista, kenaikannya dinilai sangat kecil.

"Saya memahami bahwa dengan keterbatasan alokasi anggaran pemeliharaan akan berpengaruh terhadap kesiapan alutsista dan kesiapan satuan," tutur Bagus.

Tapi, jika anggaran yang terbatas itu dapat dikelola dengan efektif, efesien, dan benar maka hasilnya adalah peningkatan kesiapan TNI AU. "Saya berharap dengan semangat Swa Bhuwana Paksa, profesionalisme awak pesawat tetap dapat ditingkatkan dan dipertahankan," ungkap Bagus.

Sumber : Liputan 6

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *