Jumat, 21 Juni 2013

Korsel Beli Rudal Pemecah Bunker

SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berniat membeli rudal-rudal pemecah bunker buatan Eropa, karena pihak Amerika Serikat menolak pembelian senjata sejenis dari negara itu.
Dalam satu pertemuan yang dipimpin Menteri Pertahanan Kim Kwan-Jin, Badan Program Pengadaan Pertahanan (DAPA) menyetujui satu rencana untuk membeli rudal udara ke darat dengan jangkauan tembak 500 km dari perusahaan patungan Jerman-Swedia, Taurus System. Jumlah rudal dan anggaran yang diusulkan belum dikonfirmasi. Tetapi kantor berita Yonhap mengatakan Korsel berencana membeli sekitar 170 rudal pemecah bunker Taurus seluruhnya seharga lebih dari 300 juta dolar AS. Peluncuran dilakukan dari jarak yang aman dari musuh, rudal jelajah yang dikendalikan GPS dapat menghantam target-target strategis dengan tepat, kata DAPA dalam satu pernyataan pers.



Rudal-rudal udara ke darat jarak jauh itu akan menambah aset-aset strategis kami meningkatkan penangkalan terhadap perang dan secara drastis meningkatkan kelangsungan hidup pesawat dan para pilot," kata DAPA. Kini, satu-satunya rudal jangkauan jauh dalam inventaris Angkatan Udara adalah rudal-rudal SLAM-ER yang berumur 40 tahun dengan jangkauan tembak 278 km, kata Yonhap. DAPA berencana akan memilih antara Taurus dan Rudal JASSM (Joint Air-to-Surface Standoff Missiles) yang diproduksi perusahaan Lockheed Martin Amerika Serikat. Tetapi Pentagon tidak setuju penjualan rudal yang memiliki jangkauan tembak 370 km itu, yang diklasifikasi sebagai senjata strategis, kepada Korsel. "Menghadapi ancaman yang meningkat dari Korea Utara, kami perlu memiliki rudal-rudal itu secepat mungkin.

Akan tetapi, untuk memperoleh JASSM tidak mungkin karena keputusan pemerintah AS itu, kata DAPA. Pada Selasa, Korsel secara resmi membuka penawaran sekitar 7,3 miliar dolar bagi pengadaan 60 pesawat tempur canggih, dengan tiga raksasa pabrik pesawat raksasa untuk apa yang disebut kontrak pertahanan terbesar Asia sampai saat ini. Perusahaan-perusahaan AS, Boeing, Lockheed Martin dan konsorsium angkasa luar EADS sedang berlomba dan semuanya telah mengajukan penawaran mereka dengan berbagai bujukan untuk berusaha dan mengalahkan pesaing-pesaing mereka. Sebelumnya, Korut dan Korsel secara prinsip sepakat melakukan pembicaraan resmi pertama mereka, setelah beberapa bulan peningkatan ketegangan militer dan sehari sebelum pertemuan puncak Amerika Serikat-China.

Satu tawaran kejutan dari Pyongyang mengusulkan diskusi yang berkisar pada masalah komersial dan kemanusiaan, dari pembukaan kembali kompleks industri bersama sampai melanjutkan reuni keluarga lintas batas. "Saya berharap dialog akan menjadi momentum bagi Korea Selatan dan Korea Utara untuk meningkatkan hubungan berdasarkan saling percaya," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan, Ryoo Kihl-Jae, seperti dikutip AP.

China, sekutu utama satu-satunya dan pendukung ekonomi Korea Utara, telah berada di bawah tekanan Amerika Serikat untuk mengendalikan negara tetangganya dan kesepakatan itu menjadi jawaban positif. (AP/Kentos)

(Suara Karya)


0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *