Jumat, 02 Mei 2014

Christopher Woolf: "Rusia Punya Dua Opsi Serang Ukraina"


Militer Rusia (RT)



Pada hari Kamis (24/4), Vladimir Putin menuduh Ukraina melakukan "kejahatan berat" dengan menyerang para militan pro-Rusia. Perdana Menteri Ukraina menuduh Rusia bersiap-siap menyerang, dan "ingin memulai Perang Dunia III". Tidak ada yang tak terelakkan, namun apa opsi militer Rusia?

Demikian ungkap analis perang dan konflik, Christopher Woolf. Menurutnya, terdapat beberapa opsi yang mungkin bagi Rusia dalam menghadapi provokasi Ukraina yang disokong penuh Barat dan beberapa negara eks Uni Soviet.

#Opsi 1: Serangan Habis-habisan

NATO menilai bahwa Rusia telah menempatkan semua aset [militernya] di tempat yang diperlukan untuk meluncurkan serangan gaya lama yang bersifat habis-habisan melalui udara, darat, dan laut. Konflik semacam ini akan melibatkan pasukan tank, dan kemungkinan juga serangan udara dan amfibi. Semua memerlukan kampanye kekarasan di udara untuk menekan pertahanan udara Ukraina berikut infrastruktur komando, kontrol, dan komunikasinya (C3).

Namun begitu, tujuannya tidak jelas. Pemikir besar kemiliteran Prusia, Carl von Clausewitz, menulis bahwa perang merupakan alat untuk mencapai tujuan, politik "merupakan cara lain". Perang dapat menjadi alat bagi Vladimir Putin. Namun, untuk apa?

Serangan habis-habisan akan menjadi pilihan yang jelas jika tujuannya adalah menduduki dengan segera seluruh kawasan timur dan selatan Ukraina: daerah dengan populasi Rusia terbesar.



NATO menilai bahwa Rusia memiliki kapasitas untuk menembus hingga sejauh Odessa di barat daya negara itu, dan Transdnistria, kantong pro-Rusia yang memisahkan diri dan bertetangga dengan Moldova.



Peta ini memperlihatkan jalan utama Ukraina yang memungkinkan rute invasi dari titik konsentrasi yang dikenal Rusia.

Rusia tidak memiliki kekuatan untuk menduduki semua Ukraina dengan jalan kekerasan, kecuali jika pemerintah di Kiev sepenuhnya telah runtuh. Rusia diperkirakan memiliki 40 ribu prajurit di perbatasan. Itu mungkin terdengar banyak, namun tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan ukuran negara. Wilayah ini dipertahankan oleh sekitar satu juta orang dalam Perang Dunia II.

Risiko serangan habis-habisan sangatlah tinggi:

a. Logistik: Pasukan yang bergerak membutuhkan banyak gas, amunisi, dan makanan untuk terus bergerak dan berperang. Semua barang yang dibawa terbilang berat dan berukuran besar. Semakin jauh Anda bergerak ke dalam suatu negara, semakin panjang pula iring-iringan logistik Anda.
b. Serangan Balik: Rusia tak memiliki kekuatan untuk mengamankan barisan pertahanan terus-menerus, sehingga pasukannya akan terkena serangan balik konvensional.
c. Perang Gerilya: Pasukan Rusia juga akan rentan terhadap serangan tidak konvensional unit kecil (aksi berjenis gerilya), terutama terhadap garis pasokan yang panjang tersebut.
d. Sumberdaya Manusia: Invasi dan pendudukan besar-besaran akan menciptakan keretakan yang parah, sekalipun Rusia memiliki pasukan cadangan terlatih. Ini akan memerlukan pengerahan pasukan lebih besar, yang berarti membawa pasukan cadangan. Rusia tengah mengalami pergeseran menuju sistem kontraktniki, yaitu mengutamakan prajurit karier yang lebih profesional dan lebih sedikit mengikuti wajib militer sehingga pada umumnya kurang pelatihan, inferiror dalam persenjataan, dan kurang motivasi.
e. Kejatuhan politik: Langkah yang menentukan untuk menduduki dan mencaplok seluruh "Novorossiya" akan menghalangi hubungan kolaboratif masa depan dengan apa yang tersisa dari Ukraina. Kekalahan memalukan dapat menelurkan generasi permusuhan dan persaingan, serta menciptakan bahaya pembalasan dendam dan terorisme. Ini juga dapat menyatukan opini internasional di balik sanksi kuat terhadap Moskow.

Kita tak dapat mengetahui isi pikiran Putin. Namun jejak rekamnya menunjukkan bahwa ia bukan seorang penjudi dengan taruhan tinggi, bersedia mengambil semua risiko dengan satu lemparan. Ia tampaknya lebih memilih memainkan kartu dengan sangat hati-hati dan bijaksana.

#Opsi 2: Serangan Terbatas

Banyak analis memperkirakan operasi yang lebih terbatas, dengan dalih tujuan "perdamaian" atau "kemanusiaan". Ini hanya akan melibatkan penggelaran pasukan yang cukup untuk mengamankan satu atau dua provinsi: Donetsk dan Luhansk jelas-jelas merupakan targetnya, mengingat tingkat kerusuhan di sana.



Peta ini menunjukan rute paling jelas dari titik konsentrasi yang dikenal Rusia menuju provinsi Ukraina yang sedang bergolak, Donetsk dan Luhansk.

Pasukan berjumlah kecil dan bersenjata ringan, dalam hitungan jam, mampu menutup beberapa jalan utama, dan kemudian membangun pertahanan terhadap setiap serangan potensial balik. Setiap unit tempur Ukraina akan dikepung dan terisolasi. Tujuannya adalah menghindari konflik dan pertumpahan darah, sehingga memungkinkan sebuah "referendum"--seperti yang terjadi di Crimea.

Pilihan kebijakan ini memiliki beberapa keuntungan:

a. Ekonomi pasukan: Menurut prinsip militer kuno, gunakan sesedikit mungkin pasukan untuk mengamankan tujuan Anda. Semua itu juga akan memberikan ambiguitas politik dan diplomatik, terutama jika korban yang jatuh hanya sedikit.
b. Tes yang baik: Langkah tersebut akan memberikan tes yang baik terhadap reaksi internasional, dan juga menguji keberanian respon Ukraina, untuk membantu menginformasikan setiap langkah lebih lanjut.
c. Jauhkan inisiatif: Sebuah operasi terbatas akan membantu Rusia mempertahankan inisiatif strategis. Dengan kata lain, Moskow dapat menyimpan lebih banyak kartu di tangan jika kesempatan muncul untuk melancarkan serangan lebih lanjut.
d. Serangan yang strategis, pertahanan yang taktis: Secara strategis, Rusia bakal menyerang, namun pasukannya harus membangun pertahanan taktis segera setelah menguasai wilayah secara terbatas. Pasukan Ukraina tentu harus melancarkan serangan untuk merebur kembali wilayahnya yang dikuasai (Rusia). Itu akan membuat Ukraina mengalami kerugian besar karena mereka belum (sejauh ini) menunjukkan secuil pun penguasaan logistik dan kerja staf yang diperlukan untuk melancarkan serangan serius yang terkoordinasi.
e. Sumberdaya Manusia: Rusia tidak memerlukan pasukan berjumlah besar, sehingga mengurangi ketergantungannya pada pasukan cadangan yang kurang dapat diandalkan.
f. Hukum internasional: Operasi terbatas dengan dalih kemanusiaan, serapuh apapun, tergolong pelanggaran yang kabur dalam hukum internasional. Sementara melancarkan agresi secara terbuka ditetapkan sebagai kejahatan perang.
g. Politik: Pperasi terbatas dan relatif tak berdarah akan menjadi 'sukses' yang jelas bagi konsumsi politik dalam negeri. Itu kemungkinan akan menghindari pertumpahan darah besar-besaran (yang jika dilakukan, akan menyatukan opini internasional untuk mendukung sanksi yang lebih kuat).

Namun begitu, opsi ini juga memiliki kelemahan. Kemungkinan sangat sulit untuk mengulangi hal ini di provinsi-provinsi tetangga, yang menjadi semakin kurang "Rusia" saat bergerak ke arah barat (karena wilayah yang dihuni mayoritas populasi keturunan Rusia berada di sebelah timur Ukraina).

Kelemahan lainnya, serangan terbatas akan memberi wajtu pada Ukraina untuk memeras kekuatannya sendiri, menyingkirkan para pembangkang dan kalangan tidak berkompeten (untuk meningkatkan kerja staf dan logistiknya, komando dan kendalinya, dan terakhir untuk melatih relawan baru. Bahkan tentara yang tidak berkompeten akan menjadi lebih baik berkat adanya waktu dan pengalaman.

Apapun pilihan Moscow, sejarah mengajarkan bahwa perang selalu tak terduga. Pepatah kuno militer lainnya mengatakan bahwa rencana terbaik sekalipun dapat gagal segera setelah ronde pertama dibunyikan.

Gambar ini memperlihatkan tentara Rusia yang sedang bergerak pada hari Jumat (24/4) kemarin di pinggiran kota Belgorod, hanya beberapa mil dari perbatasan Ukraina.



0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *