Minggu, 19 Oktober 2014

Kerahkan Alutsista Mutakhir Saat HUT ke-69 TNI, Indonesia Disebut Pesaing Baru Tiongkok

Parade armada TNI AL menjelang HUT TNI ke-69. (Foto: TNI AL)


Jakarta, Dengan mengerahkan helikopter AH-64 ke Kepulauan Natuna, sekitar 200 kilometer jauhnya dari Kepulauan Spratly yang disengketakan sejumlah negara, Indonesia disebut menjadi saingan potensial baru untuk Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.
Demikian diungkapkan Global Times, seperti dikutip Want China Times edisi Rabu (15/10/2014).
Spratly adalah bagian paling disengketakan di Laut Tiongkok Selatan. Sengketa tersebut melibatkan beberapa negara, antara lain Tiongkok, Taiwan, Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia. Semuanya mengklaim kepulauan secara keseluruhan atau sebagian. Vietnam dan Filipina adalah dua yang telah mengambil sikap lebih keras terhadap Tiongkok di wilayah tersebut.
Dalam pengajuan petisi ke Pengadilan Internasional di Den Haag, Indonesia menjadi negara yang terakhir masuk dalam kebuntuan berkepanjangan dengan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. Hal itu diperkuat oleh parade militer yang diluncurkan untuk merayakan ulang tahun ke-69 TNI. Media Tiongkok menulis, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memutuskan untuk bergerak sebelum meninggalkan jabatannya pada akhir bulan ini.
SBY memangku jabatan pada Oktober 2004. Selama 10 tahun sebagai presiden Indonesia, ia telah mengabdikan sumberdaya utama untuk memodernisasi militer negara dengan membeli sistem senjata canggih termasuk Tipe 209 kapal selam bertenaga diesel-listrik dan T-50 beserta pelatih dari Korea Selatan, 2 Leopard utama (tank tempur dari Jerman), dan AH-64E Apache (helikopter tempur dari Amerika Serikat).
Indonesia tidak mengklaim pulau-pulau Spratly sendiri, tetapi menganggap Kepulauan Natuna merupakan potensi hot spot karena kedekatannya dengan pulau-pulau yang disengketakan itu. Fakta menunjukan bahwa peta Tiongkok yang diterbitkan tahun 1993 mengklaim Kepulauan Natuna sebagai wilayah Tiongkok, dan ini membuat Indonesia tidak akan tinggal diam.
Sejauh ini belum ada respons dari pemerintah Indonesia terkait pemberitaan itu. Padahal, beberapa hari sebelum perayaan puncak HUT TNI ke-69, Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sudah menegaskan bahwa perayaan HUT TNI tahun ini membawa pesan damai buat kawasan.


Sumber: JMOL

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *