Minggu, 31 Mei 2015

Sinyal AS Manfaatkan Indonesia untuk Lawan China

Sinyal AS Manfaatkan Indonesia untuk Lawan China

Senator AS, John McCain, usul agar AS memberi dana untuk melatih tentara negara-negara ASEAN termasuk Indonesia guna menghadapi China. | (Ilustrasi)
WASHINGTON - Di tengah memanasnya sengketa Laut China Selatan, muncul sinyal dari Amerika Serikat (AS) untuk memanfaatkan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia untuk melawan China.

Sinyal itu muncul setelah senator terkemuka AS, John McCain, mengusulkan agar AS memberi dana ratusan juta dolar untuk melatih dan membekali tentara negara-negara ASEAN guna menghadapi China.

AS sendiri ikut terlibat ketegangan dengan China di kawasan itu, setelah pesawat mata-mata tercanggihnya, Poseidon P-8 A, diusir Angkatan Laut China dari kawasan itu.

McCain yang juga Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat AS telah merancang proposal dalam amandemen UU Pertahanan AS 2016.  Proposal dengan nama “South China Sea Initiative” itu diharapkan bisa disahkan tahun ini.

Melalui proposal itu, AS mungkin menyediakan dana hingga US$425 juta atau sekitar Rp5,6 triliun selama lima tahun ke depan kepada negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Dana itu, berpotensi untuk membangun kekuatan militer berskala kecil.

Amendemen UU itu sendiri telah disetujui oleh Komite Angkatan Bersenjata pada 14 Mei 2015 lalu. McCain menyebut reklamasi yang dilakukan China di Laut China Selatan sudah “mengganggu”.

“AS perlu mengambil langkah-langkah tertentu yang akan menjadi disinsentif bagi China yang melanjutkan jenis-jenis kegiatannya,” kata McCain, mengacu pada kegiatan reklamasi Beijing di Laut China Selatan, seperti dilansir Reuters, Sabtu (30/5/2015).

China mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China. Namun, Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam dan Taiwan sama-sama mengklaim. Sedangkan Indonesia sendiri tidak terlibat sengketa di wilayah itu.



Sumber : SINDOnews

Read more »

Rusia: Waspadai Color Revolusi Barat


Pasukan AS ketika perang Afghanistan yang merupakan salah satu gerakan Color Revolution

Pasukan AS ketika perang Afghanistan yang merupakan salah satu gerakan Color Revolution
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov mengingatkan kepada negara-negara Asia Pasifik akan gerakan “Color Revolution”. Hal itu diungkapkan Antonov pada pertemuan puncak pertahanan di Singapura, Sabtu 30 Mei 2015
Rusia juga menyinggung soal “color revolution” atau revolusi warna. Yakni sebuah gerakan terorganisir Barat yang bisa datang ke kawasan Asia-Pasifik setiap saat dengan kedok memperkenalkan nilai-nilai “demokratis”.
“Sebuah epidemi ‘color revolution’ menyapu Timur Tengah dan seperti badai, menyapu bersih beberapa negara di kawasan tersebut. Penyakit ini pergi di beberapa negara Eropa, di mana peristiwa yang bebas dikendalikan dari luar,” kata Antonov.
Antonov mencontohkan Ukraina sebagai kasus di mana hasil “revolusi warna” telah berdampak kepentingan Rusia karena jutaan warga Rusia tinggal di Ukraina.
“Sebagai hasil dari kudeta konstitusional, negara ini terjun ke perang saudara, dan para pendukung ‘partai perang’ terus mendorong negara untuk petualangan militer. Pada saat yang sama ada bencana kemanusiaan yang nyata. Lebih dari 6.000 orang sudah tewas, “kata Antonov sebagaimana dilansir Sputnik.


Sumber : Jejaktapak

Read more »

Makin Panas, Rusia Akan Merapat ke Laut China Selatan


rusia1

Rusia akan ikut memanaskan situasi Laut China Selatan dengan mengambil bagian dalam latihan militer di kawasan ini.
“Rusia akan melakukan latihan angkatan laut di Laut China Selatan pada tahun 2016, bersama-sama dengan mitra-mitranya di Asia Pasifik, “ kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov mengatakan pada pertemuan puncak pertahanan di Singapura, Sabtu 30 Mei 2015
Berbicara di Shangri-La Dialogue puncak pertemuan menteri pertahanan, Antonov mengatakan bahwa Rusia semakin khawatir dengan keamanannya dengan mengutip penyebaran perisai rudal US, terorisme dan “revolusi warna.” Rusia untuk pertama kalinya latihan melakukan bersama dengan Brunei pada tahun 2016.
“Kami prihatin dengan kebijakan AS di wilayah tersebut, terutama karena setiap hari menjadi terfokus pada penahanan sistemik Rusia dan China,” kata Antonov.
Antonov juga mengatakan bahwa kebijakan AS di wilayah tersebut semakin ditujukan terhadap China dan Rusia, dan bahwa kapal perusak rudal AS menimbulkan ancaman bagi stabilitas di kawasan itu.
“Meskipun kekhawatiran kita tentang arsitektur pertahanan rudal global AS, mereka terus mengganggu kebijakan stabilitas strategis, menambahkan segmen regional anti-rudal ‘perisai’ di Asia-Pasifik,” kata Antonov.
Antonov juga mengutip Vietnam sebagai contoh terakhir dari tekanan AS, di mana negara itu dipaksa untuk melarang pesawat jarak jauh Rusia mendarat di bandara Vietnam.
“Tujuannya adalah untuk mengurangi kemungkinan menggunakan lapangan udara asing dan port oleh Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Udara,” tambahnya.
Di bagian lain Antonov mengatakan bahwa terorisme berubah menjadi kekuatan yang mengancam di beberapa negara di seluruh dunia dan telah menjadi ancaman Wilayah Asia-Pasifik bersama pembajakan, kejahatan cyber dan perdagangan narkoba. “Hal ini mengkhawatirkan bahwa teroris di beberapa negara yang beralih menjadi kekuatan nyata dan bercita-cita untuk datang ke kekuasaan di beberapa negara,” kata Antonov sebagaimana dilansir Sputnik.


Sumber : Jejaktapak

Read more »

AS: Hentikan Segera dan Selamanya Reklamasi Laut China Selatan


pulau

Amerika Serikat, Sabtu 30 Mei 2015, menyerukan penghentian segera dan selamanya proyek reklamasi di perairan sengketa di Laut China Selatan, dan mengatakan sikap Beijing di kawasan itu “tidak sesuai” dengan norma-norma internasional.
“Pertama, kami menginginkan resolusi damai untuk semua sengketa. Untuk itu, harus ada penghentian segera dan kekal reklamasi oleh semua pihak pengklaim,” kata Menteri Pertahanan AS Ashton Carter dalam konferensi keamanan di Singapura.
“Kami juga menentang setiap upaya militerisasi pada kawasan sengketa,” katanya dan menekankan bahwa pasukan AS akan terus memasuki perairan dan ruang udara internasional di kawasan tersebut.
Carter menambahkan bahwa “dengan aksi-aksinya di Laut China Selatan, China tidak sesuai dengan aturan maupun norma internasional”.
Ia mengakui bahwa pihak pengklaim lain telah mendirikan pos terdepan dengan ruang lingkup dan tingkatan berbeda, termasuk Vietnam dengan 48 pos, Filipina delapan pos, Malaysia lima pos dan Taiwan satu pos. “Namun, satu negara telah berjalan terlalu jauh dan lebih cepat dibandingkan lainnya.
“Dan negara itu adalah China. China telah mereklamasi lebih dari 2 ribu are lahan, lebih luas dari kombinasi seluruh pengklaim dan lebih luas sepanjang sejarah kawasan. Dan China melakukan itu hanya dalam 18 bulan terakhir,” kata Carter.
“Tidak jelas berapa jauh lagi China akan bergerak. Itulah sebabnya perairan ini menjadi sumber ketegangan di kawasan dan menjadi berita halaman depan di seluruh dunia.” Pekan lalu militer China memerintahkan pesawat pengintai AL P-8 Poseidon untuk meninggalkan kawasan di atas Kepulauan Spratly yang disengketakan. Namun pesawat AS mengabaikan permintaan tersebut.
“Tidak ada kesalahan di sana: Amerika Serikat akan terbang, berlayar dan beroperasi di kawasan manapun yang diperbolehkan dalam hukum internasional, seperti yang dilakukan pasukan AS di seluruh dunia,” kata Carter di Singapura.
“Amerika, bersama sekutu-sekutunya dan partner di kawasan, tidak akan dihalangi untuk melakukan hak-hak ini –hak semua bangsa. Lagipula, mengubah bebatuan bawah tanah menjadi sebuah landasan pesawat terbang tidak akan mampu menggantikan hak-hak kedaulatan atau pembatasan izin di ruang udara internasional atau transit kelautan.” Beijing mempertahankan kerja pengerukan di perairan sengketa dan menuding Washington menyalahkan China atas kegiatan yang juga melibatkan negara lain di kawasan itu.
China bersikeras mereka memiliki kedaulatan atas hampir seluruh kawasan Laut China Selatan, rute pengapalan utama dunia yang diyakini kaya kandungan sumberdaya minyak dan gas. Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei juga mengklaim sebagian kawasan perairan itu




Sumber : Jejaktapak

Read more »

Desain Mistral Buatan Rusia Sendiri di Tahap Final


mistral


Rusia menyatakan desain kapal kelas mistral buatan sendiri sudah dalam tahap desain akhir dan akan segera ditetapkan setelah itu. Menurut Kepala Navy Ship Building Directorate keputusan untuk membeli kapal dari Prancis sebenarnya dibuat di bawah “keadaan tertentu”. Enam tahun lalu Rusia sebenarnya sudah mampu membangun mereka.
“Sektor industri militer Rusia cukup mampu membangun analog dari kapal kelas Mistral. Kapal saat ini pada tahap akhir dari desain dan akan ditetapkan segera setelah itu, “kata Captain Ι Rank Vladimir Tryapichnikov dalam siaran langsung di stasiun radio Echo Moskvy Sabtu 30 Mei 2015 dan dikutip Sputnik.
Kepala Navy Ship Building Directorate menambahkan bahwa keputusan untuk membeli kapal Mistral dari Prancis dibuat “dalam keadaan tertentu” dan sudah enam tahun yang lalu Rusia mampu membangun kapal sendiri.
Sebelumnya wakil ketua Russian State Duma’s Committee on Industry Vladimir Gutenev, juga mengatakan bahwa Rusia mampu membangun sendiri kapal kelas tersebut bahkan bertenaga nuklir setelah Moskow mempelajari desain kapal buatan Prancis.
“Tidak akan sulit dari sudut pandang teknis untuk membangun sesuatu seperti Mistral terutama karena kami telah memperoleh akses ke daftar gambar dari mistral Prancis karena sejumlah sistem senjata kami memang harus disesuaikan dengan karakteristik militer kapal,” kata Gutenev.
Angkatan Bersenjata Rusia harus membangun kapal mirip dengan Mistral buatan Prancis, itu akan menjadi kapal serupa dalam ukuran, tapi dengan mesin listrik tenaga nuklir,” yang akan dilengkapi dengan sistem pertahanan udara dan anti-kapal selam .
Pembantu presiden Rusia Vladimir Kozhin juga menegaskan bahwa Rusia memiliki teknologi yang diperlukan untuk membangun operator helikopter mirip dengan kapal Mistral buatan Prancis.




Sumber : Jejaktapak

Read more »

Jepang Bunyikan Alarm di Laut China Selatan


buatan

Jepang telah membunyikan alarm terkait pembangunan pulau buatan di perairan yang disengketakan di Laut China Selatan. Ini berarti Tokyo telah memperingatkan kemungkinan akan terjadi sesuatu yang mengguncang wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani telah memperingatkan bahwa proyek reklamasi Beijing di perairan yang disengketakan di sekitar kepulauan Spratly Laut China Selatan dapat menyebabkan destabilisasi daerah. Dia mendesak semua negara yang terlibat dalam masalah ini untuk berperilaku secara bertanggung jawab.
“Saya berharap dan berharap bahwa semua negara, termasuk China, akan berperilaku bertanggung jawab,” kata Nakatani selama Shangri-La Dialogue konferensi keamanan di Singapura sebagaimana dikutip Sputnik Sabtu 30 Mei 2015.
Terlepas dari China, Spratly yang diklaim oleh setengah lusin negara, termasuk Malaysia, Filipina dan Vietnam. Baik Jepang maupun Amerika Serikat tidak memiliki klaim teritorial di Laut China Selatan.
Beberapa bulan terakhir telah terjadi peningkatan ketegangan di kawasan itu. Amerika Serikat mengecam keras China sementara Beijing meminta AS tidak ikut campur urusan wilayah China Selatan. Menurut Menteri Pertahanan Ash Carter, reklamasi China di Laut China Selatan telah melanggar hokum internasional.
Seorang perwira militer China dengan cepat merespon dengan membalik pernyataan Carter sebagai “tidak berdasar dan tidak konstruktif”. Menurut China apa yang dilakukan adalah hal yang wajar dan dibenarkan.
Awal bulan ini, pejabat pertahanan AS mengklaim bahwa China diduga telah menempatkan dua kendaraan artileri besar di salah satu pulau buatan di Laut China Selatan tetapi tidak ada foto yang dirilis dalam mendukung tuduhan.
Carter memperingatkan bahwa selain dari China, negara-negara lain yang melaksanakan proyek-proyek reklamasi tanah kecil di Laut China Selatan harus menghentikan aktivitas mereka.


Sumber  : Jejaktapak

Read more »

Jumat, 29 Mei 2015

Rusia: Ekspansi NATO Kelewat Batas, Kami Akan Merespon

Rusia Ekspansi NATO Kelewat Batas Kami Akan Merespon
Rusia mengaku akan segera memberikan respon terhadap eskpansi yang dilakukan NATO, khususnya dalam hal pertahanan rudal. (Sputnik)

MOSKOW - Rusia mengaku akan segera memberikan respon terhadap eskpansi yang dilakukan NATO, khususnya dalam hal pertahanan rudal. Negeri Beruang Merah itu berpandangan, ekpansi yang dilakukan NATO sudah tidak terkendali dan kelewat batas.

"Dalam situasi dimana ekspansi sistem pertahanan rudal NATO sudah tidak terkendali, yang mampu mencegat ICBM milik Rusia. Maka, Rusia akan melakukan seperti yang sudah sering kami utarakan dan merasa perlu untuk segera memberikan respon yang memadai akan hal ini," kata pejabat Kementerian Pertahanan Rusia, Jenderal Anatoly Ivanov.

Pernyataan Ivanov ini merupakan penegasan dari apa yang sudah pernah diutarakan oleh Kepala Staf militer, Rusia Jenderal Valery Gerasimov. Dalam pernyataannya, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (29/5/2015), Gerasimov memperingatkan kepada negara anggota NATO soal perluasan sistem pertahanan udara ini.

Dirinya menyatakan, Rusia mungkin terpaksa akan menjadikan setiap negara yang dipasangi sistem pertahanan udara NATO buatan Amerika Serikat tersebut sebagai sasaran tembak mereka. "Kami terpaksa akan menargetkan mereka," katanya.

"Kekuatan non-nuklir, dimana telah dipasangi sistem pertahanan udara tersebut akan menjadi prioritas utama kami," tambah Gerasimov, merujuk pada Rumania dan Polandia, dua negara pertama yang dipasangi sistem pertahanan udara NATO.


Sumber : SINDOnews

Read more »

Si 'Robot Terbang' Jet Tempur T-50 Rusia Kalahkan F-35 AS

Si Robot Terbang Jet Tempur T 50 Rusia Kalahkan F 35 AS

Pesawat jet tempur T-50 yang dijuluki 'robot terbang' Rusia diklaim mengalahkan pesawat jet tempur F-35 AS. | (RIA Novosti / Grigory Sisoev)

MOSKOW - Pesawat jet tempur generasi kelima Sukhoi PAK-FA yang dikenal dengan nama T-50 sedang merampungkan uji coba senjata serbaguna. Pesawat jet tempur yang dijuluki si robot terbang Rusia ini diklaim mengalahkan pesawat jet tempur generasi kelima F-22 dan F-35 Amerika Serikat (AS).

Klaim kehebatan si robot terbang Rusia ini disampaikan komandan Angkatan Udara Rusia, Letnan Jenderal Viktor Bondarev, saat uji coba Kamis kemarin. ”Bila dibandingkan dengan jet tempur generasi kelima F-22 atau F-35, Sukhoi PAK-FA akan mengalahkan mereka dalam semua aspek teknis,” katanya.

Menurutnya, si robot terbang Rusia ini benar-benar bisa diandalkan untuk perang di semua medan. ”Bisa sama-sama terlibat untuk target di tanah, di udara dan di laut,” ujarnya, yang dikutip dari Russia Today, Jumat (29/5/2015). (Baca juga: Inilah Jet Tempur T-50 Si Robot Terbang Rusia)

Angkatan Udara Rusia akan menjadi pihak pertama yang menerima pesawat jet tempur T-50 ini pada tahun 2016 mendatang. Sedangkan pada tahun 2017, pesawat jet tempur canggih ini akan diproduksi secara serial.

Bondarev mengatakan, mesin pesawat jet tempur PAK-FA dikembangkan dengan program yang dia namakan program pesawat tempur ”siluman praktis”.

Beberapa hari lalu, Penasihat Wakil Kepala Radioelectronic Technologies Concern (KRET), Vladimir Mikheev, mengatakan pesawat jet tempur PAK-FA sudah setaraf dengan “robot terbang”. ”Sudah sampai tahap robot terbang, di kokpit, penerbang tidak hanya satu-satunya pilot, tetapi sebenarnya menjadi salah satu konstituen perangkat terbang,” kata Mikheev.

“Artinya, reaksi penerbang adalah bagian dari kontrol loop,” katanya lagi. Menurut Mikheev, inovasi teknologi yang digunakan dalam pesawat jet tempur T-50 adalah sejenis panel pintar.

Sementara itu, para pejabat militer AS telah menyatakan keprihatinan terkait produksi pesawat jet tempur generasi kelima Rusia.”Kinerja itu jelas terlihat untuk bersaing dengan Raptor,” tulis The National Interest mengutip pejabat senior militer AS saat membandingkan pesawat jet tempur F-22 dengan PAK-FA.

Mantan kepala intelijen Angkatan Udara AS, Letnan Jenderal Dave Deptula, juga pernah berkomentar ketika Rusia mulai merancang pesawat jet tempur PAK-FA. “Memiliki desain yang cukup canggih yang setidaknya sama dan beberapa apsek bahkan lebih unggul dari pesawat tempur generasi kelima AS,” katanya.



Sumber : SINDOnews

Read more »

TNI AD Menang Telak Lomba Menembak, Panitia Sewot


Ilustrasi

Ilustrasi
Tim dari Angkatan Darat Indonesia menang telak dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM). Indonesia menggulung Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa. TNI AD mengantongi 30 medali emas dari 50 medali yang diperebutkan.
Panitia pun sewot dengan kemenangan ini dan meminta agar senjata buatan Pindad yang digunakan dibongkar karena dituduh bentuk kecurangan. “Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata kami,” kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo sebagaimana dikutip Antara.
Namun Gatot menolak memberikan izin kepada panitia lomba membongkar senjata-senjata yang dipakai perwakilan TNI AD. Jika panitia lomba hendak membongkar senjata TNI, Gatot pun meminta senjata semua peserta juga dibongkar.
Jenderal Gatot pun membantah isu yang menyatakan bahwa peserta lain dalam lomba tersebut mengalah untuk Indonesia. Menurut Gatot, kehormatan negara dan kesatuan militer para peserta dipertaruhkan dalam lomba tersebut. Dengan demikian, mustahil jika ada perwakilan negara tertentu yang pura-pura kalah. “Apakah Marinir Amerika Serikat mau mengalah dalam lomba menembak? Tentu tidak,” ujarnya.
Salah satu anggota kontingen TNI AD, Sersan Dua Misran, juga mengatakan Australia dan negara peserta lainnya kaget melihat perwakilan Indonesia memborong medali. Menurut Misran, panitia lomba mencurigai ada kecurangan dalam spesifikasi pistol G2 dan senapan serbu SS2 V4 buatan PT Pindad Persero yang dipakai personel TNI AD. “Padahal spesifikasi kami sama dengan senapan M-16 buatan Amerika Serikat yang dipakai juga di lomba itu,” tutur Misran.
Dalam lomba tersebut, TNI AD menurunkan 14 prajurit terbaiknya yang berasal dari kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Komando Cadangan Strategis (Kostrad). Lima staf dan dua tenaga ahli dari PT Pindad juga ikut serta menemani 14 prajurit TNI AD.



Sumber : Jekatapak

Read more »

Butuh 119 Unit Kendaraan Taktis, Korpaskhas Sambangi PT Pindad



Komodo rantis pindad [fallenpx]

Sejumlah pejabat utama Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) menyambangi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (28/5/2015). Dalam kunjungan tersebut, pasukan elite TNI Angkatan Udara ini membutuhkan 119 unit kendaraan taktis (rantis). Korpaskhas memuji produk alat utama sistem senjata (alutsista) karya Pindad.

"Kami berharap rantis yang akan kita miliki itu diproduksi di Pindad. Tentu sebagai anak bangsa, kami berkomitmen dan berkewajiban kebutuhan tersebut diserahkan kepada Pindad sebagai industri pertahanan dalam negeri," kata Dankorpaskhas Mersekal Muda TNI Adrian Wattimena usai berjumpa dengan para petinggi PT Pindad.

Adrian menjelaskan, ratusan rantis yang kelak dimiliki nanti untuk seluruh kebutuhan Paskhas yang terdiri sembilan Batalyon Komando dan lima Detasemen Pasukan Khusus.

"Mereka harus didukung kemampuan mobilitas tinggi dengan menggunakan rantis. Dari semua kebutuhan itu rinciannya 119 rantis yang terdiri berbagai tipe dan jenis," ujarnya.
http://4.bp.blogspot.com/-RXtQdgEJzZc/UaQwAcx9woI/AAAAAAAAFOg/u9ybuU0BVJk/s1600/DMV30T+indonesian+military+vehicle+4.jpgApakah Pindad akan memproduksi rantis rancangan PT DI

Meski begitu, sambung Adrian, pihaknya menyadari untuk merealisasikan kebutuhan ratusan unit rantis itu diperlukan anggaran serta kebijakan dari Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI.

Lebih lanjut Andrian menuturkan, kunjungan ke PT Pindad bertujuan menambah pengetahuan teknologi alutsista yang bisa mendukung kebutuhan operasi dan latihan Korpaskhas. Terlebih pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yaitu memaksimalkan kemampuan industri dalam negeri guna memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan dan keamanan.

"Varian-varian produksi Pindad tidak kalah dengan produk luar negeri," ucap Adrian.

Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim merespons positif rencana strategis Korpaskhas ke depan dalam hal dukungan peralatan pertahanan. "Tentunya kita harapkan ada anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut. Kita juga siapkan produk-produk unggul," ucap Silmy.

Selama ini kerja sama PT Pindad dengan Korpaskhas sudah terjalin melalui penggunaan produk senapan serbu berbagai varian seperti SS2-V1 dan SS2-V4.
  
Sumber : detik   

Read more »

Hacker Tiongkok Mata-matai Indonesia Sejak 10 Tahun Lalu


Laporan terbaru yang dirilis perusahaan keamanan komputasi, FireEye, mengungkapkan fakta yang mengejutkan.

Menurut laporan bertajuk "Apt 30 and the Mechanics of a Long-Running Cyber Espionage Operation", FireEye mengklaim telah menemukan bukti operasi spionase cyber yang disponsori oleh pemerintah China terhadap negara-negara di wilayah Asia Tenggara dan India, termasuk Indonesia.

FireEye memaparkan bahwa pemerintah China telah menggelar sebuah operasi intelijen yang disebut dengan "APT 30". Operasi yang bertujuan untuk melakukan penyadapan dan pencurian data-data rahasia ini menargetkan pemerintahan yang berkuasa, informasi militer, ekonomi, perbankan, dan bahkan jurnalis.

"Teknik serangan canggih seperti yang digunakan di operasi APT 30 ini membuktikan bahwa ada dukungan dari suatu negara, dan dampaknya dapat mempengaruhi berbagai lembaga pemerintahan maupun organisasi di Indonesia," kata Bryce Boland, Chief Technology Officer FireEye untuk wilayah Asia Pasifik.

Boland memaparkan, aksi spionase di ranah cyber negara-negara Asia Tenggara teridentifikasi sudah dilakukan pemerintah China sejak tahun 2005 silam. Ini artinya, selama 10 tahun terakhir berbagai data penting milik pemerintah dan perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah dikuasai oleh pihak asing.

"Target mereka adalah mendapatkan informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan pemerintah Cina untuk intelijen mereka, yaitu isu politik, ekonomi, dan militer, wilayah sengketa, dan diskusi yang berhubungan dengan legitimasi Partai Komunis China," ungkap Boland pada kesempatan konferensi pers yang berlangung hari ini, Kamis (28/5/2015), di Hotel Mulia Jakarta.

Jenis serangan ini, terang Boland, menggambarkan bagaimana sebuah kelompok hacker bisa secara gigih membahayakan berbagai lembaga di wilayah tertentu secara terus menerus.

"Kenapa aksi spionase cyber ini dikaitkan dengan pemerintah China? Pertama, kami memiliki intelijen yang bisa dipercaya. Kedua, infrastruktur dan tools (termasuk malware) yang mereka gunakan berbahasa China, serta yang ketiga, tools-nya sangat identik dengan kelompok-kelompok hacker asal China," ujar Boland.

(dhi/dew)



Sumber: CBN : Liputan6.com





Read more »

Kamis, 28 Mei 2015

Diam-diam Rusia Kirim Persenjataan Berat Dekati Ukraina

Diam-diam Rusia Kirim Persenjataan Berat Dekati Ukraina
Puluhan persenjataan berat, mulai dari tank hingga truk militer, dikirimkan dengan kereta menuju wilayah dekat perbatasan Ukraina. (Reuters/Maria Tsvetkova)


Moskow -- Militer Rusia diam-diam mulai mengirim tentara dan ratusan persenjataan berat, termasuk peluncur rudal, tank dan artileri ke dekat Ukraina, seperti yang disaksikan oleh Reuters.

Dalam laporannya Rabu (27/5), reporter kantor berita ini mengaku melihat sendiri pergerakan persenjataan berat bertanda Rusia dipindahkan dengan kereta menuju perbatasan Ukraina. Sementara tentara terlihat tidak mengenakan atribut Rusia, persis seperti kelompok separatis di Ukraina.

Pemandangan ini terlihat di lapangan tembak Kuzminsky, sekitar 50 kilometer dari perbatasan Ukraina. Disebut ini adalah bukti kuat langkah Rusia  memusatkan militer mereka mendekati Ukraina.

Padahal sebelumnya Rusia selalu membantah keterlibatan mereka dalam konflik di Ukraine timur, tempat pecahnya konflik antara tentara pemerintah dan pasukan separatis pro-Kremlin.

Keadaan ini sebelumnya pada awal bulan Mei telah diprediksi oleh komandan militer NATO Philip Breedlove yang mengatakan gencatan senjata hanya akan menjadi kesempatan bagi separatis untuk kembali mempersenjatai diri dan mempersiapkan serangan selanjutnya.

Invasi militer?

Kementerian Pertahanan Rusia menolak mengomentari laporan Reuters tersebut. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga membantah bahwa Rusia mulai mempersiapkan persenjataan untuk menginvasi Ukraina.

Beberapa tentara mengatakan mereka dikirim ke dekat perbatasan hanya untuk berlatih, tidak terkait dengan situasi di Ukraina. Namun seorang mantan tentara tahun lalu mengaku sempat diperintahkan menembakkan roket ke arah Ukraina saat latihan. Dia juga mengatakan, beberapa tentara juga dikirim melintasi perbatasan.

Persenjataan yang dikirimkan Rusia dekat perbatasan di antaranya adalah peluncur roket ganda Uragan, tank, senapan howitzer, dan berbagai persenjataan yang digunakan kelompok separatis di konflik Ukraina.

Reporter Reuters menyaksikan, dan mengabadikan dengan kamera ponsel, sebanyak 16 tank T-72 dan beberapa truk militer dikirim pada Selasa lalu. Selama empat hari sejak Sabtu lalu, sudah ada sedikitnya 26 tank dan 30 peluncur roket Uragan, puluhan truk dan beberapa mobil pengangkut tentara serta howitzer dikirim dengan kereta.

Jalan darat menuju Kuzminsky juga telah diperbaiki, diduga untuk mempermudah perjalanan kendaraan tempur. Jalan ini mengarah ke wilayah Luhanks, Ukraina, yang dikuasai oleh separatis.

Valentina Melnikova, aktivis HAM yang lekat mendampingi keluarga tentara Rusia mengaku mendapat informasi bahwa wilayah Rostov memang dijadikan pos bagi tentara yang ingin ke Ukraina.

Seorang ibu dari tentara Rusia kepada Melnikova mengatakan bahwa putranya mendengar komandan mengatakan bahwa mereka akan dikirim ke Rostov setelah 20 Mei untuk menuju Ukraina.

"Mereka akan menandatangani surat soal kerahasiaan informasi dan soal bertindak secara sukarela," kata Melnikova.
 
 
 
Sumber : CNN Indonesia 

Read more »

China: AS Sedang Menabur Benih Kekacauan di Asia

China AS Sedang Menabur Benih Kekacauan di Asia

Dalam pernyataan terbaru yang dilontarkan, China menyebut AS tengah berusaha menebar benih-benih kekacaukan di kawasan Asia. (istimewa)
BEIJING - Perseteruan antara China dan Amerika Serikat (AS) akibat konflik di Laut China Selatan terus meruncing. Dalam pernyataan terbaru yang dilontarkan, China menyebut AS tengah berusaha menebar benih-benih kekacaukan di kawasan Asia.

"AS mulai menunjukan ancaman, dengan berusaha menebar kecauan di kawasan Asia-Pasfisik. Mereka menghasut negara-negara yang terlibat bentrokan dengan Beijing di kawasan Laut China Selatan," kata juru bicara kementerian luar negeri China, Hua Chunying.

Hua, seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis (28/5/2015) juga mengingatkan kepada AS, apakah tindakan mereka di kawasan Laut China Selatan sesuai dengan kepentingannya. Dirinya ragu, bila perang benar-benar terjadi di kawasan tersebut, AS akan mendapat keuntungan.

"Jika lokomotif pertumbuhan utama dunia jatuh ke dalam kekacauan, apakah hal itu akan sesuai dan dapat memenuhi kepentingan AS?" tanya Hua. Laut China Selatan merupakan rute pelayaran utama untuk perdagangan internasional, jadi dengan kata lain wilayah itu memang lokomotif ekonomi dunia.

Pernyataan Hua ini sendiri datang hanya beberapa jam setelah Kepala Pentagon, Ashton Carter menegaskan, pihaknya akan terus mengirim pesawat militer dan kapal-kapal perangnya untuk patroli di Laut China Selatan. Dirinya berdalih, kawasan itu merupakan wilayah internasional, di mana pesawat atau kapal dari negara mana pun berhak melakukan navigasi.

Carter juga mendesak China untuk segera menghentikan segala macam pembangunan di kawasan sengketa tersebut.  (Baca juga: Tak Takut China, Kapal Perang AS Akan Patroli di Laut China Selatan)


Sumber  : SINDOnews

Read more »

Rusia Dituding Mobilisasi Pasukan dan Senjata ke Perbatasan Ukraina

Rusia Dituding Mobilisasi Pasukan dan Senjata ke Perbatasan Ukraina
Rusia juga dikabarkan turut membawa beberapa peralatan tempur mereka, termasuk tank ke wilayah itu. (Reuters)

KHUTOR CHKALOVA - Pemerintah Rusia kembali dilaporkan memobilisasi pasukan serta senjata ke lapangan tembak Kuzminsky, yang berada di dekat perbatasan Rusia dan Ukraina. Rusia juga dikabarkan turut membawa beberapa peralatan tempur mereka, termasuk tank ke wilayah itu.

Melansir Reuters pada Kamis (28/5/2015), mayoritas dari kendaraan tempur yang dikirim ke wilayah tersebut tidak menggunakan tanda identitas dan juga tidak memilii pelat nomor. Jumlah senajata yang dikirimkanpun lebih banyak bidangkan kali terakhir mereka memobilisasi pasukan dan senjata ke wilayah itu, pada Maret lalu.

Jumlah senjata yang dikirimkan hampir tiga kali lebih banyak dari yang dikirimkan pada Maret. Menurut laporan Reuters, tampak empat kereta barang yang dipenuhi pasukan dan kendaraan militer sampai di stasiun kereta di wilayah Rostov, bagian selatan Rusia.

Selain itu, perawakan dan dandanan pasukan yang membawa persenjataan itu memiliki kesamaan dengan pasukan yang terlihat di wilayah Ukraina timur. Kiev dan Barat menduga, mobilisasi ini bukanlah untuk persiapan melakukan latihan militer, tapi persiapan untuk menyelundupkan pasukan dan senjata ke Ukraina timur.

Sampai saat ini Negeri Beruang Merah itu belum akan bicara terkait laporan terbaru tersebut. Rusia selama ini selalu membantah bahwa mereka terlibat, baik secara langsung atau tidak langsung dalam konflik yang terjadi di Ukraina.\



Sumber : SINDOnews

Read more »

NATO Yakin Rusia Bisa Kuasai Negara-Negara Baltik dalam 2 Hari


nato

Jenderal Ceko Petr Pavel yang akan memangku jabatan Ketua Komite Militer NATO pada 1 Juni 2015 menganggap Rusia sebagai ancaman bagi keamanan semua negara NATO. Dia menempatkan urutan Rusia sejajar dengan ISIS.
Dia mengatakan Rusia mampu merebut negara-negara Baltik dan ibukota Ukraina Kiev hanya dalam waktu dua hari, demikian dilaporkan media Ceske Noviny sebagaimana dilansir Ria Novosti Kamis 28 Mei 2015.
“NATO tidak mampu bereaksi dengan baik ketika situasi berubah. Ukuran Eropa yang diperlukan untuk melawan ancaman dari Rusia dan ISIS tidak efektif,” kata jenderal itu.
“Aliansi memiliki satu cacat signifikan. Prosedur yang rumit dari pengambilan keputusan NATO mencakup 28 negara anggota, dan mereka semua harus mencapai kesepakatan,” tambahnya.
Menurut Pavel, pejabat Rusia dapat membuat keputusan dalam beberapa jam sementara Komando NATO akan menghabiskan terlalu banyak waktu bisa mencapai sikap bersama.
Dalam pidatonya, Pavel juga mencatat bahwa NATO harus membuat keputusan yang sulit: apakah untuk memulai perang melawan Rusia yang bisa berubah menjadi konflik nuklir.


Sumber : Jejaktapak

Read more »

Rabu, 27 Mei 2015

Ancaman Keras Rusia ke Barat: Kerahkan Tank Tak Butuh Visa!

Ancaman Keras Rusia ke Barat Kerahkan Tank Tak Butuh Visa

Wakil PM Rusia, Dmitry Rogozin, mengancam Barat dengan berujar pengerahan tank tak butuh visa. | (Sputnik)
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengeluarkan ancaman keras terhadap Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya karena tidak tak tahan dengan sanksi yang dijatuhkan. Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Rogozin menyatakan jika Rusia terus dikenai sanksi, maka tank tempur Kremlin “berbicara”.

Rogozin adalah pejabat Kremlin yang bertanggung jawab atas sektor pertahanan Rusia. Dengan emosi, Rogozin menanggapi keprihatinan Barat atas meningkatknya ketegasan Kremlin di Arktik atau Kutub Utara.

”Saya selalu bercanda tentang hal itu. Jadi, jika mereka (Barat) tidak akan memberi kita visa, menempatkan kita pada daftar sanksi, maka tank (Kremlin) tidak perlu visa!,” kata Rogozin.

Rusia baru-baru ini menggelar latihan perang besar-besaran di Arktik untuk menegaskan klaimnya atas atas sumber daya energi dan mineral di kawasan itu. Rogozin bersumpah bahwa Rusia akan terus mengeksploitasi kekayaan sumber daya mineral di Arktik.

Menurutnya, AS dan Eropa yang prihatin dengan langkah Rusia itu sejatinya takut dengan Kremlin. “Barat takut dengan fakta bahwa kekuatan yang sangat besar kami sudah dilihat,” katanya, seperti dilansir news.com.au, Rabu (27/5/2015).

Wakil PM Rusia ini sebelumnya menjabat sebagai Duta Rusia untuk NATO. Dia sudah masuk daftar tokoh yang dijatuhi sanksi oleh AS dan Uni Eropa setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina pada Maret 2014.


Sumber : SINDOnews

Read more »

Rusia: Eropa Butuh 15 Tahun untuk Bangun Pesaing Armata

armata


Rusia mengatakan untuk bisa membangun tank yang mampu menandingi T-14 Armata, Eropa membutuhkan waktu setidaknya 15 tahun.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin mengatakan konstruksi tangki Rusia telah selangkah lebih maju sejak zaman T-34. “Eropa akan dapat memberikan jawaban yang layak untuk tank Armata Rusia dalam waktu 15 tahun,” kata Dmitry Rogozin dalam program Voskresny Vecher (Sunday Night) di televisi Rusia.
Seperti diberitakan sebelumnya Prancis dan Jerman telah mengatakan akan bergabung untuk membuat tank Leopard 3 yang akan menyaingi Armata. Kendaraan militer yang baru akan siap pada tahun 2030 itu untuk mengganti tangki Leopard 2, yang saat ini dalam pelayanan operasional dengan tentara beberapa negara Eropa. “Jadi butuh 15 tahun untuk membuat pesaing Armata,” katanya.
Sementara pada kurun waktu itu, Rusia dipastikan sudah mengembangkan T-14 dengan berbagai upgrade,




Sumber : Jejaktapak

Read more »

Inilah Gambaran Kekuatan Militer China di Semua Lini


jf-17 pak

Tentara Pembebasan Rakyat telah berkembang dengan cepat menjadi salah satu militer yang paling kuat di dunia dan memiliki hingga 10.000 hulu ledak nuklir di gudangnya.
Global Times, surat kabar milik pemerintah mengungkapkan berbagai perkembangan di sejumlah bagian dari militer China. Global Times mencatat teknologi militer China telah berkembang cepat sejak pergantian abad, menjadi negara dengan anggaran pertahanan tertinggi kedua di dunia di belakang Amerika Serikat sementara tetap mempertahankan tentara terbesar di dunia dalam jumlah personel.
Pada 2013, China merilis jumlah personel PLA untuk pertama kalinya, mengklaim bahwa negara itu memiliki total 1.483.000 tentara, termasuk 850.000 di Angkatan Darat, 235.000 di Angkatan Laut, dan 398.000 di Angkatan Udara PLA. Sementara Departemen Pertahanan AS memperkirakan pada tahun yang sama bahwa PLA Angkatan Darat sendiri memiliki 1,25 juta orang. Dan berikut perkembangan milter China di berbagai matra yang dilaporkan Global Times.

1. PLA Angkatan Darat
china militer


Para ahli memperkirakan bahwa Angkatan Darat memiliki 18 korps seukuran Grup dengan  7.000 tank modern, 8.000 artileri. Jika senjata tua tetapi masih operasional dimasukkan dalam hitungan Angkatan Darat diperkirakan memiliki total 9,000-12,000 tank, hampir 12.000 kendaraan infanteri dan kendaraan lapis baja, lebih dari 2.000 jenis artileri self-propelled, hampir 3.000 roket, lebih dari 7.000 sistem anti-tank rudal, 15.000 senjata anti-pesawat dan sistem rudal, dan sekitar 6.000 artileri dan 10.000 mortir.
Sementara beberapa peralatan telah menjalani program modernisasi sejak awal abad ini. Sekarang mereka memiliki hampir 1.000 tank tempur utama Jenis-99, yang dapat melawan tank dari negara-negara maju, dan persenjataan yang dilengkapi berbagai self-propelled artillery and rockets, termasuk yang paling kuat di dunia roket WS-2D, yang memiliki jangkauan hingga 400 kilometer.

2. Angkatan Udara
CHINA3

Angkatan Udara China saat ini memiliki jumlah pesawat tempur terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Rusia. Amerika memperkirakan negara ini memiliki sekitar 2.100 jet tempur modern dan 1.500 pesawat tempur tua, 500 pesawat angkut dan lebih dari 100 pesawat pengintai. China di antaranya memiliki lebih dari 100 jet tempur multirole J-10 dalam pelayanan, serta 280 pembom strategis Tu-16 dan jet tempur MiG-19. Selain itu juga memiliki 120 jet tempur-pembom JH-7 buatan dalam negeri.
Selama 25 tahun terakhir, China telah membeli 176 pesawat tempur yang terdiri Su-27 dan Su-30 buatan Rusia dan mengembangkan pesawat tempur generasi kelima sendiri seperti J-20 dan J-31, yang telah menyelesaikan tes penerbangan. Pada 2013, China berhasil melakukan penerbangan perdana pesawat angkut militer besar Y-20. Pesawat ini diharapkan akan menggunakan mesin buatan China pada 2017 menggantikan mesin buatan Rusia.
Dalam hal helikopter serang, China telah mengembangkan Z-10, yang dirancang terutama untuk misi perang anti-tank tetapi juga memiliki kemampuan skunder untuk perang udara ke udara. China juga telah membangun lini produksi yang lengkap untuk kendaraan udara tak berawak (UAV), dengan meluncurkan drone profil tinggi Guizhou Soar Dragon pada tahun 2013. Drone ini  mampu membawa beban tempur 650 kilogram dan perjalanan lebih dari 7.000 km.


3.Senjata Nuklir
DF-21 China

DF-21 China
China menguji bom atom pertama di tahun 1964, menjadi negara kelima di dunia yang memiliki senjata nuklir. Sejak mengirimkan satelit pertamanya ke luar angkasa pada tahun 1970, teknologi kedirgantaraan China telah meningkat ke tahap di mana telah mengirimkan astronot ke luar angkasa secara berkala untuk lebih dari satu dekade, dan bahkan memiliki stasiun ruang angkasa sendiri, the-Tiangong 1, yang diluncurkan pada bulan September 2011.
Korps Artileri Kedua China memiliki sekitar 120.000 tentara dan 1,500-2,000 rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir, termasuk hampir 100 rudal balistik antarbenua (ICBM) seperti DF-5A dengan jangkauan 13.000 km.
Perkiraan konservatif China ada di urutan ketiga di belakang Rusia dan Amerika Serikat sebagai negara dengan senjata nuklir paling kuat di dunia, dengan setidaknya 130 rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir, sekitar 40 kapal selam rudal balistik berkemampuan nuklir, beberapa lusin bom nuklir dirancang untuk pembom strategis, dan 150-350 rudal jelajah nuklir. Angka-angka belum diverifikasi mengingat sifat rahasia mereka, dan perkiraan paling berani menunjukkan bahwa China bisa memiliki sebanyak hampir 10.000 hulu ledak nuklir.

4.Angkatan Laut
china

Sebelum pergantian abad ke-21, Angkatan Laut China dianggap sebagai “armada nyamuk” dibandingkan dengan kekuatan dunia. Sekarang, China telah menjadi pembuat kapal terbesar di dunia dengan lebih dari 3.000 galangan kapal di seluruh negeri.
Pada saat yang sama, China telah aktif membeli teknologi angkatan laut asing, termasuk empat kapal perusak dan 10 kapal selam dari Rusia pada pergantian abad, serta berbagai jenis sistem pertahanan laut dan rudal udara.
China sekarang juga memiliki kapal induk, Liaoning, ditugaskan pada tahun 2012 setelah dibangun kembali dari pembawa kapal induk era Soviet Varyag yang dibeli dari Ukraina. China juga tengah mengembangkan kapal induk sendiri, dengan dua kapal induk dilaporkan tengah dibangun.
Menurut data AS, pada 2014 Angkatan Laut China memiliki satu kapal induk, 24 kapal perusak, 49 frigat dipandu-rudal, sembilan korvet, 57 kapal pendarat, lebih dari seratus kapal rudal modern dan beberapa ratus kapal patroli penjaga pantai, serta 61 kapal selam diesel dan 5-8 kapal selam nuklir.


5. Pengeluaran militer
Infografis milik Dr. Zachary Abuza, data diambil dari SIPRI. Klik untuk memperbesar infografis.

Selama 20 tahun terakhir, anggaran pertahanan China telah tumbuh 19 kali lipat, dari dari US$ 6 miliar pada 1994 menjadi US$ 20 miliar pada tahun 2002, kemudian tumbuh menjadi US$ 100 miliar pada 2012 dan US$ 130 miliar pada 2014. Para ahli memperkirakan bahwa sekitar 40% belanja pertahanan China digunakan untuk mengembangkan persenjataan teknologi tinggi untuk Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Pada bulan Maret, Beijing mengumumkan bahwa anggaran pertahanan China pada 2015 akan naik sebesar 10% menjadi hampir US$ 150 milyar meskipun AS analis percaya angka sebenarnya bisa menjadi dua kali lebih banyak. Ahli Eropa menghitung belanja militer China 2014 menjadi US$ 216 miliar, yang akan melebihi gabungan dari Rusia, Jepang, India dan Korea Selatan. Sejak 2008, belanja militer China telah menjadi kedua di dunia di belakang Amerika Serikat.
Militer China tetap bergantung pada industri senjata besar China, yang merangkum sekitar 30.000 perusahaan dan tiga juta pekerja. China sekarang juga telah menjadi eksportir senjata terbesar kelima di dunia, setelah Amerika Serikat, Rusia, Prancis dan Jerman. Tetapi di sisi lain China juga masih menjadi importir terbesar kedua di belakang India, meskipun diyakini bahwa angka ini akan terus turun seiring perkembangan industri militer China.

Read more »

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *