Pages

Pages

Pages

Selasa, 17 Februari 2015

Analis Militer AS : Perang Bawah Air Telah Berubah

Kapal selam

Sebuah teknologi generasi baru akan segera muncul untuk mengubah sifat perang di bawah air, seorang analis Angkatan Laut Amerika Serikat memperingatkan, sembari menambahkan bahwa Angkatan Laut AS tidak hanya harus mengembangkan dan menggunakan persenjataan baru, tetapi juga harus mengubah konsep operasionalnya.

"Kita harus memikirkan strategi baru untuk perang bawah air," kata Bryan Clark, mantan awak kapal selam AS dan seorang ahli strategi angkatan laut di Center for Strategic and Budgetary Assessments Amerika Serikat.

"Saat ini kita cenderung mengandalkan kapal selam untuk melakukan operasi taktis, tapi semua hal-hal ini akan berubah di masa depan," katanya kepada wartawan pada 22 Januari lalu di Washington. "Ancaman ini akan terus meningkat, potensi penggunaan kendaraan (bawah air) lain juga akan meningkat, dan kita harus menjadi pioneer dari teknologi baru jaringan bawah laut, kendaraan (bawah air) tak berawak dan komunikasi bawah air."

Clark, dalam laporannya menegaskan tentang desakan-desakan yang muncul dalam perang bawah air. Clark mendesak Angkatan Laut AS agar segera mengadopsi teknologi baru dan pendekatan yang berbeda untuk misi anti kapal selam (anti-submarine warfare / ASW).

Jangkauan deteksi bawah air memang telah meningkat dengan teknologi sonar pasif, katanya, dan kecanggihan prosesor saat ini telah dapat memfilter noise di bawah air untuk mengungkapkan keberadaan target. Namun kini telah banyak jenis kapal selam siluman, yang beberapa diantaranya memanfaatkan teknologi active noise-canceling, yang membuatnya semakin sulit untuk ditemukan dengan metode akustik.

Sensor non-akustik, seperti untuk mendeteksi efek gelombang di permukaan dan dalam air, dapat menjadi taktik yang berguna, kata Clark, dengan perbaikan dalam pemrosesan dan permodelan agar pendeteksian menjadi real time. Teknologi ini termasuk radar, deteksi elektro-optik, dan inframerah.

Revolusi juga terjadi pada sistem komunikasi bawah air, Clark mengungkapkan. Sistem kabel, serat optik, laser, frekuensi radio, akustik dan light emitting diodes, semuanya dapat digunakan untuk mentransfer data dan informasi, namun bila dikombinasikan menjadi satu kesatuan jaringan, maka hasilnya akan lebih efektif.

Teknik komunikasi bahwa air yang baik akan meningkatkan kemampuan dalam menggunakan dan mengendalikan kendaran tak berawak bawah air (UUV), di mana saat ini teknologi UUV berkembang cepat, khususnya di bidang komersial.

"UUV dapat mengambil alih beberapa misi kapal selam, seperti pengawasan jarak dekat," kata Clark. "Perang kapal selam bisa bergeser sebagai kapal induk untuk menyebarkan UUV. UUV juga dapat dipersenjatai," sambung Clark. Clark menyarankan agar UUV dipersenjatai dengan torpedo anti-torpedo ringan, dan mampu melakukan pengintaian dan misi pengawasan lebih dekat ke garis pantai.
Setelah torpedo menghantam air dan relatif dekat dengan Anda dan menyasar kapal selam musuh, maka sudah tentu Anda harus menghindar
"Angkatan Laut AS juga perlu mengubah cara pendekatan ASW," Clark mendesak.
"Secara operasional, kita harus berpikir tentang pendekatan yang berbeda untuk misi ASW. Tidak menghancurkan atau membunuh kapal selam, tapi mungkin membuat kapal selam tersebut tidak efektif atau mandul, seperti yang telah kami lakukan sebelumnya dalam Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Dingin," kata Clark.

Diungkapkan Clark, senjata anti kapal selam baru yang dibutuhkan untuk jangkauan lebih dari 12 mil laut dapat berupa roket anti kapal selam yang diluncurkan oleh kapal perang permukaan.

"Anda dapat menggunakan rudal jelajah anti-kapal yang membawa torpedo yang sangat ringan dan kompak. Lalu torpedo dijatuhkan di atas kapas selam bahkan meskipun kapal selam itu berjarak 100 atau 200 mil (dengan bantuan rudal jelajah), kata Clark. "Torpedo itu mungkin tidak memiliki probabilitas untuk membunuh, tetapi jika Anda adalah pengawak kapal selma, maka Anda tidak akan menunggu untuk melihat apakah torpedo itu akan menghantam Anda atau tidak. Setelah torpedo menghantam air dan relatif dekat dengan Anda dan menyasar kapal selam musuh, maka sudah tentu Anda harus menghindar."

"Jadi, kapal selam (yang diserang dengan  cara) seperti itu telah menjadi tidak efektif. Kapal selam itu telah dibawa keluar dari pertarungan. Setidaknya untuk beberapa waktu hingga mereka siap menyerang kembali, atau mungkin mereka benar-benar kembali ke pangkalan," ungkap Clark. (End)'
 
 
 
Sumber : Artileri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar