Pertempuran melawan ISIS sepertinya akan memasuki babak baru. Tentara
Irak akan memulai serangan darat dalam beberapa pekan ke depan untuk
mengambil alih wilayah yang beberapa bulan belakangan dikuasai kelompok
tersebut.
“Akan ada serangan balik besar dari darat di Irak,” kata kata utusan
Amerika Serikat, John Allen, dalam wawancara dengan kantor berita Petra
Minggu (08/02/2015).
“Dalam beberapa pekan mendatang, saat pasukan pemerintah memulai
serangan darat untuk mengambil kembali wilayah Irak, sekutu antarbangsa
akan membantu dengan kekuatan,” kata dia dengan menekankan bahwa Bagdad
akan memimpin gerakan tersebut.
Penekanan serangan darat akan menjadi strategi yang berbeda dari apa
yang dilakukan selama ini. Untuk melawan ISIS dalam beberapa bulan
terakhir terus mengandalkan serangan udara yang digalang Amerika bersama
koalisi.
Allen juga membantah tuduhan bahwa Washington sengaja menunda pasokan
senjata dan pelatihan untuk tentara Irak di garis depan. Kepada Petra,
dia mengatakan, “Amerika Serikat telah melakukan upaya maksimal untuk
mengirim bantuan secepat mungkin.” Amerika Serikat sendiri sejauh ini
menjadi pemain utama dalam perang udara melakwan ISIS–yang saat ini
menguasai sebagian Irak dan Suriah serta menerapkan hukum Islam dengan
kejam di wilayah tersebut.
Sementara itu salah satu anggota koalisi internasional di bawah
koordinasi Washington, Yordania, pada Ahad mengumumkan telah melancarkan
puluhan serangan udara ke sejumlah target ISIS setelah kelompok
tersebut membakar hidup-hidup pilot asal Yordania.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dengan yakin
menyatakan bahwa serangan-serangan udara telah mulai menunjukkan
keberhasilan, terutama dalam hal pemotongan aliran dana untuk ISIS.
Menurut keterangan Kerry yang berbicara dalam acara konferensi
keamanan di Jerman pada Ahad, setidaknya sudah 2.000 serangan udara yang
dilancarkan oleh koalisi internasional sejak Agustus lalu.
Perang melalui udara itu telah berhasil merebut kurang lebih wilayah
seluas 700 kilometer persegi atau sekitar “seperlima dari area yang
mereka kuasai,” kata Kerry. Diplomat tertinggi Amerika Serikat itu tidak
merinci lebih jauh apakah wilayah yang telah direbut kembali itu berada
di Suriah atau di Irak.
Namun dia menambahkan bahwa sekutu “mengurangi kemampuan ISIS dalam
menggunakan 200 sarana gas dan minyak, mengganggu struktur komando
mereka, serta mempersempit pendanaan dan memecah belah personil”.
Sumber : Jejaktapak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar