Palma merupakan alternatif solusi efektif untuk melindungi perbatasan. Press photo. |
Daftar negara yang akan mendapatkan kompleks artileri misil
pertahanan udara Rusia Palash (Palma) akan segera bertambah panjang.
Berdasarkan keterangan Sergei Ignatov, Direktur Hubungan Ekonomi
Eksternal Nudelman KBtochmash, mereka tengah mempertimbangkan
kemungkinan untuk memasok sistem pertahanan udara Palma dan Sosna
(Pinus) ke negara-negara di Timur Tengah, Asia, dan Amerika Latin.
"Kami tak hanya siap menyediakan sistem misil antipesawat Sosna yang
baru, tapi kami juga bisa memperbaharui sistem Strela-10 yang telah
dipasok sebelumnya. Modernisasi 500 buah sistem Sterla-10 itu dapat
dilakukan baik di Rusia atau di negara pemilik," kata Ignatov pada TASS.
Menurut Ignatov, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Algeria telah menyatakan
ketertarikannya akan sistem misil terbaru ini.
"Senjata" untuk Negara Berkembang
Prinsip utama desain kompleks Sosna adalah sistem misil pertahanan
udara jarak pendek yang memiliki performa tinggi dengan biaya rendah.
Kompleks ini lebih mudah digunakan dan harganya lebih murah dibanding
kompetitor utamanya, sistem misil antipesawat Pantsir-S. Namun, Sosna
memiliki karakteristik tempur yang sebanding dengan Pantsir-S.
Kompleks Sosna akan menyelesaikan uji coba negara pada pertengahan 2015. Foto: Press photo.
|
Sosna pertama kali tampil di publik pada 2013. Menurut pihak
pengembang, komplek tersebut didesain untuk melindungi unit militer dan
beroperasi di seluruh operasi tempur, termasuk dalam pergerakan di
darat, untuk menangkal serangan udara, sekaligus mengintai posisi musuh.
Sistem ini dapat bekerja kapan saja, bahkan di tengah kabut dan di kala
hujan, serta tak gentar menghadapi senjata elektronik aktif.
Sosna dapat mencapai target berjarak sepuluh kilometer dan pada
ketinggian lima kilometer menggunakan roket antipesawat ringan Sosna-R
yang memiliki kecepatan hingga 900 meter per detik.
Kompleks ini akan menyelesaikan uji coba negara pada pertengahan
2015. Pihak pengembang juga mempertimbangkan kemungkinan untuk
memodifikasi sistem agar dapat diangkut oleh pesawat tempur Rusia.
Meski Sosna belum digunakan oleh tentara Rusia, kompleks ini telah
memiliki prospek cerah di pasar mancanegara. Sosna dibuat berdasarkan
kompleks Sterla-10 yang dimodernisasi secara mendalam dan menyeluruh.
Pemimpin Redaksi Jurnal Vestnik PVO Said Aminor menjelaskan, Sterla-10
sendiri saat ini telah beroperasi di 20 negara di seluruh dunia, dan
memiliki pangsa pasar domestik dan mancanegara yang cukup luas.
Di Darat dan di Laut
Kompleks artileri roket berbasis kapal Palma merupakan alternatif
solusi efektif untuk melindungi perbatasan. Kompleks ini mampu menangkis
serangan rudal jelajah musuh saat mendekat, ketika misil antipesawat
sudah tak berdaya.
Menurut Ignatov, berkat desain yang fleksibel, kompleks ini dapat
ditempatkan di kapal, ditugaskan untuk mengamankan pelabuhan, serta
melindungi aset-aset strategis.
Untuk menghancurkan musuh berjarak empat kilometer dan di ketinggian
tiga kilometer, kompleks Palma menggunakan dua senjata antipesawat
AO-18KD. Senapan berlaras enam kaliber 30 mm dapat menembakkan lima ribu
peluru per menit (total sepuluh ribu peluru per menit).
Optoelektronik adalah suatu aplikasi perangkat elektronik yang berfungsi
mendeteksi dan mengontrol sumber cahaya atau dapat juga dikatakan
sebagai peralatan pengubah dari tenaga listrik ke optik atau sebaliknya.
Untuk mencari dan melacak target, Palma dapat diintegrasikan dengan
sistem radar kapal. Untuk itu, Palma memiliki stasiun kontrol
optoelektronik sendiri, yang dapat mendeteksi dan secara otomatis
mengikuti sebuah target 'pesawat' pada jangkauan hingga 30 kilometer. Ia
juga dapat menangkap dan menembak rudal jelajah yang berjarak sepuluh
hingga 12 kilometer.
Sistem misil Palma menggunakan rudal presisi Sosna-R, sama seperti sistem pertahanan udara jarak pendek berbasis darat Sosna.
Namun, berbeda dengan 'saudara'-nya yang belum seratus persen siap, Palma telah dipasok ke negara lain (Proyek Rusia 11661 Gepard (Cheetah) yang dikirim ke Vietnam, telah dilengkapi dengan sistem ini), serta sudah bergabung dalam perbendaharaan senjata Angkatan Laut Rusia. Kelak, kompleks ini akan dipasang pada proyek kapal fregat terbaru Rusia, Proyek 22350.
Sumber : RBTH Indonesia
Namun, berbeda dengan 'saudara'-nya yang belum seratus persen siap, Palma telah dipasok ke negara lain (Proyek Rusia 11661 Gepard (Cheetah) yang dikirim ke Vietnam, telah dilengkapi dengan sistem ini), serta sudah bergabung dalam perbendaharaan senjata Angkatan Laut Rusia. Kelak, kompleks ini akan dipasang pada proyek kapal fregat terbaru Rusia, Proyek 22350.
Sumber : RBTH Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar