Pages

Pages

Pages

Sabtu, 21 Maret 2015

Senat: AS Harus Hentikan Aksi China

us navy
  
Sejumlah pihak di Amerika tidak bisa menutupi kepanikan terkait pertumbuhan kekuatan militer China di Laut China Selatan. Sejumlah senator AS telah menuntut pemerintah membuat strategi resmi untuk menghentikan gerak China yang bisa mengancam dominasi Amerika di kawasan tersebut.
Dua senator dari Partai Republik – John McCain dan Bob Corker bersama dua senator dari Partai Demokrat – Jack Reed dan Bob Menendez  telah bersama-sama mengirimkan surat kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Pertahanan AS Ash Carter. Dalam surat yang dikirim Kamis 19 Maret 2015 itu disebutkan adanya kebutuhan untuk mengembangkan strategi yang komprehensif untuk melawan upaya reklamasi lahan China di Laut China Selatan. Tanpa rencana tersebut, “Kepentingan Amerika Serikat, serta sekutu dan mitra kami akan berdiri dalam risiko tinggi”
Surat itu secara khusus menyebutkan tentang Pulau Gaven Reef yang terletak di kelompok Spratly Island di mana telah terlihat perkembangan yang signifikan. Pemerintah China telah melakukan reklamasi pulau tersebut hingga menjadi basis kekuatan maritime baru.
Di bagian lain juga disinggung soal Johnson Reef, yang terletak di kelompok pulau yang sama. Pulau yang awalnya terendam itu sejak saat ini telah direklamasi hingga bisa membuat daratan seluas 25-acre.
“Sementara negara-negara lain membngun di atas daratan yang ada, China mengubah ukuran, struktur, dan atribut fisik tanah,” kata surat itu sebagaimana dilaporkan Ria Novosti  Sabtu 21 Maret 2015. “Ini adalah perubahan kualitatif yang muncul dirancang untuk mengubah status quo di Laut Cina Selatan.”
Senator menyatakan keprihatinan mereka bahwa salah satu terumbu karang itu dapat menjadi basis militer dan digunakan untuk membangun zona pertahanan udara baru. Ketakutan ini muncul apalagi sejak 2013 Beijing menciptakan zona identifikasi pertahanan udara (AIDZ) di Timur Laut Cina. Pengumuman itu diikuti oleh protes dari Amerika Serikat dan Jepang.
China memang telah mengkonfirmasi pihaknya membanagun instalasi militer di sebuah pulau buatan di dekat kepulauan Spratly yang disengketakan.
Namun, sementara mengutuk kehadiran militer China, Amerika Serikat telah lama mempertahankan pangkalan di Jepang dan Filipina. Bulan lalu, Angkatan Laut Amerika Serikat mulai menerbangkan beberapa pesawat mata-mata paling canggih, P-8A Poseidon, dari basis di Filipina. Hal ini dipandang sebagai sinyal ke Beijing.
Surat menyerukan strategi untuk membangun strategi khusus untuk memperlambat atau menghentikan kegiatan reklamasi China. “Kami memiliki hak untuk melakukan hal ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei dalam menanggapi surat Senator.
Komentar Beijing ini hanya mengulang saja sejak pemerintah AS pertama menyatakan keprihatinan tentang pembangunan di Kepulauan Spratly.
“China menegaskan kedaulatan yang tak terbantahkan atas Nansha [Spratly] Kepulauan dan perairan sekitarnya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying saat konferensi pers September lalu.
Laut Cina Selatan adalah hamparan yang penuh sengketa. Beijing mengklaim hampir 90% yang membuat sejumlah negara meradang karena juga mengklaim wilayah itu. Sejumlah negara yang kemudian terlibat tumpang tindih wilayah adalah Filipina, Vietnam, Brunei, dan Malaysia.


Sumber : Jejaktapak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar