Tentara
AS memanfaatkan kesempatan lain dalam membantu Ukraina yakni untuk
mengumpulkan data intelijen tentang teknologi militer Rusia.
“Tentu saja, kami mengambil keuntungan dari kesempatan untuk
mempelajari apa yang sedang dilakukan di Crimea dan Ukraina Timur, di
mana Ukraina telah mempekerjakan radar anti-rudal,” kata Letnan Jenderal
Ben Hodges, komandan Angkatan Darat AS di Eropa Selasa 31 Maret 2015 di
sebuah konferensi Angkatan Darat di Huntsville, Alabama dan dilaporkan
Dod Buzz dan dilansir Ria Novosti Kamis 1 April 2015.
“Radar kontra-mortir ringan, ternyata jauh lebih baik dari apa yang
kita perkirakan,” kata Hodges. “Tak satu pun dari kita yang pernah –
mungkin satu atau dua pengecualian – yang pernah berada di bawah
artileri Rusia [serangan] cara Ukraina memiliki, dan jadi kita telah
belajar banyak dalam cara mereka menanggapi itu.”
Sementara NATO dan Amerika Serikat bersikeras Rusia secara aktif
berjuang di hampir kekerasan selama setahun di Ukraina, Moskow telah
secara konsisten membantah tuduhan keterlibatannya.
Pejabat militer AS juga mengatakan ada juga potensi untuk mempelajari
ancaman cyber seperti hacking senjata dan sistem intelijen. Senjata
Rusia dan perusahaan teknologi Rostec mengungkapkan hal itu menyusup ke
sebuah drone intelijen Amerika tahun lalu karena terbang di atas Crimea.
Dan Angkatan Darat berharap pengalaman ini akan memberikan wawasan
tentang bagaimana meningkatkan dan melindungi teknologi jaringan penting
mereka yang telah menghabiskan miliaran dolar mencoba untuk
meng-upgrade.
“Tapi sebenarnya untuk dapat memproyeksikan kekuatan tempur ke
Pelabuhan Riga [di Latvia], atau Pelabuhan Bremerhaven atau Ramstein [di
Jerman], ada begitu banyak ketergantungan pada jaringan, dan Rusia
telah menunjukkan begitu banyak kemampuan di Ukraina dalam kemampuan
perang elektronik, “kata Hodges.
Sumber : Jejaktapak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar