Pages

Pages

Pages

Selasa, 19 Mei 2015

Jepang Berharap Besar Pada Osprey

osprey

Kemampuan respon cepat dari pasukan AS di Jepang akan semakin kuat. Departemen Pertahanan AS telah mengumumkan  akan menempatkan pesawat angkut CV-22 Osprey di Pangkalan Udara Yokota, Tokyo Barat, mulai tahun 2017. Jumlahnya akan mencapai 10 pesawat sampai 2021.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi rebalancing untuk meningkatkan kekuatan militer AS di kawasan Asia-Pasifik. Sebanyak 24 MV-22 Osprey sudah ditempatkan di Pangkalan Udara Korps Marinir Futenma di Prefektur Okinawa.  Osprey menawarkan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal seperti helikopter dikombinasikan dengan kecepatan tinggi setara pesawat sayap tetap dengan mesin turbroprop.

Kinerja dasar antara CV-22 dan MV-22 adalah sebanding. MV-22 memiliki kecepatan maksimum dua kali lipat dari CH-46 Chinook, helikopter transportasi konvensional. Helikopter ini dapat membawa payload tiga kali lebih banyak dan memiliki radius jangkauan empat kali lebih jauh.

Tetapi berbeda dengan MV-22, CV-22 dirancang terutama untuk operasi khusus dan  sensitif, seperti menyelamatkan sandera. Helikopter ini juga mampu beroperasi lebih baik pada malam hari, karena memiliki radar deteksi dan fungsi lainnya. Misi utama pesawat saat dikatakan pengangkutan pasukan AS Operasi Khusus yang ditempatkan di Okinawa Prefecture, Hawaii dan di tempat lain.
Angkatan Darat Jepang berencana untuk mendapatkan 17 MV-22 mulai tahun fiskal ini untuk penyebaran di Saga Airport. Kementerian Pertahanan siap untuk membangun perbaikan dan pemeliharaan basis reguler untuk MV-22 di garnisun GSDF di Kisarazu, Prefektur Chiba.
Menggunakan jenis yang sama dari pesawat angkut akan menghasilkan operasi yang lebih efektif antara pasukan Amerika dan Jepang seperti kontingensi di Semenanjung Korea dan pertahanan Kepulauan Nansei. Kedua belah pihak harus melakukan berbagai latihan masa damai untuk memperkuat kerangka kerja sama.
Meski saat ini masih ada kekhawatiran terhadap catatan keamanan Osprey itu. Kecelakaan serius yang melibatkan MV-22 terjadi pada tingkat 2,12 per 100.000 jam terbang pada September lalu, peringkat ini lebih rendah dibandingkan kecelakaan antara semua pesawat militer AS. Sementara tingkat untuk CV-22 sedikit lebih tinggi di 7.21, angka mencerminkan pengurangan setengah selama empat tahun. Terakhir pada Senin 18 Mei 2015 sebuah MV-22 Osprey juga jatuh di  Hawaii menewaskan satu anggota Marinir. Militer AS harus melakukan segala sesuatu yang bisa untuk meningkatkan keselamatan operasi Osprey.



Sumber : Jejaktapak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar