"Air Asia saja yang korban meninggal semua kita bantu, masak orang yang masih hidup ini tidak kita bantu?"
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), kamis akhirnya memerintahkan untuk
menampung semua pengungsi Rohingya yang mengapung di tengah laut.
Apabila di atas 10.000 orang akan disiapkan satu pulau sebagai tempat pengungsian sementara selama satu tahun. Pulau tersebut akan dipilih antara kepulauan Riau atau sebuah pulau yang ada di Aceh.
"Saya perintahkan Menlu dan Polkam agar menampung semua pengungsi Rohingya tersebut," papar JK kepada para wartawan Indonesia di Tokyo (21/5/2015).
JK menganggap kalau Pemerintah Indonesia membiarkan orang yang sudah sekarat susah itu dibiarkan mati, "Kita biadab kalau membiarkan mereka meninggal (di laut). Di mana naluri kemanusiaan kita?" tambahnya.
JK meminta semua pihak untuk menerima pengungsi tersebut, "Air Asia saja yang korban meninggal semua kita bantu, masak orang yang masih hidup ini tidak kita bantu sih?" tambahnya.
Apabila para pengungsi jumlahnya 10.000 atau lebih maka JK akan menyiapkan satu pulau tertentu di Indonesia untuk menampung mereka sementara. Biaya makan mereka disepakati dibayar bersama antara Indonesia dan Malaysia.
"Tadinya mau di pulau galang tetapi infrastrukturnya rusak sehingga tidak jadi. Lalu sekarang kita pusatkan ke sebuah pulau di Aceh, atau satu lagi di kepulauan di Riau, masih diteliti lebih lanjut kemungkinanya belum diumumkan," ungkap JK lagi.
Lalu ada yang bertanya kepada JK mengenai anak-anak para pengungsi, "Saya bilang anak-anak itu ya coba saja dimasukkan ke panti asuhan sementara atau masukkan ke pesantren untuk belajar sementara."
Sebelumnya Menolak
Sebelumnya PBB dan Organisasi HAM internasional mengecam langkah TNI-AL Indonesia menolak kapal berpenumpang migran Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh menepi di Indonesia.
Panglima laut, Aceh Timur, yang menyelamatkan pengungsi rohingya mengatakan pihaknya merasa 'tidak sampai hati' apabila tidak memberikan pertolongan terhadap orang-orang yang mereka jumpai di tengah laut dalam kondisi memprihatinkan.
"Rasanya kami tidak sampai hati untuk tidak menolong. Susah, karena ini masalah kemanusiaan," ungkap Panglima Laot Provinsi Aceh, Teuku Bustaman.
Bahkan nelayan Aceh, Julok, Aceh Timur, diancam POLAIR (Polisi Air) akan memenjarakan para nelayan jika melakukan penyelamatan lagi.
"Dia (polisi) bilang, kami akan dipenjara jika membantu orang (rohingya) ini lagi. Tapi kami tidak peduli, karena ada anak-anak di dalamnya. Tadinya jika mereka tidak juga boleh ke darat para nelayan akan demonstrasi," ungkap Sunan, 38.
TRIBUN/ACW
Apabila di atas 10.000 orang akan disiapkan satu pulau sebagai tempat pengungsian sementara selama satu tahun. Pulau tersebut akan dipilih antara kepulauan Riau atau sebuah pulau yang ada di Aceh.
"Saya perintahkan Menlu dan Polkam agar menampung semua pengungsi Rohingya tersebut," papar JK kepada para wartawan Indonesia di Tokyo (21/5/2015).
JK menganggap kalau Pemerintah Indonesia membiarkan orang yang sudah sekarat susah itu dibiarkan mati, "Kita biadab kalau membiarkan mereka meninggal (di laut). Di mana naluri kemanusiaan kita?" tambahnya.
JK meminta semua pihak untuk menerima pengungsi tersebut, "Air Asia saja yang korban meninggal semua kita bantu, masak orang yang masih hidup ini tidak kita bantu sih?" tambahnya.
Apabila para pengungsi jumlahnya 10.000 atau lebih maka JK akan menyiapkan satu pulau tertentu di Indonesia untuk menampung mereka sementara. Biaya makan mereka disepakati dibayar bersama antara Indonesia dan Malaysia.
"Tadinya mau di pulau galang tetapi infrastrukturnya rusak sehingga tidak jadi. Lalu sekarang kita pusatkan ke sebuah pulau di Aceh, atau satu lagi di kepulauan di Riau, masih diteliti lebih lanjut kemungkinanya belum diumumkan," ungkap JK lagi.
Lalu ada yang bertanya kepada JK mengenai anak-anak para pengungsi, "Saya bilang anak-anak itu ya coba saja dimasukkan ke panti asuhan sementara atau masukkan ke pesantren untuk belajar sementara."
Sebelumnya Menolak
Sebelumnya PBB dan Organisasi HAM internasional mengecam langkah TNI-AL Indonesia menolak kapal berpenumpang migran Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh menepi di Indonesia.
Panglima laut, Aceh Timur, yang menyelamatkan pengungsi rohingya mengatakan pihaknya merasa 'tidak sampai hati' apabila tidak memberikan pertolongan terhadap orang-orang yang mereka jumpai di tengah laut dalam kondisi memprihatinkan.
"Rasanya kami tidak sampai hati untuk tidak menolong. Susah, karena ini masalah kemanusiaan," ungkap Panglima Laot Provinsi Aceh, Teuku Bustaman.
Bahkan nelayan Aceh, Julok, Aceh Timur, diancam POLAIR (Polisi Air) akan memenjarakan para nelayan jika melakukan penyelamatan lagi.
"Dia (polisi) bilang, kami akan dipenjara jika membantu orang (rohingya) ini lagi. Tapi kami tidak peduli, karena ada anak-anak di dalamnya. Tadinya jika mereka tidak juga boleh ke darat para nelayan akan demonstrasi," ungkap Sunan, 38.
TRIBUN/ACW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar