Tim dari Angkatan Darat Indonesia menang telak dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesia menggulung Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa. TNI
AD mengantongi 30 medali emas dari 50 medali yang diperebutkan.
Panitia pun sewot dengan kemenangan ini dan meminta agar senjata
buatan Pindad yang digunakan dibongkar karena dituduh bentuk
kecurangan. “Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok,
panitia Australia hendak membongkar senjata kami,” kata Kepala Staf
Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo sebagaimana dikutip Antara.
Namun Gatot menolak memberikan izin kepada panitia lomba membongkar
senjata-senjata yang dipakai perwakilan TNI AD. Jika panitia lomba
hendak membongkar senjata TNI, Gatot pun meminta senjata semua peserta
juga dibongkar.
Jenderal Gatot pun membantah isu yang menyatakan bahwa peserta lain
dalam lomba tersebut mengalah untuk Indonesia. Menurut Gatot, kehormatan
negara dan kesatuan militer para peserta dipertaruhkan dalam lomba
tersebut. Dengan demikian, mustahil jika ada perwakilan negara tertentu
yang pura-pura kalah. “Apakah Marinir Amerika Serikat mau mengalah dalam
lomba menembak? Tentu tidak,” ujarnya.
Salah satu anggota kontingen TNI AD, Sersan Dua Misran, juga
mengatakan Australia dan negara peserta lainnya kaget melihat perwakilan
Indonesia memborong medali. Menurut Misran, panitia lomba mencurigai
ada kecurangan dalam spesifikasi pistol G2 dan senapan serbu SS2 V4
buatan PT Pindad Persero yang dipakai personel TNI AD. “Padahal
spesifikasi kami sama dengan senapan M-16 buatan Amerika Serikat yang
dipakai juga di lomba itu,” tutur Misran.
Dalam lomba tersebut, TNI AD menurunkan 14 prajurit terbaiknya yang
berasal dari kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Komando
Cadangan Strategis (Kostrad). Lima staf dan dua tenaga ahli dari PT
Pindad juga ikut serta menemani 14 prajurit TNI AD.
Sumber : Jekatapak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar