MOSKOW - Pemerintah
Rusia mengeluarkan ancaman keras terhadap Amerika Serikat (AS) dan
negara-negara Barat lainnya karena tidak tak tahan dengan sanksi yang
dijatuhkan. Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Rogozin menyatakan jika
Rusia terus dikenai sanksi, maka tank tempur Kremlin “berbicara”.
Rogozin adalah pejabat Kremlin yang bertanggung jawab atas sektor pertahanan Rusia. Dengan emosi, Rogozin menanggapi keprihatinan Barat atas meningkatknya ketegasan Kremlin di Arktik atau Kutub Utara.
”Saya selalu bercanda tentang hal itu. Jadi, jika mereka (Barat) tidak akan memberi kita visa, menempatkan kita pada daftar sanksi, maka tank (Kremlin) tidak perlu visa!,” kata Rogozin.
Rusia baru-baru ini menggelar latihan perang besar-besaran di Arktik untuk menegaskan klaimnya atas atas sumber daya energi dan mineral di kawasan itu. Rogozin bersumpah bahwa Rusia akan terus mengeksploitasi kekayaan sumber daya mineral di Arktik.
Menurutnya, AS dan Eropa yang prihatin dengan langkah Rusia itu sejatinya takut dengan Kremlin. “Barat takut dengan fakta bahwa kekuatan yang sangat besar kami sudah dilihat,” katanya, seperti dilansir news.com.au, Rabu (27/5/2015).
Wakil PM Rusia ini sebelumnya menjabat sebagai Duta Rusia untuk NATO. Dia sudah masuk daftar tokoh yang dijatuhi sanksi oleh AS dan Uni Eropa setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina pada Maret 2014.
Rogozin adalah pejabat Kremlin yang bertanggung jawab atas sektor pertahanan Rusia. Dengan emosi, Rogozin menanggapi keprihatinan Barat atas meningkatknya ketegasan Kremlin di Arktik atau Kutub Utara.
”Saya selalu bercanda tentang hal itu. Jadi, jika mereka (Barat) tidak akan memberi kita visa, menempatkan kita pada daftar sanksi, maka tank (Kremlin) tidak perlu visa!,” kata Rogozin.
Rusia baru-baru ini menggelar latihan perang besar-besaran di Arktik untuk menegaskan klaimnya atas atas sumber daya energi dan mineral di kawasan itu. Rogozin bersumpah bahwa Rusia akan terus mengeksploitasi kekayaan sumber daya mineral di Arktik.
Menurutnya, AS dan Eropa yang prihatin dengan langkah Rusia itu sejatinya takut dengan Kremlin. “Barat takut dengan fakta bahwa kekuatan yang sangat besar kami sudah dilihat,” katanya, seperti dilansir news.com.au, Rabu (27/5/2015).
Wakil PM Rusia ini sebelumnya menjabat sebagai Duta Rusia untuk NATO. Dia sudah masuk daftar tokoh yang dijatuhi sanksi oleh AS dan Uni Eropa setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina pada Maret 2014.
Sumber : SINDOnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar