Memasuki hari ketiga dalam pelayarannya di
Samudera Hindia menuju Kochin, India, beberapa hari lalu, Komandan KRI
Banjarmasin (BJM) 592 Letkol (P) Rakhmat Arief B menyiapkan sejumlah
personelnya di beberapa pos penjagaan. Hal itu dilakukan guna
mengantisipasi gangguan keamanan dari berbagai ancaman musuh maupun
tindak kejahatan laut yang seringkali dilakukan para perompak yang biasa
beroperasi di wilayah tersebut.
Tidak ingin mengambil resiko keamanan, dalam hitungan menit para
prajurit sigap itu sudah menempati berbagai pos intai guna
mengantisipasi serangan-serangan tidak terduga.
“Peran jaga perang merupakan suatu kegiatan dalam membagi dan
menempatkan anggota dan perwira kapal di pos-pos tempur secara efektif
dan efisien ketika terdapat kemungkinan ancaman serangan mendadak dalam
jangka waktu lama, sehingga dapat menggunakan alat-alat teknis secara
efisien,” ujar Rakhmat.
Pada pelaksanaannya di KRI BJM-592, seluruh kekuatan dan personel
dibagi menjadi dua kelompok yaitu peran jaga perang lambung kanan dan
lambung kiri. Kesigapan tersebut antara lain adalah dengan menempatkan
sniper-sniper di luar anjungan, sejumlah personel bersenapan MP5 dan AK
47 serta personel bersenapan otomatis GPMG menempati sejumlah pos
digeladak buritan kiri dan kanan.
Selain itu, di halauan kapal telah berjaga personel siap
mengoperasikan meriam 40 mm guna mengantisipasi serangan atas laut. Di
bagian sisi kiri dan kanan anjungan pun telah sedia beberapa personel
berjaga dengan meriam 20 mm untuk mengantisipasi serangan atas laut dan
udara.
Sementara di anjungan utama KRI BJM-592 sedikitnya 10 orang perwira
memantau serta mengkoordinir pergerakan pasukan dari ruang komando.
“Tujuan peran jaga perang adalah untuk dapat menangkis serangan
mendadak dengan memberikan kesempatan berisitirahat kepada setengah awak
kapal, dengan memperhitungkan situasi atau kondisi dan bahaya ancaman
serangan musuh,” ungkap komandan KRI.
Lebih lanjut, dirinya kembali menjelaskan peran jaga perang digunakan
saat kapal melintasi daerah atau perairan yang memiliki kemungkinan
ancaman serangan mendadak dalam jangka waktu lama, “Sehingga dibutuhkan
pembagian jumlah anggota yang menempati pos tempur untuk dapat
mempertahankan tingkat kesiagaan selama perlintasan,” paparnya.
Terkait dengan kebedaraan para taruna yang turut serta menyaksikan
latihan Peran Jaga Perang di KRI Banjarmasin 592 ini, dirinya
mengungkapkan hal itu sengaja dilakukan guna memberikan pandangan yang
nyata tentang aksi Peran Jaga Perang diterapkan.
“Peran Jaga Perang ini memang sengaja kita tampilkan dengan harapan
para taruna yang sedang tergabung dalam Satgas KJK Milan 2015 ini dapat
mengetahui secara nyata atau kita memberikan pembelajaran secara nyata
bahwasanya bagaimana Peran Jaga perang itu diterapkan, bagaimana ABK itu
menempati pos tempurnya dengan baik dan bagaimana pembagian-pembagian
sesuai dengan pos tempur itu dapat dilaksanakan dengan baik,”
pungkasnya. (Firmanto)
Sumber : JMOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar