Pasukan Amerika Serikayt tiba di Estonia, Senin (28/4/2014), sebagai bagian dari 600 personel yang dikirim Washington ke Polandia dan negara-negara Baltik di tengah memanasnya situasi di Ukraina.
"Jaringan Transatlantik bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan mudah oleh Estonia. Kami melihat itu sebagai sebuah elemen keamanan vital di dunia yang tak aman ini," kata Presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves saat menyambut pasukan AS itu.
"Inilah sebabnya kami begitu menghargai pasukan sekutu di sini," tambah Presiden Toomas.
Sebanyak 150 prajurit dari Brigade Lintas Udara ke-173 mendarat di pangkalan udara Amari di Estonia barat. Mereka nantinya akan ditempatkan di pelabuhan Laut Baltik, Paldiski.
Sementara, 450 prajurit AS lainnya sudah tiba di Latvia dan Polandia selama akhir pekan lalu, setelah AS memutuskan untuk memperkuat kehadiran pasukannya di kawasan itu untuk menjamin keamanan negara-negara sekutu NATO.
"Satu-satunya bahaya militer di kawasan Laut Baltik adalah Rusia. Rusia tidak mengenal istilah netral. Dalam kamus mereka Anda adalah kawan atau musuh Rusia," kata Panglima AD Estonia, Riho Terras.
"Dalam kondisi seperti itu, kehadiran pasukan Barat di kawasan ini sangat penting," tambah Terras sambil menyerukan agar negara NATO lain juga mengikuti langkah AS.
NATO sendiri sudah meningkatkan patroli udara di wilayah negara-negara Baltik, yang selama lima dekade berada di bawah kekuasaan Uni Soviet hingga 1991 dan bergabung dengan NATO pada 2004.
"Jaringan Transatlantik bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan mudah oleh Estonia. Kami melihat itu sebagai sebuah elemen keamanan vital di dunia yang tak aman ini," kata Presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves saat menyambut pasukan AS itu.
"Inilah sebabnya kami begitu menghargai pasukan sekutu di sini," tambah Presiden Toomas.
Sebanyak 150 prajurit dari Brigade Lintas Udara ke-173 mendarat di pangkalan udara Amari di Estonia barat. Mereka nantinya akan ditempatkan di pelabuhan Laut Baltik, Paldiski.
Sementara, 450 prajurit AS lainnya sudah tiba di Latvia dan Polandia selama akhir pekan lalu, setelah AS memutuskan untuk memperkuat kehadiran pasukannya di kawasan itu untuk menjamin keamanan negara-negara sekutu NATO.
"Satu-satunya bahaya militer di kawasan Laut Baltik adalah Rusia. Rusia tidak mengenal istilah netral. Dalam kamus mereka Anda adalah kawan atau musuh Rusia," kata Panglima AD Estonia, Riho Terras.
"Dalam kondisi seperti itu, kehadiran pasukan Barat di kawasan ini sangat penting," tambah Terras sambil menyerukan agar negara NATO lain juga mengikuti langkah AS.
NATO sendiri sudah meningkatkan patroli udara di wilayah negara-negara Baltik, yang selama lima dekade berada di bawah kekuasaan Uni Soviet hingga 1991 dan bergabung dengan NATO pada 2004.
www.theglobal-review.com
0 komentar:
Posting Komentar