Sabtu, 29 Maret 2014

Vice of Minister of Defence Visit to PT Pindad



Bandung ☆ Wakil Menteri Pertahanan (Vice of Minister of Defence) or Wamenhan Sjafrie Sjamsoedin was visited PT Pindad (Persero) on Wednesday, March 26th 2014.

He who acted as the leader of High Level Committee (HLC) was accepted by Board of Commissioner, Board of Director, and the high level officials on the event which was held at 10th Building, 2nd Production Department of Special Vehicle Division. Also accompanied Wamenhan were the member of HLC.

Wamenhan visit along with the HLC members, which was a combination from Ministry of Defence, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (The Agency of National Planning and Development) or Bappenas, Ministry of Finance, and Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (The Agency of Financial and Development Supervisor) or BPKP was done in order to see the progress of AMX-13 retrofit and tactical vehicle 4×4 Mistral contract.

President Director of PT Pindad (Persero) Tri Hardjono was explaining the AMX-13 contract development and some obstacles that were faced by PT Pindad (Persero), both technical and non-technical problems.

Up to now, PT Pindad (Persero) had managed to create a first article, i.e. one unit of the AMX-13 with Canon type. This one unit had undergone some reconditioning or replacement of the component that is completely new.

The modified vehicle components were the machine that used by the vehicle, as well as the addition of 105 mm Canon, electronical weapons fire control system, and automatic transmission.

In addition to the AMX-13, was also presented progress of other PT Pindad (Persero) special vehicle projects such as the tactical vehicle 4×4 Mistral contract, Anoa Panser projects for 2013 and 2014, progress of Leopard tank project, and the development of Long Calibre Ammunitions and Rocket project.

Some advice and input from the HLC members, as well as the direction from Wamenhan for several projects of PT Pindad (Persero) were expected to provide an alternative solution to some of the projects that are running.

Wamenhan was also had a chance to see a demo of one unit of the AMX-13 and got to see one unit of tactical vehicle 4×4 Mistral. The direction of Wamenhan hoped could be a moral support and also became a motivation for PT Pindad (Persero) to continue completing a program that has been given. (Anggia)

  
 

Read more »

Menyusuri Kepingan Sejarah Perang Dunia II di Indonesia Timur (1)



Perang Dunia II (1939-1945) tak bisa dilepaskan dari pulau-pulau Indonesia yang berada di bibir Samudra Pasifik.

Morotai dan Biak menjadi saksi bisu bagaimana pertempuran hebat pernah terjadi di sana. Sayang, saksi sejarah itu kini hanya menyisakan cuilan-cuilan besi tua yang terabaikan.

GUNAWAN SUTANTO, Morotai

AWAL Maret 1942, Jenderal Douglas MacArthur bimbang saat mendapatkan perintah dari Presiden AS Franklin D. Roosevelt (FDR) agar dirinya dan pasukannya mundur dari Filipina dan menuju Australia. Presiden FDR melihat posisi Amerika sudah terdesak setelah Pearl Harbour dibom Jepang pada Desember 1941.

Jenderal lulusan terbaik West Texas Military Academy itu kemudian memanggil Mayjen Jonathan Wainwright di Pulau Corregidor, Filipina. Di depan Wainwright, MacArthur mengucap janji untuk kembali merebut Filipina. Dia berkata, “I came through and I shall return.”

Hanya beberapa bulan setelah mundur dari Filipina, MacArthur menepati janji itu. Dia merancang strategi jitu dengan menguasai beberapa pulau di bibir Samudra Pasifik, salah satunya Morotai di Maluku Utara. Strategi yang dikenal dengan lompat katak itu dilakukan sebagai upaya untuk kembali menguasai Filipina.

Morotai yang awalnya sunyi mendadak hiruk pikuk dengan kedatangan ribuan tentara sekutu beserta peralatan tempur mereka. “Kata orang tua dulu, ramainya Jakarta di tahun '70-an masih kalah dibanding ketika sekutu datang ke Morotai,” ujar Ikrap Pawane, kepala kantor pos yang memiliki penginapan di Morotai, kepada Jawa Pos yang menyusuri artefak Perang Dunia II di Morotai dua pekan lalu.

Ditemani wartawan Maluku Pos (JPNN Group) Fahrudin, saya ingin merasakan denyut Perang Dunia II di Morotai 72 tahun silam. Saya pergi ke Morotai dengan menyeberang melalui Tobelo, Halmahera Utara. Perjalanan laut 2,5 jam itu akhirnya membawa saya merapat ke Dermaga Daruba, Morotai, Sabtu siang (15/3).

Ketika itu jarum jam menunjukkan pukul 13.00 WIT (Waktu Indonesia Timur). Di luar dermaga nyaris tidak ada aktivitas berarti, begitu pula sisa-sisa PD II. Tidak terlihat peninggalan sejarah perang di sepanjang jalan utama Morotai. Padahal, ribuan kendaraan dan persenjataan tempur pernah memenuhi pulau itu dan banyak yang ditinggalkan oleh tentara sekutu maupun Jepang.

Siang itu Museum PD II yang didirikan menjelang digelarnya event akbar Sail Morotai 2012 tak buka. Saya kemudian memutuskan untuk mencari penginapan di pulau tersebut. Untung, saya menemukan penginapan milik Ikrap Pawane yang putra asli Morotai. Dari dia saya mendapatkan banyak cerita tentang bagaimana dulu puing-puing PD II itu menemani masa kecilnya.

“Ketika SD saya mainnya di pesawat-pesawat Amerika yang ditinggal di landasan terbang. Bahkan, orang tua saya kalau menjemur sagu di sayap pesawat itu,” cerita Ikrap. Namun, pada 1970-an akhir, pihak AS memutuskan untuk mengambil sejumlah kendaraan tempur sisa PD II. Yang ditinggal hanya kendaraan yang rusak.

Warga Morotai menyebut Herlina, tokoh Trikora, berperan atas raibnya kendaraan dan senjata tempur PD II. Selain Herlina, rezim Orde Baru menyebut telah terjadi pengambilan barang-barang peninggalan PD II yang kabarnya dibawa ke Australia. Informasi itu dibenarkan Muhlis Eso, pemerhati sejarah yang konsisten mengumpulkan sisa-sisa peninggalan PD II.

“Oleh warga di sini, barang-barang peninggalan itu dijual sebagai besi tua. Sekilonya hanya dihargai seribu rupiah,” jelas Muhlis.

Muhlis termasuk yang mengambil jalan berbeda dari warga lain. Dia memilih tidak menjual barang-barang peninggalan yang ditemukannya. Bahkan, dia memiliki museum pribadi untuk menyimpan barang-barang temuannya itu.

Koleksi Muhlis juga dipinjam untuk mengisi Museum PD II di Morotai. Museum tersebut didirikan untuk menyambut Sail Morotai dan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Minggu pagi (16/3), bersama dengan Muhlis, saya blusukan ke wilayah di selatan Morotai. Kawasan selatan menyimpan jejak pendaratan pasukan sekutu. Perjalanan kami mulai ke daerah Tanah Tinggi yang berada di dekat pantai. Di semak-semak daerah itu masih tersisa dua tank amfibi LVT-2.

Kendaraan perang itu berada di semak-semak Tanah Tinggi karena rusak ditembaki saat berupaya masuk ke daratan Morotai. Bekas tembakan-tembakan peluru tersebut masih terlihat di tank amfibi itu. Sayang, hanya tersisa bangkai rangkanya. Mesin, rantai, dan perabot lain sudah hilang.

Meski sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, masih terkesan pemda setempat tidak melakukan perawatan yang berarti. Itu bisa dilihat dari bangkai tank amfibi yang menjadi sasaran vandalisme. Belum lagi kondisi sekitar tank amfibi yang ditumbuhi ilalang dan berlumpur.

Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate yang menjadi kepanjangan tangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya memasang plang dan membangun cungkup. “Yang biasa membersihkan amfibi ini ya saya dan paman. Tapi, beberapa hari ini saya repot sehingga belum sempat ke sini,” terang Muhlis.

“Dulu banyak tank serupa yang tertinggal di sini, tapi sekarang tinggal dua saja. Yang lain jadi korban besi tua,” tambahnya.

Saat menyeberang ke Morotai, di dalam feri saya bertemu dengan seorang kuli besi tua dari Demak, Jawa Tengah. Dia mengaku bernama Andik Setiawan. Andik lalu bercerita bahwa keluarganya sejak awal 2000 mencari besi tua di Morotai dan Halmahera Utara. Dia menuturkan, tak jarang besi tua itu berupa barang peninggalan perang yang didapatkan dari warga.

“Kami belinya seribu, nanti dijual lagi ke pengepul tiga ribu,” terangnya.

Pengepul itu memotong-motong besi tua dan mengirimkannya dengan kontainer dari Halmahera Utara kepada pengusaha di Surabaya. Andik mengaku pernah mendapatkan meriam dari warga seberat 1 ton.

Selain menunjukkan bangkai tank amfibi yang masih tersisa, Muhlis mengajak saya ke beberapa tempat bersejarah lain. Di antaranya, landasan pesawat tempur yang dibangun sekutu, Pitu Strip, di Desa Wawama. Dinamai Pitu Strip karena di sana ada tujuh landasan pesawat.

Pitu Strip dibangun setelah sekutu berhasil masuk dan menguasai pesisir Pulau Morotai pada September 1944. Sayang, saat itu hanya dua landasan yang bisa dilihat dengan mudah. Satu di antaranya masih difungsikan dan menjadi bagian dari Bandara Leo Wattimena di pangkalan udara TNI-AU.

Landasan lain sudah tertutup semak belukar karena tidak pernah diurus. Tapi, saya berkesempatan berdiri dan melihat kekarnya landasan tersebut. Muhlis menceritakan, landasan itu dulu bisa digunakan untuk parkir mobil dan wira-wiri tiga ribu pesawat yang diboyong MacArthur.

Meski beberapa bagian telah ditumbuhi semak belukar, lapisan runway-nya masih utuh. Menurut Muhlis, landasan itu kuat tak lain karena bahan yang digunakan berasal dari batu putih yang diambil dari sekitar laut. “Cerita kakek saya, pembuatan landasan ini dengan batu putih yang digerus dan disirami air,” ujar Muhlis, lalu mencongkel lapisan batu di salah satu runway.

Seorang perwira di Lanud Leo Wattimena, Letda Supriyono, mengungkapkan, landasan yang digunakan saat ini cukup panjang dan sangat memungkinkan untuk pendaratan pesawat apa pun. “Boeing pun bisa mulus mendarat di sini,” ujar perwira dari Jogjakarta itu.

Saat ini baru ada satu pesawat perintis yang seminggu tiga kali rutin melayani rute Ternate-Morotai. Persoalan status pangkalan militer itulah yang mungkin tidak bisa membuat sejumlah maskapai masuk ke Morotai.

Melihat langsung yang tersisa di Landasan Pitu, saya tak bisa membayangkan bagaimana hiruk pikuk Morotai kala itu. Pesawat yang mondar-mandir di langit dan kendaraan tempur yang hilir mudik di jalanan. Saya jadi yakin akan cerita Ikrap Pawane. MacArthur mengubah kesunyian Morotai menjadi pulau yang sibuk selama PD II. Mengalahkan keramaian Jakarta kala itu.

Read more »

Segera Dibangun Shelter Jet Tempur di Natuna


Batam: - Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Ranai, Letkol (Pnb) Andri Gandy, mengatakan pangkalan Udara TNI AU Ranai akan segera diliengkapi dengan jet tempur cangih, Sukhoi. Untuk itu di pangkalan ini akan segera dibangun shelter Sukhoi di hanggar barat Lanud Ranai.

“Pembangunan Shelter Sukhoi ini sebagai pangkalan pendukung operasi TNI AU di Natuna,” sebut Andri Gandy di Ranai, Kamis (27/3).

Shelter ini, kata Gandy, untuk memungkinkan pergelaran pesawat tempur dan dijadikan home base di Lanud Ranai. Sehingga pesawat Sukhoi tetap berada di Lanud Ranai, jika setiap saat diperlukan.

Saat ini Lanud Ranai sendiri sudah dilengkapi beberapa fasilitas seperti lampu runway, lampu taxiway, emergency, radio TNI AU primary dan secondary hingga lampu tower. Jika sebelumnya bandara ini belum bisa beroperasi di malam hari, tetapi saat ini sudah bisa dioperasikan dan sudah dilengkapi radar yang terintegrasi.


"Setidaknya dalam kurun waktu dekat, bandara Lanud Ranai bisa sekelas Batam. Walau panjang landasan saat ini masih 2,5 kilometer, sementara Batam sudah tiga kilometer,” ujarnya.

Sebelumnya Asisten Deputi I Bidang Pertahanan Negera Kemenko Polhukam, Fajru Zaini, mengatakan pembangunan shelter pesawat tempur Sukhoi di Lanud Ranai sudah dianggap sebagai langkah memenuhi standar minimum pertahanan negara.

Fajru mengakui, Shelter Sukhoi salah satu penunjang pengembangan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) pada rencana strategis (Renstra) ke depannya. Sehingga kelak pesawat yang melakukan operasi lebih mudah parkir di pangkalan terdepan, salah satunya seperti di Natuna.

"Memang kita harus siapkan sarana untuk alat tempur seperti pesawat tempur Sukhoi. Pembangunan shelter itu dalam menunjang minimum essential force. Dimanapun pangkalan terdepan kita harus sediakan shelter,” ungkapnya saat di Ranai, pekan lalu.

Menurutnya, kelengkapan fasilitas di pangkalan udara terdepan akan memungkinkan pesawat melakukan operasi dengan optimal. Namun pihaknya berupaya melengkapi standar di bandara Lanud Ranai untuk operasi pesawat-pesawat seperti Sukhoi. “Perlu persiapan dulu mulai dari suplai listrik, ground pendaratan yang standar sesuai lebar dan panjang landasannya,” ujarnya.

 
 
 

Read more »

Tiongkok marah dianalogikan Krimea oleh Jepang

Beijing: - Tiongkok mengkritik Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe karena menganalogikan prilaku Rusia di Krimea dengan aksi Tiongkok di wilayah-wilayah bersengketa di Laut China Selatan dan Laut China Timur, menuduh Abe munafik.

Kantor berita Jepang Kyodo mewartawakn bahwa Abe telah mencuatkan isu ini pada Pertemuan G7 di Den Haag bulan ini dengan mengingatkanb bahwa Tiongkok berusaha mencoba mengubah status quo melalui paksaan, dan mengatakan hal serupa dengan pencaplokan Rusia atas Krimea bisa terjadi di Asia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei menyebut pernyataan ini sama sekali keluar dari konteks, dan menyerang serangan pribadi kepada Abe sendiri dengan menggunakan bahasa yang tidak biasanya keras.

"Pemimpin Jepang ini hipokrit karena pada satu sisi memajukan hubungan Tiongkok-Jepang dan saat yang lain mengatakan hal-hal buruk tentang Tiongkok di mana pun secara internasional dia berada. Komentar ini kembali mengekspos wajah dia sebenarnya," kata Hong.

"Dia sia-sia mencoba di tingkat internasional menyesatkan masyarakat dengan pemutarbalikkan fakta dan sengaja berbohong serta mencemarkan nama Tiongkok. Tapi ini tidak dapat membohongi komunitas internasional," sambung dia.

Hong mengatakan Jepang-lah yang secara ilegal merebut kepulauan tak berpenghuni yang disebut Diaoyu oleh Tiongkok dan Senkaku oleh Jepang yang emnjadi pusat sengketa teritorial kedua negara.

Tiongkok tegas pada pendiriannya dalam melindungi kedaulatannya di Laut China Selatan dan Laut China Timur, kata Hong seraya menambahkan bahwa Tiongkok menginginkan sengketa ini diselesaikan melalui dialog.

Hubungan Tiongkok dengan Jepang sudah lama dihantui oleh apa yang dipandang Tiongkok sebagai kegagalan Jepang menebus pendudukan brutalnya di Tiongkok sebelum dan selama Perang Dunia Kedua.

Kemarahan Beijing atas masa lalu tak pernah jauh dari permukaan, dan hubungan kedua negara memburuk tajam dalam dua tahun terakhir karena kepulauan yang disengketakan itu, demikian Reuters.

 

Read more »

Kamis, 27 Maret 2014

PT LEN Diminta Buat Sistem Pertahanan Maritim di Kapal Perang RI



Jakarta:(DM) - Kementrian Pertahanan mengajak PT LEN Industri untuk berkontribusi dalam pembangunan sistem pertahanan maritim dengan Combat Management System (CMS). CMS ini berfungsi untuk mendukung aktivitas pertempuran maupun patroli TNI.

Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin saat mengunjungi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014). PT LEN merupakan BUMN yang bergerak di bidang elektronik strategis.

"Saya evaluasi peran LEN untuk CMS. Kita ingin beri peran untuk menjadi bagian pembangunan CMS buat kapal perang kita," ujar Sjafrie.

Ia menjelaskan, CMS merupakan sistem yang menggabungkan penembakan dengan radar. Sjafrie juga mengatakan saat ini tengah dilakukan pengadaan radar untuk mengisi kerenggangan radar di kawasan Timur Indonesia.

"Kalau kawasan Barat sudah oke. Sekarang ini kita masih harus selalu mengkonfigurasikan radar sipil dan militer. Kita inginnya radar militer itu bisa terpenuhi seluruhnya," jelasnya.


Untuk pengadaan dalam sistem pertahanan seperti ini, Sjafrie mengatakan, industri pertahanan dalam negeri mendapatkan prioritas. "Tapi tergantung bisa memenuhi spesifikasinya tidak oleh industri dalam negeri kita. Itu tantangannya," kata Sjafrie.(tya/zul)

 


Read more »

Korea Selatan: Pembelian F-35 dan Bantuan Teknis Untuk KF-X



Pada 24 Maret 2014, Korea Selatan kembali mengumumkan niat lamanya untuk membeli pesawat tempur F-35A. Rencana pemebelian ini kemungkinan akan mencakup kesepakatan offset untuk satelit komunikasi militer baru dan bantuan teknis dari AS untuk pengembangan pesawat tempur siluman KF-X Korea Selatan.

Lockheed Martin, produsen pesawat tempur siluman F-35, akan memberikan bantuan teknis dalam membantu Seoul merancang KF-X nya. Pembuat F-22 dan F-35 ini juga menawarkan lebih dari 500.000 lembar dokumentasi teknis mengenai pengembangan pesawat tempur F-16, F-22 hingga F-35, kata Michael Rein, juru bicara Lockheed Martin.

Selama ini Korea Selatan 'bingung' menentukan desain KF-X, namun baru-baru ini dikabarkan bahwa pilihan untuk desain KF-X yang bermesin tunggal diyakini akan lebih efektif mengingat keterjangkauan harganya dibandingan desain yang bermesin ganda. -Mesin ganda akan lebih aman, 1 mesin gagal masih ada mesin yang lain-. KF-X sendiri dijadwalkan akan sepenuhnya beroperasi pada tahun 2025.

Juga dalam proposal offset satelit komunikasi militer yang aman, Lockheed Martin sudah memiliki pengalaman yang baik setelah sebelumnya membangun satelit terbaru untuk Angkatan Udara AS yang disebut sebagai Advanced Extremely High Frequency, yang didalamnya tertanam sistem keamanan baru untuk menghindari jamming dan gangguan lainnya.
Desember lalu Seoul mengumumkan bahwa pilihannya telah jatuh pada F-35A, menyisihkan Eurofighter Typhoon dan Boeing F-15 Silent Eagle. Bahkan Seoul lebih memilih F-35 meskipun juga ada tawaran menarik dari Boeing terkati keterbatasan anggaran pembelian Korea Selatan, namun Korea Selatan menolak membeli Super Hornet (F-18). Dengan anggaran pembelian sebesar 8,3 miliar won (USD 7,2 miliar), negara ini setidaknya akan mendapatkan 40 unit F-35A (F-35 standar untuk angkatan udara).

Korea Selatan adalah negara ke-10 di dunia yang telah mengumumkan niat untuk membeli F-35. Israel dan Jepang masing-masing telah berkomitmen sejak tahun 2010 dan 2011. Penjualan F-35 kepada Seoul akan terlaksana melalui program penjualan militer asing Pentagon. Dan secara umum diasumsikan bahwa Korea Selatan akan diberikan opsi tambahan 20 pesawat untuk pembelian di lain waktu.

Diharapkan, Korea Selatan akan menerima F-35A pertamanya pada tahun 2018. Dan direncanakan akan diterima 10 unit setiap tahunnya. Penandatanganan kesepakatan kemungkinan akan segera ditandatangi pada akhir tahun ini, kata Steve O'Bryan, wakil presiden Lockheed Martin untuk Program dan Pengembangan Bisnis. (Aviation Week)



Read more »

Rabu, 26 Maret 2014

Satuan Infanteri Mekanis: Potret Ujung Tombak Baru Elemen Pemukul TNI AD




24 February 1991, D-day Operation Desert Storm:


Berkekuatan 25.000 prajurit, 240 unit tank tempur utama M1 Abrams, 95 unit heli serbu dan serang , 230 unit kendaraan tempur M2/M3 Bradley, dan 8.000 unit kendaraan lain dari berbagai jenis, Divisi Infanteri Mekanis ke-24 memulai kampanye Operation Desert Storm dengan menyerang pangkalan udara di Talil dan Jabbah. Disana, Div. Infanteri Mekanis ke-24 sudah ditunggu oleh Divisi Infateri ke-37 dan 49 AD Irak, plus satuan Pengawal Republik, Divisi Infateri Mekanis Nebukadnezar dengan total kekuatan 28.000 personel, 200 tank, dan 300 kendaraan lapis baja ringan. Pertempuran seru pecah dan ditandai duel tank sengit antara satuan kavaleri berat M1 Abrams melawan elemen lapis baja divisi Nebukadnezar yang dilengkapi dengan tank T-72, T-62, dan T-55. Tidak ketinggalan satuan batalyon infanteri mekanis yang dilengkapi dengan IFV Bradley bergerak sangat cepat memotong jalur suplai logistik pasukan Iraq, dan berhasil merebut 2 pangkalan udara penting di kedua kota tersebut. Di tanggal 28 Februari 1991, secara total Divisi Infanteri ke 24 berhasil menghancurkan 420 tank dan kendaraan lapis baja Iraq, lebih dari 1000 unit artileri dari berbagai jenis dan menawan lebih dari 5000 personel AD Iraq.



Prolog diatas mengilustrasikan secara sederhana betapa penting peran Infanteri Mekanis dalam mengubah wajah peperangan darat modern di era abad 21 ini. Konflik seperti perang Libanon dan perang Iraq juga diwarnai oleh pertempuran yang melibatkan unit infateri yang didukung secara ketat oleh kendaraan tempur lapis baja pengangkut pasukan maupun kendaraan tempur yang berfungsi untuk memberikan bantuan tembakan.

Postur Infanteri Mekanis TNI AD: Kini dan Rencana Pengembangan


Saat ini, TNI AD telah memiliki 1 Brigade Infanteri yang menjadi embrio pengembangan satuan infanteri mekanis di masa mendatang, satuan tersebut yaitu Brigade Infanteri (Brigif)-1 Pengamanan IbuKota/Jayasakti. Brigade ini memiliki struktur yang terdiri dari 3 Batalyon Infanteri Mekanis (Yonif 201, 202, dan 203) , 1 Batalyon Kavaleri Serbu (Yonkavser-9) dan 1 Peleton Intai Keamanan (Tontaikam/setara dengan unit Ranger/Scout) dengan total personel 3.140 prajurit plus 180 kendaraan lapis baja dari tipe AMX-13 dan Anoa.

Format Brigif Mekanis seperti yang dimiliki oleh Brigif 1 PIK/Jayasakti ini akan dikembangkan lebih lanjut pada formasi Brigade Infanteri Mekanis di beberapa Kodam. Adapun detil format satuan memiliki beberapa opsi, diantaranya yang jadi kandidat terkuat adalah:

A. Format light brigade: 4 Yonif mekanis, 2 yonkavser ringan, 1 kompi intai tempur/keamanan

B. Format heavy brigade: 4 Yonif mekanis full size (@ 800 personel), 1 yonkavser berat (MBT/medium tank), 1 Yonkavser ringan, 1 kompi intai tempur/keamanan.

Format heavy brigade akan dibentuk pada Kodam dengan tingkat eskalasi ancaman tinggi, dan yang light brigade pada Kodam dengan tingkat ancaman sedang/menengah.

Adapun struktur kekuatan Yonif mekanis nantinya akan terdiri dari 700-800 personel, 50-60 unit ranpur sekelas Anoa 6×6/8×8 dengan berbagai versi (APC, scout, anti-tank, fire support, dll). Sedangkan untuk Yonkavser berat memiliki setidaknya 30-40 MBT sekelas Leopard 2RI/Leclerc /T-90/99 atau tank medium buatan dalam negeri yang dilengkapi kanon 120 mm. Kombinasi kedua jenis satuan tersebut yang membentuk format standar unit brigade infanteri mekanis TNI AD akan menjadi komponen tempur yang memiliki daya pukul cukup mematikan dan masih cukup lincah untuk bermanuver guna menghadang kekuatan darat agresor/OPFOR (opposing force).

Dengan rencana bahwa tiap unit Yonif Mekanis akan dibekali sistem senjata anti tank portable NLAW atau Javelin setidaknya 60 pucuk, dan ranpur Tarantula/Anoa dg meriam Cockerill 90 mm untuk dukungan tembakan setidaknya 1 peleton/10 unit, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah TNI, kita akan memiliki full strength, fully offensive-capable multi purpose combat unit. Plus, dengan bantuan fire power dari Yonkavser Berat yang memiliki 40 MBT atau tank medium dengan meriam utama 120 mm, maka…..TNI AD menjadi angkatan darat satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang punya satuan terpadu seperti ini (sonotan saja yang punya Brigade Infateri ke-5 hanya bersifat satuan administratif belaka).

Peran Infanteri Mekanis dalam Pemekaran Kekuatan Komando Utama TNI AD


Seperti yang kita ketahui bersama, renstra TNI dalam format MEF I sampai dengan MEF III didalamnya tercantum pemekaran komando utama (Kotama) TNI AD. Salah satunya adalah Kostrad,juga akan dimekarkan dalam kuantitas dan kualitas yang signifikan. Organisasi eksisting akan dimekarkan hingga 4 divisi dan 3 brigade komposit mandiri.

Satuan Raiders akan jadi “vanguard” atau ujung tombak satuan pemukul, dengan multikualifikasi. Belum lagi satuan lapis baja berat, artileri medan gerak sendiri (swagerak) dan sebagainya (detail undisclosed). Rencana Combatant force untuk kotama Kodam “tier 1 “ akan terdiri dari 1 Brigif Mekanis, 2 Yonif Raiders, 4 Yonif Kostrad, 3 Yonif reguler, 2 Yonkavser, 3 Yon Armed, dan 1-2YonArhanudri/Arhanudse.

Brigade Infanteri Mekanis dalam Kodam beserta satuan organik lainnya akan bertanggungjawab untuk melakukan containment terhadap OPFOR (opposing force).Bila Kondisi memungkinkan OPFOR bisa dihajar habis oleh komponen tempur kodam yang bersangkutan. Tapi kalau terjadi eskalasi dalam level diluar kemampuan Kodam tersebut, maka satuan QRF/RRF (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) akan siap on call membantu kodam tersebut

Bayangkan, jika rencana strategis di MEF II akan ada 8 Kodam didalam lingkup 3 Kogabwilhan yang memiliki 1 Brigif Mekanis, ditambah dengan unit-unit Pemukul Reaksi Cepat/RRF (Rapid Reaction Force) independen dibawah Kostrad, akan terlihat postur TNI AD yang jelas sangat berbeda dan pastinya jauh lebih siap untuk meghadapi potensi ancaman dari luar yang sudah nampak pada saat ini.

Jadi benar adanya, rencana fokus dan konsentrasi pengembangan 500.000 personel yang punya kualifikasi tidak hanya infanteri reguler, namun sudah ter-spesialisasi berdasarkan designasi peran di konteks Kogabwilhan (resident/defense unit atau mobile strike unit). Satuan infanteri mekanis, adalah salah satu implementasi dari rencana besar ini.

Penutup

Satuan infanteri mekanis merupakan salah satu wujud nyata transformasi doktrin TNI AD yang sebelumnya bertumpu pada satuan infanteri murni berpostur defensif menjadi satuan komposit multi dimensi yang memiliki kemampuan sebagai shock troops (seperti unit Stryker Brigade US Army). Dengan kemunculan unit baru ini, secara otomatis menimbulkan beberapa konsekuensi diantaranya: pengembangan strategi dan taktik tempur baru, familiarisasi para komandan lapangan dengan olah gerak dan olah tempur infanteri mekanis, pelatihan komprehensif dalam rangka konversi unit infanteri konvensional menjadi unit infanteri mekanis, modifikasi dan transformasi alur logistik, dan lain sebagainya.

Dalam konteks rencana deployment Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) di masa mendatang, maka praktis satuan Infanteri Mekanis ini akan menjadi andalan “resident force” yang berada dibawah kendali Pangkogabwilhan dalam setiap operasi tempur pertahanan wilayah. Sehingga, dengan demikian unit ini sebenarnya telah menjelma menjadi unit strategis yang berperan vital dalam grand design skema pertahanan NKRI. Semoga dengan dukungan penuh dari seluruh komponen NKRI, rencana besar ini dapat terwujud, dan kita akan menyaksikan konsepsi “Indonesian Army 2.0” dalam waktu tidak lama lagi. Amiin
 
 
 
 

Read more »

50 APC BTR 4 Ukraina untuk Indonesia



Indonesia Pesan 50 BTR 4 ke Ukraina



Ukraina mengumumkan adanya kontrak baru dari perusahaan “SpetsTechnoExport” untuk pengiriman 50 kendaraan lapis baja APC BTR-4 untuk Angkatan Laut Indonesia. Indonesia merupakan negara kedua yang membeli BTR-4, setelah Irak menandatangani kontrak pasokan 420 BTR-4 tahun 2009 dengan nilai kontrak $457.5 juta.

Di akhir tahun 2014 ini nanti manajemen Spectechnoexport melakukan negosiasi antara Spectechnoexport dengan perwakilan Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut Indonesia, bertempat di Jakarta. Dalam tahap awal Ukraina akan menyediakan 5 unit BTR yang diproduksi oleh Biro Desain Morozov Kharkiv Machine. 


APC BTR4 yang memiliki kemampuan bertahan mumpuni



Kontrak ini adalah langkah pertama dari Program pembelian BTR 4 oleh Angkatan Laut Indonesia. Jika kontrak berhasil, akan dilanjutkan dengan pembelian 50 BTR 4. Ukraina berhasil menang atas pesaingnya rosoboronexport dari Rusia.

BTR-4 adalah lapis baja pengangkut personel beroda 8 x 8 dirancang di Ukraina oleh biro desain Kharkiv Morozov. BTR-4 dilengkapi sistem senjata Grom yang terdiri dari senjata canon 30 mm, pelontar granat otomatis, senapan mesin 7.62 mm dan 4 roket peluncur anti tank


Read more »

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *