TEL AVIV-(IDB) : Selama
beberapa hari terakhir, media-media Barat telah menciptakan sebuah isu
besar tentang kemungkinan serangan sepihak rezim Zionis Israel
terhadap Iran. Kegemparan muncul pekan lalu setelah beberapa media
Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang
mencari dukungan kabinet untuk melancarkan serangan pre-emptive atas
Iran.
Menurut sebuah laporan di surat kabar Haaretz, seorang pejabat tinggi
Israel mengatakan bahwa Netanyahu berusaha untuk membangun konsensus
bagi sebuah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Namun, Haaretz
juga melaporkan bahwa sejumlah pejabat militer dan intelijen Israel
menentang rencana tersebut.
Kemudian, harian Guardian melaporkan bahwa Angkatan Bersenjata Inggris
bersiap untuk menanggapi "sikap agresif baru" dalam kebijakan luar
negeri Iran dan meyakini bahwa AS dapat memutuskan untuk melancarkan
serangan rudal yang ditargetkan ke fasilitas nuklir Iran.
Pada 4 November lalu, Presiden Israel Shimon Peres mengatakan bahwa
kemungkinan penggunaan opsi militer untuk mencegah Iran memperoleh
"senjata nuklir" meningkat.
Sementara itu, Israel baru-baru ini melakukan uji coba rudal balistik,
yang konon mampu mencapai Iran. Perlu dicatat bahwa militer Israel,
biasanya tertutup tentang kegiatan-kegiatan mereka.
Namun, serangan militer terhadap Iran bagaimanapun tidak bisa menjadi
pilihan yang layak bagi Israel. Ada sejumlah alasan untuk menyingkirkan
kemungkinan opsi militer. Pertama; Israel tahu bahwa serangan tidak
bisa menghentikan program nuklir Iran, yang mereka klaim sebagai tujuan
invasi. Aksi itu justru akan membenarkan Iran untuk memperoleh akses
ke berbagai jenis senjata guna mempertahankan diri. Kedua; Israel dan
AS percaya bahwa serangan militer atas Iran hanya akan menunda
pengembangan program nuklir damai negara itu selama satu hingga tiga
tahun, karenanya tidak akan berharga untuk memulai perang dengan Iran.
Ketiga; Setiap serangan atas Iran akan memperkuat persatuan nasional
Iran, dan rakyat Iran akan mendesak para pejabat untuk memberikan respon
tegas terhadap Barat. Dan ini jelas akan merugikan Barat yang ingin
menggulingkan sistem Islam dengan mendukung kelompok oposisi.
Keempat; Iran telah menunjukkan bahwa ia benar-benar siap untuk
melawan ancaman militer dan mampu melibatkan negara-negara regional dan
ekstra-regional dalam perang yang mungkin terjadi, sehingga mereka
tahu bahwa setiap tindakan atas Iran akan berbahaya dan beresiko
tinggi.
Kelima; Para pejabat militer dan intelijen AS serta Israel tidak
percaya bahwa program nuklir Iran adalah ancaman nomor satu mereka.
Mereka tahu bahwa kebangkitan Islam di dunia Arab adalah ancaman yang
jauh lebih besar bagi kepentingan Barat.
Jadi, apa alasan di balik permainan politik baru yang diarahkan ke Iran?
Tampaknya, Israel sedang mencoba untuk menggalang dukungan global bagi
pemberlakuan sanksi ketat terhadap Iran, namun kendala terbesar adalah
bahwa Rusia, Cina, dan beberapa anggota Uni Eropa sangat menentang
sanksi baru.
Semua retorika perang ini sedang digunakan untuk memaksa
negara-negara dunia bergerak untuk memaksakan Dewan Keamanan PBB
menjatuhkan sanksi baru atas Iran, ketimbang mereka memilih pecahnya
perang yang berbahaya dan bisa berakibat serius bagi dunia.
0 komentar:
Posting Komentar