JAKARTA (voa-islam.com) - Sejak beberapa hari yang lalu beredar melalui pesan singkat maupun broadcast BlackBerry Messenger (BBM) seruan untuk melaporkan sebuah program acara Super Trap di Trans TV yang melakukan tayangan tak bermoral.
“Sahabat
muslim perilaku tontonan tidak bermoral kembali terjadi malam ini di
Trans TV. Mohon kirim SMS ke nomor 08129269286 an. Azimah Subagjo,
anggota KPI. Keberatan atas penayangan program Super Trap di Trans TV
pada malam ini, Minggu, 25 Nov 2012, sekitar pukul 20.00 WIB yang telah
memasang CCTV di toilet dan mempermalukan beberapa orang yang telah
membuka aurat dalam toilet itu,” demikian isi broadcast BBM yang diterima redaksi voa-islam.com, Ahad (25/11/2012).
Acara
Super Trap edisi Minggu 25 November 2012 menuai kontroversi. Program
yang ditayangkan Trans Tv itu dikecam karena menampilkan jebakan di
dalam toilet.
Dalam
acara itu, tim Super Trap coba mengisengi pengguna toilet. Kamera pun
dipasang di dalamnya. Ketika korban masuk ke dalam toilet untuk buang
hajat, lantai toilet tiba-tiba terangkat dan atapnya terbuka sehingga
aktivitas korban terlihat di depan umum.
Korban
pun langsung kelabakan dan mendapat malu karena menjadi tontonan orang.
Karena korban sedang melakukan aktivitas buang air, alat kelaminnya pun
terlihat di depan umum. Namun, Super Trap coba menyensor bagian vital
korban menggunakan emoticon.
Alih-alih
membuat penonton tertawa, tayangan itu justru banyak dikecam
masyarakat. Menampilkan aktivitas dan memasang kamera di wilayah privat
seperti toilet dianggap hal yang tidak etis dan tidak pantas.
Konsep
jebakan toilet seperti Super Trap ini sebenarnya bukan sebuah jebakan
baru. Jebakan serupa bisa kita lihat di acara-acara serupa seperti di
Amerika atau Jepang. Bahkan, tayangan jebakan di luar negeri itu sudah
terjadi beberapa tahun lalu.
Kita
akan dengan mudah menemukan jebakan seperti Super Trap ini di YouTube.
Namun, tim Super Trap sepertinya menyamaratakan budaya asing dengan
budaya di Indonesia. Bagi masyarakat Jepang misalnya, jebakan semacam
ini dianggap lucu dan menarik jadi tontotan. Tapi, masyarakat Jepang
tentu memiliki nilai dan norma yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.
Di sini,
mempermalukan orang dengan memperlihatkan aktivitas buang hajatnya di
depan umum dianggap sangat tidak pantas. Apalagi sampai disiarkan di
televisi.
...Mohon kirim SMS ke nomor 08129269286 an. Azimah Subagjo, anggota KPI. Keberatan atas penayangan program Super Trap di Trans TV pada malam ini
Selain
dianggap menayangkan hal yang tidak etis dan tak pantas, acara Super
Trap di Trans Tv juga dianggap melakukan pelecehan seksual.
Anggapan
itu merupakan salah satu dari 500 aduan yang diterima Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI). Kecaman datang setelah acara Super Trap menampilkan
jebakan dengan memasang kamera di toilet.
"Banyak
yang menyampaikan lewat Twitter. Tapi kebanyakan lewat sms. Banyak yang
menganggap tayangan ini kurang sopan, kurang ajar bahkan ada yang
menganggap itu sebagai pelecehan seksual," ujar Komisioner KPI, Nina
Muthmaninnah, Senin (26/11/2012).
Nina
menambahkan, sebelumnya memang sudah ada laporan dan aduan yang diterima
KPI mengenai tayangan Super Trap. Namun, aduan tentang pemasangan
kamera di toilet berjumlah ratusan.
"Tayangannya
semalam. Sebelumnya sudah ada beberapa aduan. Tapi ini pertama kali
sebanyak ini. Masyarakat sangat keberatan dengan tayangan itu," katanya.
Trans TV minta maaf
Diakui humas Trans TV, Hadiansyah, tayangan tersebut tidak layak untuk ditayangkan.
"Iya
kita sih intinya ingin menyampaikan permohonan maaf kami karena tayangan
itu juga seharusnya tidak ditayangkan," kata Hadi, Senin (26/11/2012).
Tidak
hanya itu, menurut Hadi karena tayangan tersebut pihaknya sudah mendapat
masukan dari berbagai pihak. Tidak hanya dari masyarakat, masukan dari
pihak KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) juga sudah diterimannya.
"Iya,
kita sudah mendapatkan masukan dari pemirsa dan pihak KPI juga. Pihak
KPI juga sudah menyampaikan tentang tayangan itu," tandasnya.
Akibat tayangan tersebut, pihak Trans TV kini sudah mengambil tindakan internal terkait tayangan tersebut.
"Tapi
kita sudah ada tindakan di dalam internal kami. Kalau tindakan dari KPI
kan baru tayang, jadi belum ada tindakan lanjutan," katanya. [Ahmed
Widad/okz]
0 komentar:
Posting Komentar