Selasa, 09 April 2013

Ide Baru China dalam Membuat Kapal Selam


Kapal Selam kelas Lada
China telah memesan empat kapal selam bertenaga diesel-listrik kelas Lada dari Rusia. Pesanan China ini datang hanya sebulan setelah Rusia mengumumkan untuk melanjutkan kembali pengembangan kapal selam kelas Lada, dan juga setahun setelah Rusia mengumumkan membatalkan program pengembangan Lada.
 
Rusia kembali mengembangkan kapal selam kelas Lada sebagai bagian dari upaya bersama dengan perusahaan Italia Fincantieri untuk membuat kapal selam S-1000, serta versi ekspor lainnya dari Lada. S-1000 sebenarnya dibuat berdasarkan desain Amur 950 Rusia. Ini menjadi salah satu ekspor Lada, namun kolaborasi dengan Italia yang akan mengembangkan S-1000 akan menjadi lebih murah (kurang dari 200 juta dolar).
 
Untuk diketahui, Fincantieri Italia belum pernah membangun kapal selam. Sebelumnya mereka fokus membangun kapal destroyer, kapal induk dan kapal patroli. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan galangan kapal terbesar di Eropa dan memiliki banyak akses ke teknologi militer Barat. Hal inilah yang menarik minat Rusia, dan tentu saja juga bagi China.

S-1000 akan diawaki oleh 16 kru. Kecepatan selamnya adalah 26 kilometer per jam. Ada enam tabung torpedo dan sistem propulsi independen udara (air independent propulsion / AIP) untuk menambah daya tahan di air hingga 15 hari atau lebih. Pembangunan pertama Lada dimulai pada tahun 1997, namun kekurangan dana telah membuat program ini terseok-seok. Kapal selam Lada akhirnya selesai pada tahun 2005. Versi kompleksnya, yang disebut Amur, dikhususkan untuk ekspor. Namun tidak ada yang berminat hingga datangnya order dari China. Lada memiliki enam tabung torpedo 533mm, total yang bisa dibawa adalah 18 torpedo atau rudal.

Lada dikembangkan pada tahun 1990-an, sebagai suksesor dari kelas Kilo, namun yang terlihat dalam pengembangannya selama bertahun-tahun, belum ada perubahan yang berarti antara Lada dan Kilo. Jadi program Lada/Amur akhirnya dibatalkan pada tahun lalu. Satu Lada telah dibangun dan yang lain baru sebagian selesai dan mungkin saja saat ini sudah selesai. Rusia mengharapkan S-1000 akan memicu pengembangan berbagai desain Amur. Yang terbesar adalah Amur 1650, yang pada dasarnya adalah Lada, namun beberapa peralatan rahasia Rusia sudah ditanggalkan. Tampaknya tipe seperti inilah yang akan China beli.

Lada memiliki perpindahan permukaan 1.750 ton, panjang 71 meter, dan diawaki oleh 38 kru. Setiap kru memiliki kabinnya sendiri, walau untuk kru junior ukuran kabinnya sangat kecil, namun tetap saja ini akan memberikan dorongan moral yang besar bagi kru. Ketika terendam, kapal selam ini mampu menjelajah dengan kecepatan tertinggi sekitar 39 kilometer per jam (setengah di permukaan) dan dapat menyelam hingga kedalaman 250 meter. Lada mampu bertahan di laut selama 50 hari dan mampu melakukan perjalanan sejauh 10.000 kilometer dengan menggunakan mesin diesel (bawah air, dengan snorkeling). Ketika terendam, Lada menggunakan baterai dan mampu melakukan perjalanan sekitar 450 kilometer. Terdapat sebuah periskop elektrik (naik ke permukaan via kabel) yang dilengkapi kemampuan night vision dan berbagai laser rangefinder.
 
Varian ekspor dari Kapal Selam kelas Lada
Lada dirancang sebagai kapal selam untuk serangan cepat dan kapal pandu. Mereka akan menjalankan misi anti-kapal permukaan dan operasi anti-kapal selam serta sebagai pengintai bagi angkatan laut. Kapal selam ini diklaim delapan kali lebih "silent" dari kelas Kilo. Hal ini bisa terjadi karena Lada menggunakan lapisan anechoic (penyerap suara) pada eksterior dan baling-baling miring yang sangat "silent". Begitu pula mesin, semuanya dirancang agar kapal selam ini tidak bersuara. Sensor yang dilengkapkan pada Lada antara lain sonar pasif dan aktif*, termasuk sonar pasif towed. Pendesain kapal selam Rusia tampaknya yakin bahwa mereka akan juga mampu menerapkan fitur-fitur unggul lainnya pada kapal selam ini.

Kilo mulai beroperasi pada awal tahun 1980. Sebanyak 30 unit lebih Kilo sudah diekspor, namun Rusia sendiri hanya memakai Kilo sebanyak 24 unit. Desain kapal selam ini dianggap sukses, terutama oleh pelanggan-pelanggan ekspor. Tapi sebelum Perang Dingin berakhir pada tahun 1991, Angkatan Laut Soviet mulai mengembangkan Lada. Proyek ini sempat terhenti dalam sebagian besar tahun di era 90-an karena minimnya dana, namun dihidupkan kembali dalam dekade terakhir. Saat ini, Rusia memiliki 17 Kilo dalam layanannya (enam cadangan) dan enam sedang di order. Selain dari jumlah tersebut, pembuatan-pembuatan Kilo adalah untuk ekspor.

Lanjut ke China, Angkatan Laut negara ini juga telah merancang dan membangun kapal selam "Song" (tipe 39), merupakan kapal selam diesel-listrik yang menekankan pada fitur "siluman" (quietness). Pengembangan yang dilakukan China ini cukup sporadis dan akhirnya lahir empat kapal selam Song yaitu kelas Yuan (tipe 39A atau tipe 41). Desain asli dari tipe 39 muncul pertama kali pada tahun 2001, dan 13 unit telah dibangun. Tapi pada tahun 2008, tipe 39 yang berbeda muncul. Inilah yang disebut dengan Tipe 39A atau Tipe 41. Tipe 39A muncul sebelum munculnya Tipe baru lagi yaitu 39B. Evolusi terus dilakukan oleh China, dan sekarang ada sekitar enam atau tujuh kapal selam kelas Yuan Tipe 41. Model-model terbaru ini tampaknya sudah dilengkapi dengan sistem AIP dengan perangkat elektronik baru dan perbaikan internal lainnya.

Evolusi yang cepat dari Tipe 39 tampaknya telah menginspirasi China untuk mengadaptasi teknologi kapal-kapal selam Rusia yang canggih dan terbaru lainnya. China baru dalam hal membangun kapal selam? Tidak. Negara ini sudah melakukannya sejak tahun 1960. Namun hanya pada versi terbaru ini yang menunjukkan terobosan besar dan kekreatifan ilmuwan-ilmuwan China. Dua atau lebih dari kapal selam kelas Yuan diyakini telah menggunakan sistem AIP yang akan memungkinkan mereka bertahan lebih lama di dalam air (lebih kurang dua minggu). Sistem AIP buatan China memang belum secanggih sistem AIP buatan Rusia atau Barat, oleh karena itu daya tahannya di air masih rendah. Namun bangsa China dikenal sebagi pekerja keras, mereka akan terus mengembangkan sistem AIP mereka seperti halnya yang sudah mereka lakukan pada teknologi militer lainnya.

Sekilas, Song tampak seperti Kilo-nya Rusia. Tipe 39 dan 41, keduanya berbobot 1.800 ton dengan awak 60 kru dan enam tabung torpedo. Mirip dengan Kilo yang sedikit lebih besar. China mulai memesan kapal selam kelas Kilo dari Rusia pada akhir tahun 1990-an. Dua yang pertama dari Tipe 41 tampaknya adalah salinan dari Kilo model 877, sedangkan dua Tipe 41 berikutnya adalah salinan dari Kilo model 636. Tipe 39 China adalah kapal selam China pertama yang memiliki lambung berbentuk teardrop. Tipe 41 dianggap hanya perbaikan dari dari Song, namun setelah diperiksa dari dekat, persis seperti Kilo. Rusia meyakini bahwa seluruh proyek Song / Yuan merupakan bagian dari rencana jangka panjang China yang berhasil menyalin Kilo.

China saat ini memiliki 13 kelas kapal selam Song, 12 kelas Kilo, 7 kelas Yuan, dan 18 kelas Ming (pengembangan dari Romeo Rusia). Untuk yang bertenaga nuklir, China hanya memiliki 3 kapal selam Han kelas SSN, karena China masih memiliki banyak masalah dengan tenaga nuklir pada kapal selam. Kapal selam kelas Han China tetap melaut, meskipun mereka terlalu berisik dan mudah terdeteksi oleh sensor Barat. Lima Han telah dibangun (antara tahun 1974 dan 1991), namun 2 sudah pensiun. Ada juga 4 kapal selam Shang kelas SSN yang baru masuk ke Angkatan Laut China, namun ini juga masih cukup berisik. Kelas Song / Yuan dimaksudkan untuk menggantikan Ming yang sudah tua. Dan order empat kapal selam kelas Lada akan memberikan ide dan tujuan baru bagi ilmuwan China untuk pengembangan lebih lanjut kapal selam dari jenis ini.
 
*Sonar Pasif : Sonar pertama, tidak ada sinyal sonar yang dikirimkan, jadi hanya mendengar.
Sonar Aktif : Mengirimkan sinyal sonar lalu sinyal diterima kembali.
 
Kredit foto 1 : Mike1979 Russia / Naval Technology
Kredit foto 2 : One half 3544 / Naval Technology

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *