Menteri Pertahanan India A.K.Antony mendesak pemerintah India agar segera menyelesaikan program pembangunan pesawat tempur Tejas yang telah molor selama ini. Antony mengatakan program Tejas harus sudah selesai selambat-lambatnya pada 2014.
Peringatan Antony ini adalah bagian dari pernyataannya dalam pembukaan presentasi saat konferensi ke-37 di Organisasi Pembangunan dan Riset Pertahanan (DRDO) India. Antony mendesak pemerintah India agar mengultimatum lembaga-lembaga yang terkait dengan pembangunan Tejas -khususnya DRDO- agar mempercepat pekerjaan mereka.
"Yang menentukan tanggal adalah V.K.Saraswat, kepala DRDO," ujar Antony. Yang pada saat itu Tejas harus lulus izin operasional akhir untuk segera induksi ke Angkatan Udara India. Dalam pernyataannya, Antony juga memberikan contoh penelitian dan pembangunan alutsista yang baik dan tepat waktu yaitu dengan memuji keberhasilan proyek rudal Agni-5 dan BrahMos.
Namun ilmuwan DRDO harus tetap fokus pada bidang prioritas di mana itu adalah ujian akhir dari keberhasilan organisasi, produk dan layanan terletak pada kepuasan pengguna akhir, yaitu Angkatan Bersenjata India, katanya.
"Keberhasilan tidak boleh membuat kita terlena dan proyek-proyek yang belum rampung, yang telah mandek dalam waktu yang lama, harus segera diselesaikan," kata Antony. Untuk mencapai hal ini, DRDO tetap akan menjadi bagian penting bagi pengembangan sektor manufaktur pertahanan negara, katanya.
"Jika tujuan pribumisasi kita mau terwujud, DRDO harus memimpin hal ini." kata Antony. Stakeholder lain, misalnya militer, Departemen Pertahanan dan industri-industri swasta di sektor pertahanan, harus bekerjasama untuk memastikan pencapaian yang tepat waktu, jujur dan dengan sistem transparan.
Tejas adalah jet tempur bermesin tunggal dan satu kursi pilot yang diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Ltd. Program ini diberikan "lampu hijau" oleh pemerintah India pada tahun 1983 namun hingga tahun 1988 proyek ini hanya berjalan di atas papan gambar (desain).
Penundaan terjadi salah satunya karena masalah pada desain, pengembangan dan performa mesin Kaveri yang sejatinya akan digunakan sebagai mesin Tejas, kemitraan DRDO dengan Snecma dari Prancis.
Sebuah prototipe Tejas akhirnya terbang untuk pertama kalinya pada bulan Januari 2001 namun dengan menggunakan mesin F-404 General Electric (GE) AS sebagai mesin pengganti kesenjangan.
Kesepakatan jangka panjang dengan GE adalah untuk 99 mesin -kemungkinan upgrade hingga 414 mesin- senilai 800 juta dolar telah ditandatangani pada tahun ini. Ini semua akibat penundaan panjang dari pengembangan mesin Kaveri. GE menang atas mesin EJ-200 Eurojet itu.
Bulan lalu, DRDO mengonfirmasi telah meninggalkan rencana untuk bersama-sama mengembangkan dan memproduksi mesin pesawat militer Kaveri dengan Snecma, sebuah laporan oleh AIN Online News.
"Kami masih memerlukan mitra luar negeri namun Snecma tidak akan menjadi vendor satu-satunya," CP Ramanarayanan, direktur DRDO's Gas Turbine Research Establishment, mengatakan. "Kami akan memilih mitra kami dengan tender yang kompetitif."
Kredit foto : Rinju9 / Wiki
artileri.org
0 komentar:
Posting Komentar