Minggu, 27 Oktober 2013

Bagaimana Dukun Bisa Meramal?


Bagaimana Dukun Bisa Meramal?

Infometafisik.com - Kemampuan untuk meramalkan sesuatu kejadian yang akan terjadi merupakan salah satu kemampuan yang banyak menarik minat orang karena orang menyangka bahwa dengan cara itu mereka bisa mengantisipasi dan menghindari dari musibah yang bakal datang.

Ramalan itu ada yang berdasarkan astrologi (posisi benda-benda langit) yang diyakini membawa pengaruh pada kehidupan manusia, atau posisi benda langit itu merupakan isyarat bagi manusia akan datangnya suatu peristiwa.

Ada juga ramalan itu yang dilakukan dengan melihat medium seperti bola kaca, baskom berisi air, asap, atau kartu dan tulang yan dilempar, atau berdasarkan garis tangan, tanda-tanda di tubuh seperti tahi lalat, kedutan dll.

Namun ada juga ramalan itu yang berdasarkan perkataan seorang dukun, atau ahli spiritual, atau orang pintar, atau paranormal, dengan melakukan penerawangan atau peneropongan (clairvoyance) yaitu penglihatan batin seseorang terhadap hal-hal ghaib yang akan terjadi.

Sebagian dari apa yang dikatakan dukun itu benar terjadi, namun sebagian besarnya banyak yang meleset. Namun yang dibicarakan orang adalah hal-hal yang benar terjadi, sedangkan yang meleset tidak dibahas. Betapa banyaknya ramalan tentang terjadinya kiamat sejak dahulu kala sehingga membuat orang panik bahkan sebagian pengikut dukun itu bersedia melakukan bunuh diri massal namun semuanya itu meleset

Dari Aisyah, ia berkata, aku berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya para dukun pernah menceritakan kepada kami tentang sesuatu dan kami dapati bahwa yang mereka ceritakan itu benar terjadi”. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Kalimat yang benar itu memang sengaja disambar dengan cepat oleh jin lalu dilemparkan ke telinga walinya (dukun), tetapi ia sudah menambah dengan seratus kebohongan“. (H.R. Muslim juz 4, hal. 1750)

Ada golongan marga jin tertentu yang kemahirannya adalah naik ke langit dan mencuri dengar berita-berita langit yang dibawa para malaikat. Jin-jin jenis inilah yang kemudian memberitakan kepada para dukun dan tukang ramal. Namun berota yang dibisikkan oleh jin telah dicampur aduk dengan seribu kebohongan.

“Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang (Yang dimaksud dengan “sekarang”, ialah waktu sesudah Nabi Muhammad s.a.w. diutus menjadi rasul) barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)” (Q.S. Al-Jin : 8- 9)

Dari Amr bin Ash aku mendengar Ikrimah berkata : Aku mendengar Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi s.a.w bersabda : Apabila Allah SWT menentukan sesuatu di langit, maka para malaikat mengepak-ngepakkan sayapnya karena tunduk patuh pada firmanNya, suaranya demikian hebat laksana rantai besi yang dihantamkan ke batu keras. Ketika rasa takut )malaikat) telah hilang dai kalbu mereka maka salah seorang di antara mereka (malaikat) saling bertanya pada lainnya : “Apakah uang difirmankan Tuhanmu?” Mereka menjawab : “Kebenaran dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar”. Lalu jin-jin mencuri dengar dari para pencuri denga ritu seperti ini (kedua tangannya dengan jari-jari ditumpang tindih). 

Mereka mendengar berita itu lalu menyampaikan pada yang di bawahnya lalu yang mendapat berita menyampaikan lagi pada yang lebih di bawah, demikian seterusnya sampai berita itu sampai ke telinga tukang sihir atau dukun. Bisa jadi panah telah menghantam salah satu dari mereka sebelum ia bisa mendengar berita, tapi bisa jadi mereka telah mendengarnya sebelum lepas dari kejaran panah api, lalu membuat ratusan kebohongan tentang berita tsb lalu tersebarlah berita, bukankah dia telah berkata begini dan begitu pada hari anu? Lalu ucapan itu dibenarkan oleh jin-jin yang mencuri berita langit (H.R. Bukhari)

Aisyah berkata, sekelompok orang bertanya kepada Rasulullah s.a.w. tentang para dukun. Rasulullah menjawab: “Mereka itu tidak mengetahui sesuatu apapun”. Mereka bertanya kembali: “Tapi Rasulullah, terkadang apa yang mereka katakan adalah benar dan nyata?” Rasulullah s.a.w.bersabda kembali: “Ucapannya yang betul itu lantaran dibisikkan oleh jin. Ia membisikkannya ke telinga temannya (dukun) seperti berkoteknya ayam betina, dan mereka mencampuradukannya dengan seratus kebohongan (maksudnya, yang betulnya satu tapi bohongnya seratus bahkan lebih)” (H.R. Bukhari).

Maka mendatangi tukang ramal nasib atau dukun apalagi percaya kepada ramalan tukang ramal / dukun adalah syirik dan menyalagi aqidah Islam. Karena Allah berfirman :

Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.” (Q.S. Luqman: 34)

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” (Q.S. Al-An’am: 59)

Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang datang kepada juru ramal, dukun, lalu bertanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam ” (H.R. Muslim)

Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang datang kepada juru ramal, dukun, untuk bertanya tentang sesuatu, lalu membenarkan dan mempercayai apa yang dikatakannnya, maka sungguh ia telah keluar dari ajaran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad” (H.R. Ahmad disahihkan oleh Al-Bani)

Dari ‘Ali bin Husain bahwa ‘Abdullah bin ‘Abbas r.a. berkata; “Seorang sahabat Nabi SAW. dari kalangan Anshar bercerita kepadaku; bahwa pada suatu malam ketika mereka sedang duduk-duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba mereka dijatuhi bintang (meteor) yang bersinar. Maka Rasulullah SAW. bertanya kepada mereka: ‘Apa yang kalian katakan pada masa jahiliyah apabila dijatuhi bintang seperti ini? ‘ Jawab mereka; ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Dahulu kami berkomentar; ‘Malam ini telah lahir orang yang besar dan telah meninggal orang yang besar pula.’ Maka Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya bintang (meteor) itu tidak jatuh karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena lahirnya seseorang. Tetapi Rabb kita, yang nama-Nya penuh berkah dan Maha Tinggi, apabila Dia memutuskan suatu urusan, maka bertasbihlah pemikul ‘Arasy, kemudian bertasbih pula penduduk langit setelah mereka, sehingga tasbih mereka terdengar pula oleh penduduk langit dunia ini. 

Kemudian orang-orang yang dekat pemikul ‘Arasy berkata kepada mereka; ‘Apa yang telah difirmankan Rabb kalian? ‘ Lalu mereka ceritakan apa yang telah difirmankan Allah. Maka penduduk langit yang lainnya pun saling mencari kabar tersebut sesama mereka, sehingga berita itu sampai pula kepada penduduk langit dunia ini. Berita itu tertangkap oleh bangsa jin, lalu dibisikkannya kepada pemimpin-pemimpin mereka, tetapi mereka dilempar karenanya. Maka apa yang disampaikannya menurut berita yang sebenarnya, itu benar. Tetapi biasanya mereka bohong dan beritanya mereka tambah-tambah.’  (H.R. Muslim No. 4136)

Namun diriwayatkan bahwa semenjak Al-Qur’an diturunkan maka Jin menjadi kesulitan mencuri dengar berita langit. Demikianlah maka berita langit itu ada yang benar namun lebih banyak yang bohong dan meleset. Namun para jin membisiki ke telinga sang dukun dan mencampurnya dengan berita bohong yang banyak.

Telah menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah SAW tidak pernah membacakan (Al Qur`an) kepada golongan jin dan tidak pula melihat mereka. Rasulullah SAW bersama sejumlah sahabatnya berangkat menuju pasar ‘Ukazh, dan saat itu antara para setan dan berita dari langit telah terhalang, dan mereka dilempari dengan bola api. Ibnu Abbas berkata lagi; Maka setan-setan itu kembali kepada kaumnya dan bertanya; “ada apa dengan kalian?” mereka menjawab; “Ada penghalang antara kami dan berita langit lalu kami dilempari dengan bola api.” Ibnu Abbas berkata lagi; Mereka berkata; “Tidaklah yang menghalangi antara kalian dengan berita langit kecuali karena terjadinya sesuatu. Sisirlah belahan timur bumi dan belahan baratnya. Carilah apa yang menjadi penghalang antara kalian dengan kabar langit.” Ibnu Abbas berkata; Maka mereka pun menyisir belahan timur bumi dan belahan baratnya untuk mencari-cari penghalang yang menghalangi antara mereka dengan kabar langit. Ia berkata lagi; Maka sebagian golongan jin yang menuju ke arah Tihamah berbalik mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, saat itu beliau berada di Nakhlah menuju pasar Ukazh, ketika itu beliau dan sahabatnya sedang mengerjakan shalat subuh. 

Ia berkata lagi; Tatkala rombongan jin mendengarkan Al Qur`an, mereka memperhatikannya dan berkata; “Demi Allah inilah yang menjadi penghalang antara kalian dengan kabar langit.” Ibnu Abbas berkata; “Dari situlah ketika mereka kembali kepada kaumnya mereka berkata; “Wahai kaum kami, (Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Al Qur`an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya.) ” Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam” (Katakanlah (hai Muhammad): ‘Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya) ‘” jadi yang diwahyukan kepada beliau itu (di antaranya) adalah dari pernyataan jin.” (H.R. Ahmad No. 2158)







0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *