Pentagon mengatakan mereka terpaksa mengemis ke organisasi amal untuk mendanai tunjangan kematian bagi keluarga tentara AS yang tewas di Afghanistan baru-baru ini ketika shutdown pemerintah AS telah membentang pada minggu kedua. Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan Gedung Yayasan swasta Fisher telah setuju untuk membiayai tunjangan. Dia mengatakan Pentagon akan mengembalikan yayasan setelah dana pemerintah dipulihkan.
Kepala Pentagon juga mengkritik Kongres Demokrat dan Republik karena gagal dalam mengakhiri kebuntuan politik yang telah menghasilkan shutdown pemerintah federal. "Saya tersinggung, marah dan malu bahwa shutdown pemerintah telah mencegah Departemen Pertahanan dari memenuhi tanggung jawab paling suci ini di waktu yang tepat," kata Hagel dalam sebuah pernyataan.
"Pada hari-hari sebelum shutdown, kami memperingatkan Kongres dan rakyat Amerika bahwa DoD (Departemen Pertahanan) tidak akan memiliki kewenangan hukum untuk melakukan pembayaran tersebut selama selang dalam alokasi," tambahnya. Juru bicara Presiden Obama, Jay Carney, mengatakan Presiden telah terganggu oleh masalah itu dan telah memerintahkan Kantor Manajemen dan Anggaran untuk menemukan solusi.
Kegagalan Pentagon untuk mendanai tunjangan kematian bagi keluarga tentara AS yang tewas bertugas telah memicu kemarahan publik di negara ini. Sejak pemerintah federal AS ditutup pada 1 Oktober lalu, 17 tentara Amerika telah tewas dan tidak ada keluarga mereka yang menerima US$ 100.000 pembayaran untuk tunjangan perumahan dan pembiayaan untuk biaya pemakaman.
Keluarga tentara yang tewas di medan perang asing atau bertugas di rumah berhak atas US$ 100.000 dalam bantuan dana kematian. Sebuah jajak pendapat Gallup terbaru menunjukkan tujuh puluh persen orang Amerika tidak puas dengan kebuntuan antara Demokrat dan Republik atas krisis anggaran itu. Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa rating persetujuan Kongres kini turun menjadi 11 persen.
Kepala Pentagon juga mengkritik Kongres Demokrat dan Republik karena gagal dalam mengakhiri kebuntuan politik yang telah menghasilkan shutdown pemerintah federal. "Saya tersinggung, marah dan malu bahwa shutdown pemerintah telah mencegah Departemen Pertahanan dari memenuhi tanggung jawab paling suci ini di waktu yang tepat," kata Hagel dalam sebuah pernyataan.
"Pada hari-hari sebelum shutdown, kami memperingatkan Kongres dan rakyat Amerika bahwa DoD (Departemen Pertahanan) tidak akan memiliki kewenangan hukum untuk melakukan pembayaran tersebut selama selang dalam alokasi," tambahnya. Juru bicara Presiden Obama, Jay Carney, mengatakan Presiden telah terganggu oleh masalah itu dan telah memerintahkan Kantor Manajemen dan Anggaran untuk menemukan solusi.
Kegagalan Pentagon untuk mendanai tunjangan kematian bagi keluarga tentara AS yang tewas bertugas telah memicu kemarahan publik di negara ini. Sejak pemerintah federal AS ditutup pada 1 Oktober lalu, 17 tentara Amerika telah tewas dan tidak ada keluarga mereka yang menerima US$ 100.000 pembayaran untuk tunjangan perumahan dan pembiayaan untuk biaya pemakaman.
Keluarga tentara yang tewas di medan perang asing atau bertugas di rumah berhak atas US$ 100.000 dalam bantuan dana kematian. Sebuah jajak pendapat Gallup terbaru menunjukkan tujuh puluh persen orang Amerika tidak puas dengan kebuntuan antara Demokrat dan Republik atas krisis anggaran itu. Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa rating persetujuan Kongres kini turun menjadi 11 persen.
indonesiabim.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar