Upaya Angkatan Laut China untuk menemukan pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang
sesungguhnya telah menunjukkan adanya kekurangan serius pada Angkatan
Laut China. Singkatnya, tanpa memiliki akses ke pelabuhan asing untuk
mendapatkan pasokan logistik, kapal-kapal perang Angkatan Laut China
tidak mampu berlayar jauh dari China atau dalam waktu yang lama.
Para perencana Angkatan Laut dan pemimpin politik China telah mengetahui dan menyadari kekurangan ini. Akhirnya diputuskanlah untuk membangun lebih banyak kapal penyuplai untuk angkatan laut. Dalam beberapa tahun ke depan, kita akan banyak melihat Angkatan Laut China memesan kapal penyuplai semacam ini.
Para perencana Angkatan Laut dan pemimpin politik China telah mengetahui dan menyadari kekurangan ini. Akhirnya diputuskanlah untuk membangun lebih banyak kapal penyuplai untuk angkatan laut. Dalam beberapa tahun ke depan, kita akan banyak melihat Angkatan Laut China memesan kapal penyuplai semacam ini.
Dalam pencarian MH370, setidaknya China mengirimkan dua lusin kapal
perang dan kapal pendukung ke Samudera Hindia Selatan, dan itu
menunjukkan bahwa apabila tidak ada akses ke pelabuhan Australia, maka
kapal-kapal China itu tidak akan mampu beroperasi untuk waktu yang lama.
Solusi klasiknya adalah dengan menyediakan kapal pendukung besar untuk
menyuplai bahan bakar dan logistik ke kapal-kapal perang. China memang
membangun kapal seperti ini, tapi jumlahnya masih tidak cukup untuk
mempertahankan kekuatan besar armada lautnya untuk jangka waktu yang
lama.
Rasanya tidak mungkin bagi China bisa memperoleh akses ke pelabuhan luar asing untuk kapal-kapal perang mereka untuk tujuan ekspansi, karena ekspansi China telah banyak membuat marah besar negara-negara di kawasan. Tidak bisa dipungkiri juga China memang memiliki beberapa sekutu, sebut saja Pakistan, Kamboja, dan Burma, tapi ini masih belum cukup. Ditambah lagi bila terjadi permusuhan, akses ke pelabuhan tiga negara ini akan diblokir oleh negara-negara tetangganya yang notabene anti China.
Rasanya tidak mungkin bagi China bisa memperoleh akses ke pelabuhan luar asing untuk kapal-kapal perang mereka untuk tujuan ekspansi, karena ekspansi China telah banyak membuat marah besar negara-negara di kawasan. Tidak bisa dipungkiri juga China memang memiliki beberapa sekutu, sebut saja Pakistan, Kamboja, dan Burma, tapi ini masih belum cukup. Ditambah lagi bila terjadi permusuhan, akses ke pelabuhan tiga negara ini akan diblokir oleh negara-negara tetangganya yang notabene anti China.
Kelemahan soal logistik ini bukan lagi rahasia bagi China, hanya saja
China tidak ingin menunjukkannya. Tapi pada pada operasi pencarian
MH370, masalah ini semakin terlihat jelas. Ancaman Angkatan Laut China
menjadi terlihat kurang menakutkan, setidaknya hingga China sudah
membuat banyak kapal penyuplai untuk memenuhi logistik seluruh armadanya
agar bisa berlayar dalam waktu yang lama.
Pada tahun 2013, China resmi menugaskan kapal ketiga dan keempat dari
Tipe 903 (kapal logistik/tanker). Ini merupakan prestasi, karena dalam
waktu kurang dari dua tahun, China telah membangun dan selanjutnya
mengoperasikan dua kapal dari Tipe 903. Sedangkan dua kapal pertama yang
berbobot 23.000 ton ini muncul pada tahun 2004 dan 2008. Cepatnya
pembangunan dua kapal Tipe 903 terakhir menunjukkan bahwa China sadar
akan urgent-nya kebutuhan akan kapal ini.
Tipe 903 sudah sering digunakan China, terutama untuk mendukung gugus tugas China yang dikirim untuk patroli dan mengatasi pembajakan di lepas pantai Somalia. Biasanya satu Tipe 903 akan menyertai dua kapal perang (biasanya frigat dan perusak). Kapal ini tidak hanya memenuhi kebutuhan bakan bakar, tapi juga air, makanan dan dan perlengkapan lain yang diperlukan selama operasi. Untuk menjadi angkatan laut yang mendunia atau untuk menyaingi Amerika Serikat, tentu China akan banyak membutuhkan kapal seperti Tipe 903.
Tipe 903 sudah sering digunakan China, terutama untuk mendukung gugus tugas China yang dikirim untuk patroli dan mengatasi pembajakan di lepas pantai Somalia. Biasanya satu Tipe 903 akan menyertai dua kapal perang (biasanya frigat dan perusak). Kapal ini tidak hanya memenuhi kebutuhan bakan bakar, tapi juga air, makanan dan dan perlengkapan lain yang diperlukan selama operasi. Untuk menjadi angkatan laut yang mendunia atau untuk menyaingi Amerika Serikat, tentu China akan banyak membutuhkan kapal seperti Tipe 903.
Tipe 903 mirip dengan dua belas kapal tanker T-AKE Amerika Serikat. Ini
adalah kapal berbobot 40.000 ton yang jauh lebih besar dari empat Tipe
903 China. T-AKE digunakan oleh AS untuk memenuhi kebutuhan logistik
armada perang lautnya di seluruh dunia.
Ini terlihat gampang, namun sebenarnya membutuhkan awak yang ahli. Seperti di lepas pantai Somalia atau di situasi yang genting, keahlian semacam ini sangat berharga, dimana terkadang sebuah kapal perang harus cepat-cepat mengisi bahan bakar.
Selama dekade terakhir, China telah banyak melatih pelaut agar memiliki
keahlian dalam menyuplai kapal-kapal perang di laut. Sekarang sudah
sering kita jumpai tanker Tipe 903 China ini memasok bahan bakar dua
kapal perang perang sekaligus di Pasifik Barat. Manuver seperti
sebenarnya rumit dan China tidak menguasainya hanya dalam waktu semalam.
Mereka terus berlatih, mengisi bahan bakar dua kapal perang disaat yang
bersamaan (metode side by side). Jelas akan dibutuhkan awak tanker yang terampil dan koordinasi yang baik dari kapal perang untuk melakukan tugas ini.
Pembangunan Tipe 903 ini merupakan bagian dari upaya Angkatan Laut China
agar armada kapal-kapal perang modernnya mampu melaksanakan operasi
dalam durasi yang lama. Selain kapal-kapal patroli yang dikirim ke lepas
pantai Somalia, China juga mengirimkan armada lautnya (kapal pendarat,
perusak dan frigat) selama 10-20 hari menjelajahi laut China Timur dan
seterusnya. Sedangkan pencarian MH370 di barat jauh Australia merupakan
penyebaran terbesar armada modern Angkatan Laut China.
China terus berusaha agar lebih efektif dalam menggunakan tanker kelas
baru mereka untuk memasok logistik kapal-kapal perang di laut. Menyuplai
logistik dua kapal perang sekaligus di saat kapal bergerak, dan pelaut
China telah berhasil melakukannya. Pelaut China juga belajar bagaimana
menyimpan semua persediaan yang dibutuhkan agar tetap dalam kondisi baik
dan dalam jumlah yang mencukupi. Ini terlihat gampang, namun sebenarnya
membutuhkan awak yang ahli. Seperti di lepas pantai Somalia atau di
situasi yang genting, keahlian semacam ini sangat berharga, dimana
terkadang sebuah kapal perang harus cepat-cepat mengisi bahan bakar.
Metode pengisian bahan bakar kapal perang di laut dipelopori oleh
Amerika Serikat selama Perang Dunia II karena minimnya basis AS di
pasifik. Setelah perang usai, AS kemudian membentuk service squadron
(Servron) di angkatan lautnya. Kapal-kapal perang AS kemudian sering
berlayar selama berbulan-bulan dengan disuplai oleh Servron.
Beberapa teknologi baru pun dikembangkan agar lebih efektif dalam mengisi bahan bakar di laut. Hanya sedikit angkatan laut di dunia yang memiliki kemampuan seperti ini, bukan hanya karena membutuhkan kru yang terlatih, tetapi juga karena besarnya biaya untuk membangun kapal semacam ini. Meskipun dari segi jumlah belum memadai, namun China kini sudah bisa melakukannya yang akhirnya akan menjadikan armada angkatan laut mereka mampu berlayar dalam waktu yang lama dan jauh dari China.
Beberapa teknologi baru pun dikembangkan agar lebih efektif dalam mengisi bahan bakar di laut. Hanya sedikit angkatan laut di dunia yang memiliki kemampuan seperti ini, bukan hanya karena membutuhkan kru yang terlatih, tetapi juga karena besarnya biaya untuk membangun kapal semacam ini. Meskipun dari segi jumlah belum memadai, namun China kini sudah bisa melakukannya yang akhirnya akan menjadikan armada angkatan laut mereka mampu berlayar dalam waktu yang lama dan jauh dari China.
artileri
0 komentar:
Posting Komentar