DUNIA terhentak, tiba-tiba Paus
Benediktus XVI mengumumkan pengunduran diri dari takhta tertinggi
Katolik Roma, secara resmi pada akhir bulan lalu (28/2/2013). Paus
ke-265 ini memutuskan untuk meletakkan jabatan yang sudah diemban sejak
2005, dengan alasan usia sudah uzur. Di usianya yang mencapai 85 tahun,
ia merasa sudah tidak mampu lagi menjalankan tugas yang dipercayakan
kepadanya.
Banyak pihak meragukan faktor usia
sebagai alasan meletakkan jabatannya, karena selama ini biasanya Paus
baru berhenti dari jabatannya jika sudah meninggal. Berbagai spekulasi
pun muncul dari ancaman, intimidasi, skandal, hingga kepindahan agama.
Uniknya, di kalangan aktivis Islam
beredar pesan singkat dan artikel di jejaring sosial yang menyatakan
bahwa Paus mengundurkan diri karena telah masuk Islam di Istambul Turki,
setelah membaca Injil Barnabas di sana. Berita di blog-blog gratisan
pun beredar dengan judul bombastis "Paus Benediktus Ke-IX Masuk Islam."
Berita yang diperkuat dengan foto Paus bersedekap seperti shalat di
masjid pun beredar luas. Sampai-sampai Jum'at lalu khatib Jum'atan
meyakinkan jamaah mengenai keislaman Paus.
Melihat rekam jejaknya, rumor keislaman
Paus ini tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi untuk melupakan dosa-dosa
Paus terhadap Islam. Karena ketika menjabat sebagai Paus, ia sangat
hobi menghujat Islam.
Salah satu pernyataan yang mengguncang
dunia adalah pidato dalam kuliah umum bertema bertema "Korelasi Iman,
Logika dan Dialog Antaragama" di Universitas Regensburg, Jerman
(12/9/2006). Paus terang-terangan menghujat Islam dan Nabi Muhammad
Shallalahu 'Alaihi wa Sallam dengan mengutip pernyataan Kaisar Byzantium
Manuel II Paleologus (Kaisar Kristen Ortodoks):
"Tunjukkan kepadaku apa kabar baru yang
dibawa Muhammad, dan kalian akan menjumpai hal-hal yang tidak manusiawi,
sebagaimana perintahnya menyebarkan dengan pedang agama yang
dipeluknya."
Hanya orang kurang akal saja yang
menganggap orang berdiri bersalib dan bersedekap dengan posisi tangan
kiri di atas tangan kanan sebagai orang shalat...
Melihat
reaksi yang luar biasa, empat hari kemudian Paus menyesal tapi tidak
meminta maaf terhadap umat Islam. Ia hanya mengaku tidak berniat
menghina Islam. Sampai rumor keislaman Paus ini mencuat, belum pernah
dia mengakui kesalahannya apalagi meminta maaf.
Sangat disayangkan bila umat Islam mudah
menelan berita yang tidak jelas sumbernya. Menurut pengamatan penulis,
berita ini murni palsu (hoax) yang dihembuskan oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab.
Pertama, cerita bahwa Paus masuk Islam
setelah membaca Injil Barnabas di Turki juga sangat menggelikan. Karena
Injil Barnabas sudah beredar luas di seluruh dunia dan diterjemahkana ke
berbagai bahasa. Di Indonesia saja Injil yang tidak dijamin keasliannya
ini beredar di kaki lima. Jika ingin membaca Injil Barnabas, Paus tidak
perlu susah payah ke Turki, karena Vatikan memiliki perpustakaan yang
sangat lengkap. Bahkan dengan beberapa kali klik Paus bisa membaca ebook
Injil Barnabas di internet.
Kedua, foto Paus sedang shalat itu tidak
benar. Perhatikan fotonya, Paus masih berkalung salib kebesarannya.
Sedekapnya pun bukan posisi shalat, karena ia meletakkan tangan kiri di
atas tangan kanan. Wajah orang-orang di sekelilingnya pun tidak
menunjukkan sedang shalat berjamaah, karena pandangannya ke mana-mana,
tidak ke satu qiblat.
Ketiga, foto yang dijadikan dalih Paus
shalat setelah masuk Islam di Turki itu adalah foto Paus ketika
berkunjung ke Masjid Sultan Ahmad atau Masjid Biru (Blue Mosque)
Istambul didampingi Mufti Turki Syaikh Musthafa Kakaraji (Cagrici) pada
30 November 2006. Kunjungan ini ditengarai sebagai upaya meredam amarah
umat Islam seluruh dunia terkait pernyataan-pernyataan Paus yang
mendiskreditkan Islam pada bulan September sebelumnya.
Dalam kunjungan tersebut, Mufti Turki
menjelaskan tentang tatacara shalat dalam ajaran Islam. Paus
mendengarkan penjelasan sambil mendekapkan tangannya seperti orang
bersedekap shalat. Foto pose bersedekap itu dimanfaatkan oleh kaum
pembohong untuk membuat hoax bahwa paus masuk islam dan shalat di
masjid.
Menurut surat kabar Asharqul Awsath,
Jumat (1/12/2006), Paus sempat terkagum-kagum mendengar kapasitas masjid
yang bisa menampung sampai 8.000 jamaah, terutama pada saat shalat
Jumat dan Tarawih di bulan Ramadhan. "Delapan ribu orang, banyak
sekali," kata Paus.
Dalam video dokumentasi CBS News
bertajuk "Pope Visits Blue Mosque" yang berdurasi 2,09 menit, nampak
jelas bahwa dalam acara itu Paus hanya berdiri mendengarkan penjelasan
sang mufti. Paus hanya bersedekap sambil berdiri, tidak melakukan
takbir, rukuk, i'tidal, sujud, iftirasy maupun salam selayaknya orang
shalat.
...Rumor keislaman Paus ini tidak perlu dibesar-besarkan. Karena ketika menjabat sebagai Paus, ia sangat hobi menghujat Islam...
Hanya
orang kurang akal saja yang menganggap orang berdiri bersalib dan
bersedekap dengan posisi tangan kiri di atas tangan kanan sebagai orang
shalat.
PAUS MUNDUR TERSANDUNG SKANDAL SEKSUAL
Teka-teki pengunduran diri pria yang
sudah 8 tahun menjadi Paus itu dijawab oleh La Repubblica pada Kamis
(14/2/2013). Koran harian Italia ini mengungkapkan alasan lain yang
sangat kontroversial, yaitu kasus skandal seksual yang di gereja
Katolik.
Diungkap blak-blakan bahwa paus bernama
asli Joseph Aloisius Ratzinger itu mengundurkan diri setelah tim
investigasi internal melaporkan adanya praktik skandal di Vatikan yang
disebut-sebut sebagai "VatiLeaks."
Vatileaks terungkap pada Januari 2012
ketika serangkaian dokumen internal bocor ke media Italia. Setelah
kejadian tersebut, Wartawan Italia, Gianluigi Nuzzi memicu perhatian
publik dengan sebuah buku berjudul "His Holiness: Pope's Benedicts XVI's
Private Papers," yang ludes terjual dalam semalam. Buku ini membongkar
intrik dan skandal di Vatikan, dengan dukungan bukti-bukti dokumen dan
surat-surat rahasia yang ditujukan dan juga berasal dari Paus serta
sekretaris pribadinya. Salah satunya menyebutkan bahwa orang-orang
Katolik tajir dengan mudah bisa berbicara empat mata dengan Paus
Benediktus jika membayar sekitar Rp 124 juta kepada Bertone.
Buku ini membuat Georg Gaenswein,
sekretaris pribadi Paus Benediktus, yakin Gabriele adalah pencuri
dokumen rahasia itu. Sebab hanya dia dan Gabriele yang boleh masuk ke
ruang pribadi Paus. Pada Mei 2012, otoritas Vatikan menangkap Paolo
Gabriele, pelayan Paus karena dicurigai berada di balik kebocoran
dokumen tersebut. Dia terancam 18 bulan penjara, namun kemudian dia
diampuni.
Pada Juni 2012, muncul berita di media
Italia yang menghubungkan Vatikan dengan kepala mafia Sisilia. Laporan
tersebut muncul setelah Kepala Bank Vatikan, Ettore Gotti Tedeschi
dipecat di tengah klaim perebutan kekuasaan dan korupsi di Vatikan. Dia
diduga melakukan pencucian uang untuk mafia.
Sejak mencuatnya dugaan VatiLeaks tahun
lalu, Paus membentuk tim investigasi yang terdiri dari tiga kardinal
yakni Kardinal Spanyol Julián Herranz, Kardinal Slovakia Jozef Tomko
serta Kardinal Salvatore De Giorgi, bekas Uskup Agung Palermo. Mereka
diminta menyelidiki sejumlah tuduhan seperti penyelewengan keuangan,
kronisme, dan korupsi di Vatikan.
Pada 17 Desember lalu, tiga kardinal
menyerahkan dua bundel berkas kepada Benediktus. Hasil penyelidikan yang
dituangkan dalam berkas setebal masing-masing 300 halaman itu
mengungkap sejumlah peta kejahatan di dalam tubuh Vatikan yang melanggar
Sepuluh Perintah Allah (the Ten Commandments), terutama nomor enam
mengenai perzinahan dan nomor tujuh tentang pencurian.
"Pada hari itulah, dengan berkas-berkas
di mejanya, Benediktus XVI mengambil keputusan yang telah begitu lama
dia renungkan," tulis La Repubblica.
Menurut penuturan seorang sumber yang
dekat dengan ketiga kardinal, tim penyidik telah menemukan sebuah
jaringan gay bawah tanah yang anggotanya merupakan sejumlah pejabat
Vatikan dan warga non-Vatikan. Kegiatan mereka berlangsung di beberapa
tempat di Roma dan Vatikan. Akibatnya, para pelaku menjadi rentan
terhadap pemerasan.
Laporan
ihwal jaring homoseksual dalam tubuh Tahta Suci Vatikan bukanlah yang
pertama ditulis La Repubblica. Pada 2010, harian ini melaporkan seorang
anggota paduan suara Vatikan dipaksa mundur karena menyewa pelacur pria.
Beberapa bulan kemudian, sebuah majalah mingguan Italia merekam seorang
pastur yang mengunjungi klub gay dan berhubungan seksual dengan sesama
jenis.
Pada 2011 lalu, korban pelecehan seksual
menuduh Paus dan beberapa pejabat Takhta Suci Vatikan lainnya telah
melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, para pemimpin
gereja Katolik juga dituduh telah memelihara praktik pelecehan seksual,
namun merahasiakan hal itu.
Awal Ferbuari lalu, seorang pejabat
tinggi Vatikan, Kardinal William Levada, terbukti terlibat dalam
merahasiakan kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Nampaknya, berita koran lokal Italia itu
ada benarnya. Selang dua hari setelah mengumumkan pengunduran dirinya,
Paus mengeluarkan komentar soal maraknya kasus kejahatan seksual di
lingkungan Katolik. Saat memimpin misa terakhirnya di Vatikan, Rabu
(13/2/2013), Paus mendesak umat Kristen agar mengakhiri kemunafikan
religius di gereja Katolik.
Mundurnya Paus Benediktus XVI ini
mengingatkan dengan para paus pendahulunya yang meletakkan jabatannya
karena skandal seksual. Dalam daftar Paus yang mencoreng nama gereja
Katolik, tercatat nama Paus Benediktus IX yang bernama asli
Theophylactus dari Tusculum. Ia mengundurkan diri pada usia 30 tahun. Di
bawah kepemimpinannya kepausan diselimuti berbagai kasus skandal
gereja seperti pemerkosaan, pembunuhan, dan lainnya.
Dalam buku Dark History of the Popes: Vice Murder and Corruption in the Vatican (Sejarah Gelap Para Paus: Kejahatan, Pembunuhan, dan Korupsi di Vatikan), halaman
9, Brenda Ralph Lewis menyebut Benediktus IX sebagai rohaniawan iblis.
Tanpa tedeng aling-aling ia menjulukinya sebagai “salah satu paus abad
kesebelas yang paling hebat berskandal, yang dideskripsikan sebagai
seorang yang keji, curang, buruk dan digambarkan sebagai ‘iblis dari
neraka yang menyamar sebagai pendeta.”
Nama lainnya yang juga mundur karena skandal adalah Paus Gregory VI. Paus
yang bernama asli Johannes Gratianus ini hanya menjabat selama tujuh
bulan karena dipaksa mundur oleh sejumlah Uskup terkait munculnya
skandal suap.
Paus yang tak kalah mesumnya adalah Paus
Sylvester III. Paus ini paling singkat memimpin jabatan kepausan, hanya
22 hari pada 1045. Kepemimpinannya dihentikan karena kasus pelecehan
dan pembunuhan. Dia diasingkan dan meninggal dalam pengasingan. Dia pun
termasuk dalam daftar Paus mencoreng nama gereja di masanya. Banyak
kekacauan timbul dengan latar belakang agama sebab dia.
Terkait:
- Lengser di Tengah Skandal Seksual, Paus Bilang Tuhan Sedang Tidur
- Kardinal Inggris Mundur Karena Skandal Seks Sesama Pria dengan Empat Pastor
- Heboh!! Pastor Irlandia Ungkap Kisah Yesus dalam Bibel Fiktif