|
Kapal Trimaran KRI Klewang |
Kapal perang X3K dibangun oleh pembuat kapal asal Swedia, North Sea Boats yang berbasis di Indonesia dan dirancang sebagian oleh pembangun kapal terkenal, LOMOcean Desain LTD. Tujuannya adalah untuk membangun kapal perang siluman, berkecepatan tinggi, kapal multi-peran rudal yang bisa mendominasi peraiaran pesisir Indonesia.
Dengan panjang 63 meter, X3K ini bukan kapal patroli kecil, dan dengan model lambung trimaran yang bisa memecah ombak serta mesin kembar MJP 550 jet air, kapal ini bisa bersaing dengan kapal yang lebih kecil dan bahkan mengikuti mereka ke daerah di mana kedalaman air hanya enam meter. Kapal ini didukung oleh empat mesin diesel MAN12 yang masing-masing mengeluarkan 1,800hp, yang dapat mendorong kapal mendekati kecepatan 40 knot selama melakukan sprint. Dalam mode jelajah (cruises) kapal melaju pada kecepatan 16 knot meski di gelombang tinggi dan memiliki jangkauan lebih dari 2.000 kilometer.
X3K bisa dikatakan memiliki desain yang sangat siluman, dengan dua set modul peluncur empat tabung rudal anti-kapal yang tersembunyi di balik panel datar di atas dan di belakang bridge kapal. Delapan rudal anti-kapal C-702 China dapat digunakan untuk target berukuran menengah dan kecil, atau terhadap sasaran-sasaran yang lebih besar, jika ditembakkan dengan mode salvo. Alternatif lainnya adalah memasang empat rudal jelajah canggih yang mematikan RBS-15 Mk3 buatan Saab yang dapat digunakan untuk menyerang, baik kapal-kapal besar dan target darat yang besar yang ditembak dari kejauhan.
Bagian belakang kapal dilengkapi ruangan peluncuran kapal boat yang dapat dengan mudah melepas atau memasukkan kapal berkecepatan tinggi (RHIB) dengan panjang 11 meter. Sebuah meriam Bofors Advance 40mm dipasang di atas bridge (ruang kontrol) kapal, untuk terlibat dalam pertempuran permukaan dan udara, termasuk menjadi sistem senjata (CIWS) utama, dari kapal. Kabarnya bahwa torpedo dan sistem rudal pertahanan anti-pesawat juga dapat diakomodasi, semua terselubung di balik kulit kapal siluman ini.
Senjata kapal dipandu radar kualitas tinggi Sea Giraffe 1X 3D yang mampu melakukan pendeteksian udara dan permukaan. Fire control director Ceros 200 buatan Saab juga dipasang di atas bridge, dan sistem ini mampu mengarahkan tembakan atau memberikan solusi penargetan terhadap pesawat musuh. Keunikan sensor dan konfigurasi senjata ini memberikan peningkatan line-of sight dari sensor kapal dan sudut tembak yang lebih baik untuk meriam kapal.
Semua sistem ini terikat ke dalam “open arsitektur” sistem manajemen tempur (CMS) 9LV Mk4 series buatan Saab, yang mana komandan kapal X3K dapat mengintervensi dengan sebuah pusat informasi tempur mini yang terletak di bagian belakang bridge yang modern (state-of-the-art). Secara total kapal sangat otomatis ini diawaki oleh sekitar 21 pelaut dan perwira, dan satu lagi kontingen 9 persona operasi khusus yang bisa diangkut dan dikirim bahkan bahkan untuk misi berdurasi panjang.
Seluruh paket X3K ini didesain untuk memiliki kekuatan powerfull namun elegan dan futuristik yang dibangun untuk mendominasi lingkungan tempur yang unik bersamaan dengan menyediakan signature control yang ‘seimbang’, daya pukul pertempura, dan biaya pemeliharaan/ bertahan hidup.
Misi untuk desain kapal radikal ini mencakup kontra-pembajakan, penyundupan narkoba, keamanan pantai, operasi khusus, serangan permukaan, anti-terorisme, pengawasan, kontrol wilayah laut dan penegakan aturan penangkapan ikan. Selain itu, kapal dapat digunakan untuk melaksanakan misi lain, seperti pembersihan ranjau, yang lambung komposit nya sangat disesuaikan dengan pekerjaan itu.
|
Model KRI Klewang yang baru |
The Short Life of KRI Kelewang
Kapal pertama dari empat X3K Indonesia, direncanakan disebut KRI Kelewang, yang merupakan nama Indonesia untuk pedang tradisional yang panjang dan tajam, yang secara resmi diluncurkan pada bulan Agustus 2012.
X3K diresapi/ di-infus struktur busa serat karbon vinylester untuk kemudahan konstruksi, ketahanan korosi, ringan dan kekuatan tinggi, dan itu sangat berguna untuk meredam radar, termal, magnetik dan akustik kapal. Semuanya ini ditambahkan untuk mengurangi pendeteksian dan meningkatkan survivability, terutama di wilayah pesisir pantai yang berantakan dan berisik.
Satu hal konstruksi serat karbon X3K mungkin bukan ide yang bagus ketika kapal harus berurusan dengan api, setidaknya jika dibandingkan dengan desain kapal siluman baja tradisional. Setelah hanya tiga minggu percobaan laut yang sangat sukses, Kri Kelewang terbakar di pelabuhan, dan terbakar dengan cepat, benar benar menyerah pada api.
Tidak ada yang tewas dalam kebakaran, yang dikabarkan disebabkan oleh arus pendek dan diperparah oleh kenyataan bahwa peralatan pencegah kebakaran belum dipasang pada kapal yang masih bersifat percobaan. Beberapa mengklaim api cepat berkobar karena bahan komposit kapal, sementara yang lain mengatakan kapal aluminium juga akan terbakar secepat itu. Api mungkin bisa dihentikan dengan cepat jika ada alat pemadam yang memadai di dalam kapal.
Akibatnya program X3K ditunda tanpa batas waktu, tetapi sekarang kembali berjalan lancar, dengan perubahan material utama untuk struktur kapal yang dimasukkan ke produksi. Kali ini, perusahaan pertahanan raksasa Swedia Saab, menjalankan seluruh program dan mengatakan akan menggunakan teknologi sangat maju “senyawa nano-komposit” untuk struktur kapal, yang diklaim sangat tahan api.
Peningkatan Kualitas X3K KRI Klewang Class
Empat kapal masih tetap dipesan TNI AL, dan akan memiliki perangkat tambahan yang cukup besar dibandingkan dengan kapal pendahulunya. Ini termasuk sensor di tiang utama (mask) kapal, ruang senjata tersembunyi, dan persenjataan tambahan yang banyak diantaranya masih rahasia. Dek belakang kapal mungkin diperpanjang untuk menampung helikopter dan pesawat tak berawak, sebuah fitur yang mungkin penting ketika akan masuk ke pasar ekspor untuk untuk jenis kapal yang ramping.
Tergantung pada bagaimana hasil empat kapal pertama dibuat, Indonesia merencanakan memesan sampai 20 KRI Klewang, belum lagi prospek eksport untuk kapal trimaran siluman ini yang masih terbuka. Bahkan, kapal ini bisa melebihi kemampuan wilayah operasional kapal LCS AS yang tidak dirancang untuk beroperasi di laut dangkal, untuk deploy brown water operations.
Swedia, negara yang tampaknya menjadi master standar bangunan kapal tempur pesisir siluman, telah memiliki korvet Visby Class jenis mono-hulled yang juga program berjalan dari anak perusahaan Saab dan menggunakan banyak sistem yang sama seperti di X3K tersebut / KRI Klewang Class. Bahkan, meski bentuk kedua kapal sangat berbeda, namun akan memiliki kemampuan yang sama, meskipun Visby Class adalah desain yang lebih matang.
|
Korvet Visby Class |
Sebuah versi Visby Class yang disempurnakan telah menjadi bagian daftar paling atas, untuk perubahan LCS (Litoral Combat Ship) secara parsial. Namun adaptasi dan pola pikir dari desain kapal pesisir di balik KRI klewang Class juga membuatnya menjadi pesaing yang sangat menarik. Hal ini juga tampaknya bahwa Klewang Class, setelah dikembangkan, mungkin lebih murah daripada Visby Class yang dibangun di negara asalnya, Swedia, bukan Indonesia.
Karena sudah ada rencana untuk meningkatkan kualitas keduanya, Visby Class dan Klewang Class, baik dengan dek penerbangan penuh dan fasilitas penerbangan di buritan, AS bisa membeli dua dari kapal yang telah ditingkatkan mutunya itu, dengan biaya pembuatan satu Littoral Combat Ship versi AS. Hal ini akan memungkinkan Angkatan Laut AS untuk mendapatkan kapal yang tepat di tengah banyaknya tawaran kapal LCS dari yang berukuran besar hingga kecil.
Program LCS AS dibatasi
Terjadinya over budget dan kemampuan Program LCS Amerika serikat yang di bawah standar, membuat Pentagon membatasi pembuatan kapal ini dari 52 menjadi 32 kapal, sebuah tindakan yang telah dipikirkan lama dan terlambat. Jika program selanjutnya dipotong menjadi total 12 kapal, enam untuk Freedom Class dan enam untuk Independence Class, maka dana dari 40 LCS yang tidak dibangun dapat digunakan untuk pembangunan seperti yang telah diuraikan di atas.
Jika dana dari 40 LCS itu diolah, dengan biaya rata-rata $ 500 juta per kapal, dan tambahan $ 200 juta untuk semua modul kapal, maka akan ada dana sekitar $ 24 miliar tersedia, dan itu artinya, ada penghematan $ 100 juta untuk produksi setiap kapal dari perkiraan konservatif kami.
Dengan $ 24 miliar, Angkatan Laut AS, bisa mendapatkan 20 armada survivable, frigat multi-peran yang juga dapat memberikan serangan pertahanan wilayah udara dan permukaan over-the-horizon, bersama dengan sebagian besar peran LCS saat ini.
|
USS Independence LCS |
Anda dapat mengutak atik struktur kekuatan seperti yang anda suka dan tentunya disesuaikan dengan budget yang tersedia. Namun sebuah gambaran yang jelas adalah, dengan pembatalan pemesanan sebagian LCS AS dan membeli kapal LCS yang lebih murah, hal ini masih menyisakan 80 persen kemampuan kapal LCS dengan biaya hanya sekitar setengahnya. Dana sisanya dapat dibelikan kapal real frigate multi-role dan patrol boat, sesuai dengan misi yang ditetapkan. Dengan tambahan pengadaan real frigate multi-role, US Navy mendapatkan sebuah kapal yang masih dapat beroperasi beberapa derajat di daerah pesisir, yang juga masih sangat mampu menyerang musuh di balik cakrawala (OTHT) dan melindungi dirinya sendiri dan kapal di bawah payung defensif-nya sendiri tanpa perlu perlindungan kapal perusak atau cruiser pendamping. Dengan kata lain, Angkatan Laut mendapatkan kemampuan perang dan fleksibilitas operasi yang lebih baik dengan harga yang sama. Kemampuan independence class untuk operasi pesisir pantai benar-benar kurang dalam hal apa pun kecuali dalam lingkungan ancaman terendah. Sebagai keuntungan tambahan dari pemotongan program LCS sampai 12 kapal, Angkatan Laut bisa membeli puluhan kapal patroli Mark VI yang benar-benar bisa berurusan dengan ancaman brown water, juga bisa mencapai/ menyelesaikan puluhan misi lebih pendek yang berorientasi pada perairan pesisir lainnya seperti force protection, kontra-terorisme, operasi khusus, narkoba dan senjata ilegal, keamanan perbatasan dan lainnya. Menggunakan LCS besar untuk melakukan banyak misi seperti ini, benar-benar berlebihan, dan juga secara pertimbangan ekonomi. Mengirim kapal pearang berharga $ 600 juta, untuk melakukan pekerjaan kapal patroli berharga $ 15 juta yang dapat melakukannya lebih baik berbuat lebih baik, dan dan beresiko rendah, adalah tindakan yang tidak masuk akal dan membuang uang pembayar pajak. Kini kapal Klewang class yang sudah diupdate atau saudara dari kapal Swedia Visby Class, tampaknya mampu mengambil peran baru, di tengah persaingan dengan jenis-jenis kapal perang lainnya. (defence-update). Sumber: JKGR