Cantelan senjata eksternal KFX-C103-iA. |
Surabaya - Indonesia dan Korea Selatan segera
memulai produksi jet tempur generasi 4,5 KF-X / IF-X, yang diperkirakan
akan memiliki kemampuan manuver yang lebih baik daripada F-16 Eagle dan
Sukhoi Su-27, ujar Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro.
“Kami telah melakukan Tahap Pengembangan Teknologi (TDP) yang terdiri
dari transfer teknologi dan proses merancang prototipe. Saat ini, kami
memasuki fase rekayasa dan pengembangan manufaktur (EMD),” ujar Menteri
Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, 6/10/2014.
Saat upacara penandatanganan Tahap EMD, menteri mencatat bahwa enam
prototipe pesawat akan dihasilkan selama proses TDP, dan salah satunya
akan diserahkan ke Indonesia, untuk diproduksi di dalam negeri.
Acara penandatanganan disaksikan oleh Duta Besar Korea untuk
Indonesia Cho Tae-young. “Kami ingin bekerja sama dengan Korea Selatan
karena mereka bersedia untuk melakukan transfer teknologi kepada
Indonesia untuk KF-X / IF-X proyek yang diyakini setara dengan F-22
Raptor,” ujar Menteri Pertahanan menekankan.
Dia mengatakan meskipun ada negara maju yang telah mengembangkan jet
tempur F-35 Lightning, namun negara itu tidak siap untuk mentransfer
teknologi ke Indonesia. Purnomo menekankan bahwa KF-X / IF-X memiliki
kemampuan untuk menjaga wilayah udara Indonesia.
“Jet tempur KF-X / IF-X cukup untuk menjaga kedaulatan dan wilayah
Indonesia. Yang paling penting adalah bahwa kita secara independen dapat
menghasilkan peralatan sistem pertahanan utama,”.
Menteri Purnomo Yusgiantoro memuji kerjasama dengan Korea Selatan
yang memfasilitasi transfer teknologi untuk mengembangkan dua kapal
selam di Korea Selatan dan dua lainnya di Indonesia.
Selain itu, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemenham Timbul
Siahaan dan Direktur Jenderal Lembaga Program Akusisi Pesawat Pertahanan
(DAPA) Brigadir Jenderal Jung Kwan Sun telah menandatangani perjanjian
proyek untuk Tahap EMD.
“Perjanjian tersebut meliputi penunjukan industri di Korea sebagai
kontraktor utama yang akan bekerja sama dengan Dirgantara Indonesia
Corporation Limited. Ini juga mencakup pembentukan Kantor Joint Program
Manajemen antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan, yang akan
membahas pendanaan, monitoring, dan pemisahan setiap deskripsi
pekerjaan, “jelas Purnomo.
Dia menjelaskan perjanjian proyek yang memproduksi 50 jet tempur KF-X
/ IF-X akan diselesaikan pada bulan November 2015. Menurut Purnomo
Yusgiantoro bahwa fase EMD akan memasuki tahap pengembangan produksi di
tahun 2023.
“Mungkin, pertamanya, kami akan merancang 20 jet tempur KF-X / IF-X,
karena anggaran untuk tahap pengembangan produksi adalah yang terbesar.
Total anggaran tahap pengembangan produksi sebesar Rp 85 triliun di mana
Indonesia akan memberikan kontribusi 20 persen dan Korea 80 persen,”
ujar Menteri.
Kerjasama pendanaan akan dibentuk antara pemerintah kedua negara.
Menteri Purnomo Yusgiantoro menegaskan bahwa pemilihan umum di
Indonesia,tidak akan mempengaruhi perjanjian jangka panjang yang mana
DPR dan pemerintah telah menyepakati proyek ini.
“Saya berharap kerja sama ini akan terus berlanjut. Saya tidak sabar
untuk jet tempur Indonesia / Korea untuk terbang di langit. Selamat
ulang tahun Tentara Nasional Indonesia,” tambah Menteri Pertahanan.
(ANTARA News).
0 komentar:
Posting Komentar