IM, PKS dan Freemasonry
Oleh: Shinta Yuniar
(untuk akhirzaman.info)
Misteri memang, mencari informasi
detail sebuah gerakan eksklusif (Secret Society). Terlebih lagi
keberadaan Ikhwanul Muslimin. Banyak orang menyangka inilah gerakan
paling shahih di era saat ini. Banyak media juga -- terutama lembaga
WAMY yang menerbitkan Ensiklopedi Gerakan Keagamaan dan Pemikiran —
menyanjungnya seolah-olah inilah gerakan muslim terpadu. Lain halnya
dengan gerakan JT, HT atau selainnya yang dianggap bahkan difitnah
sebagai musuh olehnya.
Sedikit info yang harus dijadikan bahan telaah berikut ini:-
Secara geografi, gerakan ini (IM) resmi berdiri di tanah Mesir, wilayah Afrika Utara. Tepatnya di kota Ismailiyah. Menurut sejarah, dahulunya tempat ini merupakan Benteng Alamut yaitu wilayah berkuasanya kaum Syiah Ismailiyah Fatimiyah. Sekte sesat ini merupakan lawan terkuat bagi Daulah Abbasiyah yang Sunni. Dikenal sebagai Assasin, mereka bekerjasama dengan Ksatria Templar untuk menghancurkan kaum Muslimin. Bisa anda simak pernyataan Qaddafi di youtube.com perihal Afrika Utara sebagai kawasan Syiah:
-
Secara politik, IM dibentuk oleh Inggris. Menurut David Livingstone dalam bukunya “Terrorism and The Illuminati”, Hasan Al-Banna adalah Freemason dan agen Inggris yang berasal dari kelompok Sufi Mistik. IM sendiri justru lebih terbuka terhadap sistem Demokrasi yang sebetulnya merupakan pemikiran Barat Freemason. Sangat berbeda dengan Ulama Salaf maupun Khalaf yang lebih memilih Syariah sebagai pedoman hidup.
-
Secara bahasa, inilah banyak orang lengah. Ketika Fatimiyah masih berkuasa, pimpinan Sekte Assasin Ismailiyah bernama Hasan As-Sabah dan mempunyai pasukan pembunuh Fidayin. Nama organisasi sekte Assasin sering disebut para orientalis sebagai Ikhwan As-Shafa. Sekarang, Ikhwanul Muslimin dibentuk oleh Hasan Al-Banna dan mempunyai brigade tempur bernama Fidayanul Muslimin. Agak-agak mirip bukan? Jika anda telusuri kata Al-Banna dalam kamus eletronik Al-Mufid versi 1.0 akan ditemukan arti Al-Banna adalah Tukang Batu. Tukang Batu juga dapat kita temukan pada kamus Inggris-Indonesia sebagai terjemahan dari kata Mason.
Dalam buku Mahkota Sufi karangan Idris Shah, kata Al Banna sendiri diartikan sebagai kelompok sufi
pembangun atau tukang bangunan. Hal ini tak bisa dibantah lagi karena
dalam Ensiklopedi Keagamaan dan Pemikiran terbitan WAMY disebutkan bahwa
IM dibangun atas tiga dasar yaitu Aqidah Salafi, Thariqat Sunni, Hakikat Sufi.
-
Secara simbolik, kata واعـدوا pada logo/simbol IM dalam hitungan matematika Qaballa mengandung angka 88. Huruf waw = 6, alif = 1, ain = 70, dal = 4, waw = 6, dan alif = 1. Jika dijumlah 6 + 1 + 70 + 4 + 6 + 1 = 88. Angka 88 sendiri jika keduanya dibelah secara vertikal akan menghasilkan angka 33, sebuah jumlah derajat kepangkatan dalam Freemasonry.
-
Secara pemikiran, ideologi IM lebih banyak mengadopsi pola pikir dua tokoh Freemason yaitu Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh yang cenderung berpihak pada Modernisme-Sekulerisme. Runutan pemikirannya melalui tiga tahapan dimulai dari tahap Humanistik yaitu perjuangan pembebasan negeri-negeri timur dari penjajahan. Lalu tahap kedua yaitu Utilitarian atau Transisi sebagai tahap berinteraksinya Islam terhadap budaya modern Barat yang di-pelopori oleh Ikhwanul Muslimin pimpinan Hasan Al-Banna dengan metode gerakan Tarbiyah. Dan yang terakhir tahap Asimilasi yaitu ditundukkannya Islam dibawah Kapitalisme dengan dua tokoh sentralnya Khursid Ahmad dan Yusuf Qardhawi. (sumber buku: Ilusi Demokrasi karangan Zaim Saidi, penerbit Republika).
-
Secara pembinaan, aktivis IM lebih banyak bergerak dibidang Ruhiyah dan meninggalkan pencerahan umat lewat pemikiran. Padahal saat ini pola pikir dan pola sikap kaum muslim sudah jauh dari Aqidah Islam. Akibatnya loyalitas umat terhadap Islam sangat rendah. Contoh yang tak bisa ditolak adalah ketika aktivisnya ditanya umat tentang masalah sosial kemasyarakatan seperti: mahalnya biaya pendidikan, privatisasi sektor migas dan BUMN, kerusakan sistem Kapitalisme dll, mereka akan diam seribu bahasa. Padahal masalah seperti ini harus dicarikan solusinya agar umat faham akan pentingnya penerapan hukum Islam secara total. Adapun semangat mereka menyoroti krisis Palestina hanyalah bersifat emosional dan temporal, selebihnya dikembalikan pada mekanisme Demokrasi Sekuler ala Freemason.
Saat ini di Indonesia,
PKS yang merupakan cabang IM di negeri ini telah membuka diri sebagai
Partai Sekuler. Terbukti dalam Munasnya yang ke II di hotel
Ritz-Carlton, Jakarta, PKS
mengangkat Caleg Kristen untuk wilayah Papua. Apakah ini bukti
ber-kaitan pada point kelima bahwa mereka telah sampai pada tahap akhir
yaitu Asimilasi?
Masihkah kita menaruh kepercayaan pada mereka? Wallahu ‘alam bis shawab.
0 komentar:
Posting Komentar