(dari buku "The Synagogue of Satan" karya Andrew C. Hitchcock)
"Para bankir-bankir internasional lewat kegiatan peminjaman modal yang bergerak bebas di bank-bank konvensional benar-benar telah menghancurkan peradaban manusia di bumi,tempat di mana anak cucu kita mencari sesuap nasi"
Nun jauh di negeri sana, sebuah
gelombang kekuatan lahir, yang akan mencengkeram dunia dari semua sudut.
Politk, ekonomi, rekayasa militer, propaganda, pembunuhan keji, ataupun
menghancurkan kehidupan melalui utang-utang perbankan dan monopoli uang
dunia.
Fakta lainnya adalah saat ini, 90% orang
Yahudi di dunia adalah keturunan dari Khazar, atau yang lebih sering
disebut sebagai Yahudi Ashkenazi. Orang-orang ini berbohong kepada
seluruh dunia bahwa tanah Israel adalah tanah leluhur mereka, padahal
kampung halaman sebenarnya dari nenek moyang mereka ada di Georgia yang
terletak 800 mil dari Israel.
Dan apapun cerita yang telah kita dengar, pada saat masa inilah sejarah kehancuran peradaban manusia pun dimulai.
Zaman kelam ini dimulai tepatnya pada
tanggal 23 Februari 1744, ketika seorang pria Yahudi Ashkenazi
(orang-orang Yahudi dari ras Turki-Mongolia yang hidup berabad-abad lalu
di Kerajaan Khazaria, yang diintegrasi ke dalam kekaisaran Rusia),
bernama Mayer Amschel Bauer, putera dari Moses Amschel Bauer, dilahirkan
di Frankfurt, Jerman. Pria inilah kemudian yang akan menurunkan Dinasti
Rothschild, kekuatan dinasti uang dan propaganda anti-semit yang
berhasil mendirikan Negara Israel di tanah Palestina.
Mayer Amschel Bauer merubah namanya
menjadi Mayer Amschel Rothschild setelah kembali ke Frankfurt pasca
kematian ayahnya. Sebelumnya dia menetap di Hanover, Jerman, dan bekerja
di sebuah bank. Kembalinya Mayer Amschel Rothschild ke Frankfurt untuk
meneruskan usaha ayahnya yang merupakan seorang peminjam uang (pemberi
kredit) dan pemilik sebuah rumah pembukuan.
Pada saat inilah, Mayer Amschel
Rothschild mengendalikan pentingnya "Heksagram Merah" ayahnya yang
digantung di atas pintu masuk, yang melambangkan atau diterjemahkan
menjadi angka 666, yang dibawah instruksi Rothschild akan menjadi
bendera Israel sekitar 2 abad kemudian.
Mayer Amschel Rothschild menikah dengan
seorang wanita Yahudi Ashkenazi yang bernama Gutle Schnaper, puteri dari
Wolf Solomon Schnaper, seorang pedagang kenamaan, Dari pernikahanya
ini, dia dikarunia 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.
Yang menarik dari Dinasti Rothschild
adalah penetapan 6 hukum keluarga, yang terdapat dalam surat wasiat
Mayer Amschel Rothschild setelah dia meninggal, yaitu:
- Jabatan kunci bisnis keluarga dipegang oleh anggota keluarga
- Anggota keluarga laki-laki yang boleh ikut dalam bisnis keluarga
- Keluarga Rothschild akan kawin dengan sepupu-sepupu pertama dan kedua untuk melestarikan kekayaan keluarga
- Inventaris publik mengenai tanahnya tidak boleh dipublikasikan
- Tidak ada tindakan hukum sehubungan dengan nilai warisan
- Putera tertua dari putera tertua menjadi kepala keluarga, dan hanya bisa diubah setelah sebagian besar anggota keluarga menyetujui hal lainnya.
Dinasti Rothschild di Amerika
1791: Keluarga Rothschild dapat "mengendalikan uang suatu negara"
lewat Alexander Hamilton (utusan mereka di kabinet George Washington),
ketika mereka mengatur sebuah bank sentral di Amerika Serikat yang
disebut "First Bank of the United States". Bank ini didirikan
dengan sebuah piagam 20 tahun. Kondisi ini jelas berhubungan erat dengan
pernyataan Mayer Amschel Rothschild pada tahun 1790:
"Cuma saya yang menerbitkan dan mengendalikan uang suatu negara dan saya tidak peduli siapa yang menulis hukumnya".
1811: Setelah 20 tahun,
piagam Bank of the United States milik Keluarga Rothschild kadaluwarsa
dan suara yang dipungut di Konggres menentang pembaruannya. Hal tersebut
membuat Nathan Mayer Rothschild (anak ke-4 Mayer Amschel Rothschild)
mengeluarkan ancaman untuk memberi pelajaran kepada orang-orang Amerika
dan membuat status mereka menjadi kolonial lagi.
1812: Dengan didukung
oleh uang Rothschild dan perintah dari Nathan Mayer Rothschild, Inggris
menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Tujuan penyerangan ini
untuk membuat Amerika Serikat terlilit utang yang besar sehingga
menyerah kepada Inggris dan piagam Bank of the United States kembali
diperbarui. Namun karena Inggris masih sibuk melawan Napoleon, mereka
tidak bisa mengalahkan Amerika, dan perang pun berakhir pada tahun 1814
dengan Amerika tidak terkalahkan.
1816: Konggres Amerika
meluluskan sebuah rancangan undang-undang yang mengizinkan satu bank
sentral yang dikuasai Rothschild, yang kemudian terkenal dengan sebutan
"Second Bank of the United States", dengan sebuah piagam yang berlaku
selama 20 tahun.
Setelah 12 tahun kemudian, Second Bank
of the United States membuat rakyat Amerika muak karena praktek
manipulasi ekonomi dengan meraih keuntungan besar dan merugikan rakyat,
sehingga musuh-musuh bank ini menominasi Senator Andrew Jackson untuk
Tennessee agar mencalonkan diri menjadi presiden.
Sialnya bagi Keluarga Rothschild,
Jackson memenangkan pencalonan presiden dan mulai memecat 2.000 orang
dari 11.000 pegawai Pemerintah Federal, sebagai aksi melawan bank
Rothschild.
1832: Perlawanan
Presiden Jackson semakin terlihat, Second Bank of the United States yang
dikuasai Rothschild meminta Konggres meluluskan pembaruan piagam, 4
tahun lebih cepat. Konggres menyetujui usulan tersebut yang menyebabkan
Presiden Jackson memveto rancangan undang-undang tersebut.
Pada bulan Juli tahun yang sama,
Presiden Jackson maju untuk kedua kalinya pada pencalonan presiden
Amerika. Di sisi lain, Keluarga Rothschild yang memusuhinya selama masa
kampanye pemilihan presiden, menghabiskan lebih dari 3.000.000 Dollar
untuk membantu Senator Henry Clay dari Partai Republik untuk mengalahkan
Jackson, Meski kemudian, Presiden Jackson memenangkannya dengan selisih
suara yang amat banyak pada November 1832.
Setelah terpilih, Presiden Jackson mulai
memindahkan deposito pemerintah dari Second Bank of the United States
ke bank-bank yang langsung dipimpin oleh bankir-bankir mandiri.
Peristiwa ini menjadi sejarah penting bagi Amerika karena Presiden
Jackson adalah satu-satunya Presiden yang pernah lunas membayar utang,
dengan menebus angsuran terakhir utang negara.
1835: Perseteruan
antara Presiden Jackson dan Keluarga Rothschild, mengakibatkan aksi
pembunuhan terhadap presiden. Tapi ajaib, kedua pistol si pembunuh
meleset. Belakangan Presiden Jackson mengklaim tahu bahwa Keluarga
Rothschild bertanggung jawab atas usaha pembunuhan tersebut.
Bahkan si pembunuh bayaran, Richard
Lawrence, yang dianggap tidak bersalah dengan alasan gangguan jiwa,
belakangan membual bahwa orang-orang kuat di Eropa yang telah menyewa
dia dan berjanji akan melindunginya kalau dia tertangkap.
1836: Presiden Andrew
Jackson berhasil melempar bank sentral Rothschild keluar dari Amerika,
setelah berakhir dan tidak diperbarui kembali piagam bank tersebut.
Seiring perjalanan waktu, Dinasti
Rothschild memiliki hasrat untuk menguasai kembali Amerika, ditandai
dengan perkembangan bisnis katun antara kaum ningrat Amerika Selatan dan
Pabrik katun di Inggris. Katun itu diangkut dari Amerika ke Perancis
dan Inggris dengan kapal-kapal milik Rothschild.
1860: Keluarga
Rothschild juga secara hati-hati memanipulasi penduduk dengan
berkonspirasi dengan politisi-politisi setempat yang mereka genggam. Hal
ini menyebabkan pemisahan diri Carolina Selatan pada Desember 1860.
Hanya beberapa minggu kemudian, 6 negara bagian lain bergabung dengan
konspirasi melawan Serikat dan membentuk sebuah negara pecahan
"Confederate States of Amerika (Amerika Sekutu)" dengan Jefferson Davis
sebagai presidennya. Inilah awal dari perseteruan Selatan dan Utara
Amerika, buah dari hasil propaganda Keluarga Rothschild.
1861: Propaganda
Dinasti Rothschild terus berlanjut, bahkan setelah Presiden Abraham
Lincoln dilantik. Mereka memberikan pinjaman kepada Napoleon III Prancis
(sepupu Napoleon dari perang Waterloo) sebesar 210 juta franc untuk
merampas Meksiko, lalu memangkalkan pasukan di sepanjang perbatasan
Selatan Amerika Serikat, mengambil keuntungan dari perang saudara
Amerika. Sementara itu, Inggris menyusul dengan menggerakkan 11.000
pasukan ke Kanada dan menempatkan pasukan mereka di sepanjang perbatasan
utara Amerika. Presiden Lincoln tahu dia berada dalam masalah, bersama
Sekretaris Bendahara, Salomon P. Chase, mereka berangkat ke New York
untuk mengajukan pinjaman yang dibutuhkan untuk mendanai Departemen
Pertahanan Amerika.
Keluarga Rothschild kemudian memberikan
instruksi kepada bank-bank Amerika yang dibawah kontrol mereka, untuk
menawarkan pinjaman dengan bunga 24 % sampai 26 %. Presiden Lincoln pun
menolak ini seperti yang mereka duga dan kembali ke Washington.
1863: Tsar Rusia,
Alexander II (1855-1881), yang juga memiliki masalah dengan Keluarga
Rothschild karena menolak tawaran terus-menerus untuk mendirikan bank
sentral di Rusia, memberikan bantuan tak terduga kepada Presiden
Lincoln.
Sang Tsar membuat perintah, jika Inggris
dan Perancis terlibat aktif dan campur tangan dalam perang saudara
Amerika dengan membantu Selatan, Rusia akan memihak Presiden Lincoln.
Lalu Sang Tsar mengirim sebagian dari Armada Pasifiknya untuk berlabuh
di San Fransisco dan sebagian lainnya berlabuh di New York.
Dalam kurun waktu ini juga, Keluarga
Rothschild menggunakan salah seorang dari keluarga mereka sendiri di
Amerika, John D. Rockefeller (salah seorang Rothschild lewat garis darah
perempuan), untuk membentuk bisnis minyak bernama "Standard Oil" yang
pada akhirnya mengalahkan semua pesaingnya.
1865: Tepatnya pada
tanggal 14 April, atau setelah 41 hari setelah pelantikannya yang kedua,
Presiden Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth di Ford's Theater. Dia
meninggal akibat lukanya, kurang dari 2 bulan sebelum perang saudara
Amerika berakhir.
Lebih dari 70 tahun kemudian, cucu
perempuan Booth yang bernama Izola Forrester, memberikan bocoran di
dalam bukunya tentang Booth, "This One Mad Act", bahwa Booth dipesan
melakukan pembunuhan ini oleh orang-orang kuat di Eropa (Keluarga
Rothschild). Pernyataan ini dikuatkan oleh seorang Jaksa Kanada bernama
Gerald G. Mcgeer yang mengatakan, bahwa pembunuhan Lincoln dilakukan
oleh bankir-bankir internasional (sebutan untuk Keluarga Rothschild
karena setengah kekayaan dunia mereka kuasai dari pusat-pusat perbankan
yang mereka miliki di seluruh dunia).
Menyusul satu masa latihan singkat di
Bank London, Keluarga Rothschild, Jacob Schiff (seorang Rothschild yang
lahir di rumah mereka di Frankfurt) tiba di Amerika pada usia 18 tahun
dengan instruksi dan uang yang diperlukan untuk membeli sebagian usaha
rumah perbankan di sana. Tujuannya adalah:
- Mendapatkan kendali sistem uang Amerika dengan mendirikan sebuah bank sentral.
- Mencari orang-orang yang akan menjadi antek-antek "Illuminati" dan mempromosikan mereka ke posisi tinggi di Pemerintah Federal, Konggres, Mahkamah Agung dan semua badan Federal.
- Membuat kelompok minoritas cekcok di seluruh penjuru negeri, khususnya isu perseteruan kaum kulit putih dan hitam.
- Membuat gerakan untuk menghancurkan agama di Amerika Serikat dengan Kristen sebagai sasaran utama
1869: Dalam kaitan persekongkolan ini, menarik untuk dicermati pernyataan Rabi Reichorn di pemakaman Rabi Besar Simeon Ben-Iudah:
"Berkat kekuatan dahsyat bank-bank internasional kita, kita telah memaksa orang Kristen berperang tanpa jumlah. Perang punya nilai istimewa bagi orang Yahudi, karena orang Kristen saling membantai sehingga ada ruang lebih luas bagi kita orang Yahudi. Perang adalah panen Yahudi, dan bank-bank Yahudi menjadi gemuk saat orang Kristen berperang. Lebih dari 100 juta orang Kristen telah tersapu dari muka bumi berkat perang, dan ini belum berakhir".
1871: Seorang
Jenderal Amerika bernama Albert Pike, yang telah terbujuk ikut
"illuminati" oleh Guiseppe Mazzini (seorang pemimpin revolusioner
Italia, yang dipilih oleh "Illuminati" untuk memimpin program
revolusioner mereka di seluruh dunia), menyelesaikan cetak biru
militernya untuk 3 perang dunia dan berbagai macam revolusi di seluruh
penjuru dunia. Perang Dunia Pertama, dipecahkan untuk menghancurkan Tsar
di Rusia, sebagaimana dijanjikan oleh Nathan Mayer Rothschild pada
1815. Perang Dunia Kedua, digunakan untuk menyulut kontroversi antara
Fasisme dan Zionisme politis dengan penindasan Yahudi di Jerman. Ini
adalah unsur terpenting untuk membawa kebencian terhadap orang-orang
Jerman. Dan Perang Dunia Ketiga, dimainkan dengan menggerakkan kebencian
terhadap dunia Muslim demi mengadu dunia Islam dan Zionis politik.
Albert Pike sendiri adalah Komandan
Besar Kedaulatan untuk Yurisdiksi Selatan Scottish Rite of Freemasonry
pada tahun 1859, yang merupakan Freemason terkuat di Amerika.
1880: Utusan-utusan
Rothschild mulai menyulut rangkaian pembasmian ras di Rusia, Polandia,
Bulgaria dan Rumania. Pembasmian-pembasmian ini mengakibatkan
dibantainya ribuan orang Yahudi, menyebabkan sekitar 2 juta orang
melarikan diri ke New York, Chicago, Philadelphia, Boston dan Los
Angeles. Namun, beberapa orang yang dibantu dengan uang Rothschild mulai
bermukim di Palestina.
Alasan-alasan pembantaian-pembantaian
ini adalah menciptakan sebuah basis Yahudi yang besar di Amerika. Lalu
mereka dididik untuk memberikan suara Demokrat. Dan sekitar 20 tahun
kemudian, orang-orang terdepan Rothschild seperti Woodrow Wilson
terpilih ke kursi presiden untuk menjalankan perintah Keluarga
Rothschild.
Di Amerika, kekuatan Dinasti Rothschild
juga menembus dunia jurnalisme. Ini tergambar jelas dari pernyataan John
Swinton, seorang jurnalis ulung, yang marah dalam sebuah jamuan makan
karena seseorang mengajaknya bersulang untuk kebebasan pers:
1907: Seorang Rothschild, Jacob Schiff, kepala Kuhn Loeb and Co., dalam sebuah pidato kepada Dewan Perniagaan New York, memperingatkan:"Saat ini dalam sejarah dunia, di Amerika tidak ada yang namanya kebebasan pers. Kalian tahu itu dan saya tahu itu. Tidak ada satu pun di antara kalian yang berani menulis pendapat kalian dengan jujur, dan kalau kalian melakukannya, kalian sudah tahu bahwa pendapat itu tidak akan pernah dicetak. Saya dibayar perminggu untuk menjauhkan pendapat jujur saya dari koran tempat saya bekerja. Kalian juga ada yang dibayar dengan harga serupa untuk hal-hal seperti itu, dan siapa pun di antara kalian yang dengan bodohnya menulis pendapat jujur akan terlantar di jalanan mencari pekerjaan baru. Kalau saya membiarkan pendapat jujur saya muncul di salah satu terbitan koran saya, sebelum 24 jam pekerjaan saya sudah melayang. Tugas para jurnalis adalah menghancurkan kebenaran, berdusta sama sekali, menyesatkan, memfitnah, menjilat kaki dewa kekayaan dan menjual negara dan rasnya demi sesuap nasi sehari-hari. Kalian tahu itu dan saya tahu itu, dan kebodohan apa ini mengajak kita bersulang bagi kebebasan pers? Kita adalah alat-alat pengikut orang-orang kaya di balik panggung. Kita adalah dongkrak, mereka menarik benang lalu kita menari. Bakat kita, kemungkinan kita, dan hidup kita semua, adalah milik orang lain. Kita adalah pelacur intelektual".
"Kalau kami tidak mendapatkan sebuah bank sentral dengan kendali yang cukup atas sumber kreditnya, negara ini akan mengalami kepanikan uang yang paling parah dan luas jangkauannya dalam sejarah".
Mendadak Amerika terjebak di
tengah-tengah krisis finansial yang dikenal sebagai "Panik 1907". Krisis
tersebut lalu melumatkan kehidupan jutaan orang Amerika.
1912: George R. Conroy,
dalam majalah Truth terbitan Desember, menggambarkan Jacob Schiff
sebagai ahli strategi keuangan. Dia bahu-membahu bersama Kelurga
Harriman, Keluarga Gould dan Keluarga Rockefeller di semua perusahaan
rel kereta api dan telah menjadi kekuatan dominan dalam bisnis rel
kereta api dan kekuatan finansial Amerika.
Jacob Schiff juga mendirikan ADL atau
Anti-Demafation League (Liga Anti-Penistaan) sebagai cabang B'nai n
B'rith (didirikan oleh orang-orang Yahudi di New York City sebagai
sebuah kelompok lokal Mason) di Amerika Serikat. Organisasi ini
diciptakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang menentang
tindakan-tindakan ilegal orang-orang elit Yahudi atau konspirasi global
Rothschild sebagai "Anti-Semit" dan menentang ras Yahudi secara
keseluruhan.
1913: Tepatnya tanggal
31 Maret, J. P Morgan (penguasa Wall Street) meninggal. Dia dikira
sebagai orang terkaya di Amerika, tapi wasiatnya mengungkapkan bahwa dia
hanya memiliki 19 % perusahaan J. P Morgan. Sedangkan 81 % sisanya
dimiliki oleh Keluarga Rothschild.
Pada tahun yang sama, orang-orang Yahudi
mendirikan bank sentral terakhir di Amerika yang masih berdiri sampai
sekarang ini, yaitu "Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara", untuk
mendapatkan dukungan dari publik, mereka dengan kurang ajar menyatakan
bahwa sebuah bank sentral yang bisa mengekang inflasi dan depresi.
Padahal, bank sentral didirikan untuk memanipulasi asupan uang untuk
menyebabkan inflasi dan depresi.
Penting untuk dicatat, bahwa Federal
Raserve atau Bank Cadangan Negara adalah perusahaan swasta, bukan
Federal dan tidak punya cadangan apapun. Dan diperkirakan bahwa labanya
melebihi 150 miliar Dollar pertahun, tapi Federal Reserve tidak pernah
sekalipun dalam sejarah menerbitkan laporan keuangannya. Beberapa bukti
telah tersingkap tentang siapa sebenarnya yang memiliki Federal Reserve,
yaitu bank-bank berikut ini:
- Rothschild Bank of London
- Warburg Bank of Hamburg
- Rothschild Bank of Britain
- Lehman Brothers of New York
- Lazard Brothers of Paris
- Kuhn Loeb Bank of New York
- Israel Moses Seif Banks of Italy
- Goldman Sachs of New York
- Warburg Bank of Amsterdam
- Chase Manhattan Bank of New York
Semua ini adalah Bank Rothschild.
1919: Pada tanggal 30
Mei, sebuah pertemuan tambahan dari "Konferensi Perdamaian Versailles"
diadakan di Hotel Majestic di Paris. Di sana diputuskan bahwa sebuah
organisasi akan didirikan untuk memberikan nasehat (mengendalikan) apa
yang dilakukan pemerintah. Lembaga ini disebut "Institute of
International Affairs (Lembaga Urusan Internasional)", yang akan
bermetamorfosis menjadi 2 cabang:
- Royal Institute of International Affairs (RIIA) di Inggris pada tahun 1920, dan
- Council on Foreign Relations (CFR) di Amerika Serikat pada tahun 1921
Menariknya, tuan rumah Konferensi
Perdamaian Versailles dan ketua pertemuan tambahan dari konferensi ini
adalah Baron Edmond de Rothschild. Baron Edmond de Rothschild adalah
anak termuda dari Jacob (James) Mayer Rothschild (putera bungsu dari
Mayer Amschel Rothschild), hasil dari pernikahannya dengan dengan
kopanakannya sendiri, Betty von Rothschild, anak perempuan Salomon Mayer
Rothschild (Putera ke-3 dari Mayer Amschel Rothschild).
Di samping itu, munculnya CFR (Council
of Foreign Relations atau Dewan Hubungan Luar Negeri) di Amerika di
bawah perintah Jacob Schiff, yang didirikan oleh orang Yahudi Ashkenazi,
yaitu Bernard Baruch dan Kolonel Edward Mandell House. Keanggotaan CFR
pada awalnya sekitar 1.000 orang di Amerika Serikat. Keanggotaan ini
termasuk bos-bos industri di Amerika, semua bankir internasional
berbasis Amerika dan kepala semua yayasan mereka yang bebas pajak. Pada
dasarnya mereka adalah semua orang yang memberikan modal yang diperlukan
bagi siapa pun yang ingin mencalonkan diri untuk kursi Konggres, Senat
atau Presiden.
Tugas pertama CFR adalah mendapatkan
kendali pers. Tugas ini diberikan kepada John D. Rockefeller yang
mendirikan sejumlah majalah berita nasional seperti Life and Time.
Rockefeller mendanai Samuel Newhouse (seorang Yahudi) untuk membeli dan
mendirikan secara besar-besaran serentetan surat kabar di seluruh
penjuru negeri. Dia juga mendanai orang Yahudi lainnya, Eugene Meyer,
yang akan membeli banyak penerbitan seperti Washington Post, Newsweek
dan The Weekly Magazine.
Federal
Reserve atau Bank Cadangan Negara mengklaim bahwa mereka akan
melindungi negara terhadap inflasi dan depresi. Namun antara tahun 1929
dan 1933, mereka mengurangi asupan uang sampai 33 %. Bahkan Milton
Friedman, pakar ekonomi pemenang penghargaan nobel, menyatakan hal
berikut ini dalam sebuah wawancara radio pada Januari 1996:
"Federal Reserve jelas menyebabkan depresi besar yang menyusutkan jumlah uang yang beredar sampai sepertiganya dari 1929 sampai 1933".
Di saat depresi besar ini terjadi,
jutaan Dollar Amerika dihabiskan untuk membangun ulang Jerman akibat
kerusakan yang diderita selama Perang Dunia I, untuk persiapan Keluarga
Rothschild berikutnya yaitu Perang Dunia II.
Menariknya, uang yang dipompakan ke
Jerman untuk membangunnya sebagai persiapan Perang Dunia II masuk ke
bank-bank German Thyssen yang berafiliasi dengan kelompok Harriman yang
dikendalikan oleh Keluarga Rothschild di New York.
Antara tahun 1930 dan 1935, Elizabeth
Donnan menerbitkan bukunya yang terdiri dari 4 jilid, "Document
Illustrative of the History of the Slave Trade to America (Dokumen
Bergambar tentang Sejarah Perdagangan Budak ke Amerika)". Buku ini
menunjukkan bahwa orang Yahudi mendominasi perdagangan budak Afrika ke
Amerika dan setidaknya 15 kapal yang digunakan untuk mengangkut para
budak dimiliki oleh Yahudi, beberapa di antaranya sangat erat berkaitan
dengan Keluarga Rothschild. Untuk menipu pihak berwenang bahwa tidak ada
orang Yahudi yang terlibat, mereka sering mengganti semua kru dan
kapten non-Yahudi.
1936: Pada 3 Oktober,
seorang pejabat Konggres dari Partai Republik, Louis T. McFadden, Ketua
House Banking and Currency Committee (Komite Rumah Perbankan dan Mata
Uang) diracun sampai mati. Ini adalah usaha pembunuhan ketiga terhadap
dirinya. Sebelumnya dia pernah selamat dari keracunan dan ditembak
dengan senjata api. McFadden adalah pengkritik setia Federal Reserve dan
kelompok kriminal Yahudi yang ada dibaliknya.
Di Bretton Woods, New Hampshire, IMF dan
Bank Dunia (awalnya disebut International Bank for Reconstruction and
Development atau IBRD – nama Bank Dunia baru diadopsi mulai 1975)
disetujui dengan keikutsertaan penuh Amerika Serikat.
IMF diberikan kuasa untuk menerbitkan
sebuah uang perintah dunia yang bernama "Special Drawing Rights (Hak
Tarik Istimewa) atau SDR's". Negara-negara anggota pada akhirnya akan
ditekan untuk membuat mata uang mereka sepenuhnya bisa ditukar dengan
SRD's.
IMF dikendalikan oleh Dewan Gubernurnya,
yang juga merupakan kepala bank-bank sentral yang berbeda atau kepala
departemen-departemen bendahara bermacam-macam negara yang dikuasai oleh
bank-bank sentral mereka. Kekuatan pemungutan suara di IMF juga
memberikan Amerika Serikat dan Inggris (Federal Reserve dan Bank of
England – kedua-duanya dikuasai Kelurga Rothschild) kendali penuh atas
dirinya.
1948: Pada musim semi
tahun ini Keluarga Rothschild menyogok Presiden Harry S. Truman
(Presiden ke-33 Amerika Serikat, 1945-1953) untuk mengakui Israel
sebagai negara berdaulat dengan 2 juta Dollar yang mereka berikan
padanya untuk rangkaian kampanyenya.
Pada tengah malam 14 Mei 1948, negara
Israel secara resmi diproklamirkan di Tel Aviv, sebelas menit kemudian
Presiden Truman menyatakan Amerika Serikat sebagai negara asing pertama
yang mengakuinya.
1963: Pada 22
November, Presiden John F. Kennedy dibunuh oleh Keluarga Rothschild.
Mungkin di antara alasan yang utama dibunuhnya Kennedy adalah fakta
bahwa dia memastikan kepada Perdana Menteri Israel, David Ben-Gurion,
bahwa dalam keadaan apapun dia tidak akan setuju Israel menjadi negara
nuklir. Surat kabar Israel, Ha'aretz, pada tanggal 5 February 1999 dalam
sebuah ulasan tentang sebuah buku Avner Cohen yang berjudul "Israel and
the Bomb", menyatakan:
1973: Pada 15 April, Senator Demokrat dari Arkansas, J. William Fulbright, menyatakan hal berikut ini di televisi CBS, sehubungan dengan kekuatan Yahudi di Amerika:"Pembunuhan Presiden Amerika John F. Kennedy mendadak mengakhiri tekanan besar yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika terhadap Pemerintah Israel untuk menghentikan program nuklir. Buku ini menyiratkan bahwa kalau Kennedy tetap hidup, diragukan apakah Israel dewasa ini bisa membuat nuklir".
"Senat Amerika Serikat tunduk kepada
Israel, Israel mengendalikan Senat. Ini sudah sangat sering ditunjukkan,
dan inilah yang membuat pemerintah kesulitan".
Pada tahun ini juga, George J. Laurer,
seorang pegawai IBM yang dikendalikan oleh Keluarga Rothschild,
menciptakan UPC (Universal Product Barcode) yang pada akhirnya akan
dipasang pada setiap barang yang diperdagangkan di seluruh dunia dan
membawa nomor 666 (Heksagram Merah Mayer Amschel Rothschild).
1993: Mantan penjabat
Konggres Paul Findley, menerbitkan bukunya yang berjudul "Deliberate
Deceptions: Facing the Fact About the U.S-Israeli Relationship (Muslihat
yang Disengaja: Menghadapi Fakta tentang Hubungan AS-Israel)". Di dalam
buku ini dia menulis daftar 65 Resolusi Anggota PBB yang menentang
Israel dari periode 1955 sampai 1992, dan Amerika Serikat memveto 30
Resolusi demi Israel. Kalau AS tidak membuat veto, ada 95 Resolusi yang
menentang Israel. Namun, 65 Resolusi yang menentang Isarel tersebut,
berjumlah lebih banyak dari semua Resolusi yang diluluskan untuk
menentang negara-negara lain jika digabungkan sekaligus.
Israel tidak peduli dengan pandangan
PBB, jika anda mau mempertimbangkan bukti yang pernah ada, bahwa kurang
dari 2 minggu setelah serangan Israel terhadap USS Liberty (serangan
yang dirancang untuk mengkambinghitamkan Mesir, sehingga AS terdorong
untuk berperang melawan Mesir), Menteri Luar Negeri Israel, Abba Eban,
membuat pernyataan tentang PBB, sebagaimana yang dilaporkan The New York
Times pada 19 Juni 1967:
"Kalau pun General Assembly (Majelis Umum) memungut suara sampai 121 suara berbanding 1 mendukung Israel kembali ke garis gencatan senjata (perbatasan pra-Juni 1967), Israel akan menolak tunduk terhadap keputusan tersebut"."Mereka adalah peminjam uang dan kontraktor utang besar di dunia. Konsekuensinya adalah negara-negara di dunia mengerang diinjak sistem-sistem pajak dan utang negara yang besar. Mereka adalah musuh terbesar bagi kebebasan". (Lord Harrington)
1995:
Pada 21 Oktober, mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, yang menerbitkan
2 buku yang memaparkan kegiatan-kegiatan Mossad, muncul di acara pagi
televisi Kanada, Canada AM, bersama jurnalis Israel bernama Yosef Lapid,
mantan Kepala Televisi Israel, via hubungan satelit. Yosef Lapid
memanggil Mossad untuk mencari Ostrovsky di Kanada untuk membunuhnya,
karena telah menulis 2 buku yang membocorkan kegiatan mereka ini. Karena
Mossad Israel tidak bisa membunuh Ostrovsky di Kanada tanpa menyebabkan
insiden diplomatis. Yosef Lapid mengatakan secara langsung di acara
itu, bahwa:
Ostrovsky memutuskan untuk menuntut Yodef Lapid di Pengadilan Kanada karena menghasut publik untuk membunuhnya. Namun, Ostrovsky tidak bisa menemukan pengacara satu pun di Kanada yang mau mengambil kasus itu."Saya harap ada seorang Yahudi yang baik di Kanada yang mau melakukan tugas itu untuk kita".
1996: Pada 12 Mei, Duta
Besar PBB sekaligus seorang Yahudi Ashkenazi, Madeleine Albright,
ketika muncul di program 60 minutes, ditanya oleh Koresponden Lesley
Stahl, sehubungan dengan tahun-tahun Amerika Serikat memimpin sanksi
ekonomi terhadap Irak:
"Kami telah mendengar bahwa setengah juta anak meninggal. Maksudku, itu lebih banyak dari anak yang meninggal di Hiroshima. Lalu, anda tahu, bahwa harga itu sepadan?"Jawaban Duta Besar Madeleine Albright adalah:"Menurut saya itu pilihan yang sangat sulit, tapi harga itu sepadan".
Komentarnya tersebut tidak menimbulkan
protes dari publik. Sesungguhnya, Holocaust setengah jutan Irak secara
positif dikagumi oleh Pemerintah Amerika Serikat. Karena kurang dari 8
bulan kemudian, Presiden Bill Clinton menunjuk Madeleine Albright
sebagai Menteri Luar Negeri.
Pada siaran Larry King Live pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando membuat pernyataan:
"Hollywood dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Hollywood dimiliki oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas tentang persoalan yang diderita oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka eksploitasi kepada orang-orang itu".
Akibat pernyataan ini, Jewish Defense
League (Liga Pertahanan Yahudi) langsung meminta agar Marlon Brando
dibuang dari Hollywood Walk of Fame. Tapi, karena takut diprotes publik,
Hollywood Chamber of Commerce (Majelis Perdagangan Hollywood) menolak
melakukannya.
Pada tahun yang sama, beberapa kejadian penting juga mewarnai kehidupan Amerika, di antaranya:
Washington Post melaporkan bahwa
intelijen Amerika Serikat telah menyadap sebuah percakapan. Di dalam
percakapan tersebut, dua Pejabat Israel membahas kemungkinan mendapatkan
surat rahasia yang telah ditulis oleh Sekretaris Bendahara Luar Negeri
waktu itu, Warren Christopher, kepada Pemimpin Palestina, Yasser Arafat.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel,
Martin Indyk, mengeluh secara pribadi kepada Pemerintah Israel tentang
pengawasan tidak bijaksana yang dilakukan oleh Badan Intelijen Israel.
Agen-agen Israel memasang penyadap pada
telepon seorang Yahudi Ashkenazi sekaligus anak seorang Rabi, Monica
Lewinsky, di Watergate dan mereka menyadap sesi seks telepon antara
wanita itu dan Presiden Bill Clinton. Laporan Ken Starr menegaskan bahwa
Clinton memperingatkan Lewinsky bahwa percakapan mereka direkam, dan
kemudian Clinton mengakhiri perselingkuhan tersebut.
Kofi Annan menjadi Sekretaris Jenderal
PBB yang bermarkas di New York City. Isterinya adalah Nane Lagergren,
seorang Rothschild dari Swedia, yang dinikahi pada tahun 1984.
Di Los Angeles, sebuah penyelidikan
narkoba besar tingkat lokal, telah membuat daerah dan negara menjadi
bermasalah. Tersangka dalam penyelidikan ini adalah jaringan kejahatan
Israel yang beroperasi di New York, Miami, Las Vegas, Kanada, Israel dan
Mesir. Jaringan kejahatan Israel ini terlibat dalam pengedaran narkoba
dan ekstasi, begitu juga penipuan kartu kredit dan komputer yang rumit
terhadap golongan pekerja kantoran. Yang mengagetkan para opsir
penyelidikan, orang-orang Israel yang diselediki ternyata mengawasi
pager/beeper, ponsel bahkan telepon rumah para penyelidik. Para
penyelidik kemudian mencari tahu dari mana informasi ini mungkin
berasal. Mereka segera mengetahui bahwa ini bersangkutan dengan Firma
Israel AMDOCS yang hampir memonopoli jasa rekening telepon di Amerika
Serikat. Dan ketika mereka memeriksa hasil telepon mereka sendiri
tentang bagaimana mereka disadap, mereka menemukan bahwa kontraktor
utama mereka adalah Converse Infoys, Firma Israel lainnya yang bekerja
dekat dengan Pemerintah Israel.
1998: Pada 31
Oktober, berdasarkan instruksi dari kelompok PNAC (Project for a New
American Century – Proyek untuk Abad Amerika Baru), Presiden Bill
Clinton menandatangani Hukum H. R. 4655, yaitu "Iraq Liberation Act
(Undang-Undang Pembebesan Irak)" yang mendukung usulan perubahan rezim
di Irak.
Bagaimana pun, sejarah memberi tahu kita
kelompok PNAC sebenarnya tidak kreatif. Memang, pada Februari 1990,
seorang Sayan Mossad di New York menjejalkan suatu cerita palsu ke ABC
Television bahwa Saddam Husein punya pabrik uranium di Irak untuk
menarik perhatian atas "Senjata Pemusnah Masal" Saddam Husein, satu
tahun sebelum perang Amerika di Irak.
2000: Pada bulan April,
Jacob "Cookie" Orgad, sebagai mantan agen Mossad ditangkap karena
menjalankan salah satu operasi penyelundupan ekstasi terbesar dalam
sejarah Amerika. Operasi ini mengantarkan ratusan juta Dollar dalam
bentuk narkoba illegal yang diproduksi di Belanda, ke kota-kota di
seluruh Amerika Serikat.
Di Argentina, IMF mengharuskan negara
ini mengurangi defisit anggaran pemerintah dari 5,3 miliar Dollar pada
saat itu menjadi 4,2 miliar Dollar pada tahun berikutnya, 2001, yang
menyebabkan pengangguran di Argentina sebesar 20 % penduduk usia kerja.
Lalu mereka menambah tuntutannya menjadi defisit harus dihapuskan. IMF
menawari Argentina beberapa gagasan untuk mencapai ini, dengan
mengurangi program ketenagakerjaan darurat pemerintah dari 200 Dollar
perbulan menjadi 160 Dollar sebulan.
Mereka juga meminta pemotongan gaji 12 %
– 15 % bagi pegawai negeri dan pemotongan pensiun bagi orang tua
sebanyak 13 %. Keduanya berdampak bagi banyak orang. Pada Desember 2001,
orang-orang Argentina kelas menengah (secara harfiah) muak berburu di
jalanan mencari sampah untuk dimakan. Mereka mulai rusuh dan membakar
Buenos Aires.
2001:
Puncak tragedi di Amerika terjadi pada 11 September, yaitu serangan
terhadap WTC (World Trade Center) dan Pentagon yang disusun dengan
hati-hati oleh Israel dengan keterlibatan Inggris dan Amerika, dibawah
perintah Keluarga Rothschild. Kejadian ini mereka lakukan untuk
mengkambinghitamkan Muslim sebagai "Teroris". Ini adalah babak pertama
untuk memicu Dunia Barat agar berperang dengan Dunia Arab, demi Yahudi.
Dan perang melawan teroris di negara-negara Muslim pun dimulai.
Mereka menggunakan serangan-serangan ini
untuk mendapatkan kendali atas beberapa negara di dunia yang tidak
mengizinkan bank-bank sentral Rothschild. Dengan demikian, kurang dari
sebulan setelah kejadian ini, Amerika Serikat menyerang Afghanistan,
satu dari hanya tujuh negara pada saat itu di dunia yang tidak memiliki
bank sentral yang dikendalikan oleh Rothschild. Negara ini didominasi
penduduk Muslim yang menolak ikut serta dalam sistem simpan-pinjam uang
(Riba), sesuatu yang telah membuat orang-orang Israel gusar selama
ratusan tahun.
Kurang dari seminggu setelah serangan
11 September, tepatnya pada 5 September 2001, orang yang katanya Ketua
Pembajak, Mohamed Atta, dan beberapa pembajak lainnya melakukan
kunjungan ke salah satu perahu kasino seorang pelobi pro-Israel, seorang
Yahudi Ashkenazi bernama Jack Abramoff. Tidak ada penyelidikan
dilakukan tentang apa yang mereka lakukan di sana. Menariknya, 7 orang
dari 19 orang (yang katanya) pembajak yang disalahkan melakukan serangan
pada 11 September, ternyata masih hidup. Beberapa orang malahan muncul
di Kedutaan Besar Amerika Serikat di negara-negara Arab.
Pada serangan 11 September juga,
terdapat 5 orang Israel yang menyamar dalam pakaian Arab ditangkap
karena menari dan bersorak sambil merekam menara WTC yang runtuh. Disewa
oleh Urban Moving System (Sistem Perpindahan Kota), sebuah daerah
Mossad Israel, orang-orang Israel ini tertangkap punya banyak paspor,
satu van teruji positif mengandung peledak dan banyak uang tunai. Akibat
penangkapan ini, Walikota Yerussalem (yang akan menjadi Perdana Menteri
Israel), Ehud Olmert, secara pribadi menelepon Walikota New York City,
Rudi Giuliani, menyatakan bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya
dengan serangan teroris, dan hanya sedang sedikit bersenang-senang.
Dua dari lima orang Israel ini
belakangan terungkap ternyata Mossad, bertentangan dengan klaim Olmert,
ketiga orang lainnya dengan kuat dicurigai Mossad juga. Begitu
laporan-laporan saksi melacak kegiatan orang-orang Israel itu, terungkap
bahwa mereka terlihat di Taman Liberty pada saat tubrukan pertama.
Laporan ini menduga bahwa mereka sudah tahu apa yang akan terjadi.
Orang-orang Israel itu diinterogasi oleh
FBI, lalu diam-diam dikirim kembali ke Israel. Para petugas yang
menangkap mereka dari Departemen Kepolisian New Jersey diperintahkan
agar tidak membahas penangkapan mereka.
Kelima orang Israel yang menari dan
menyoraki runtuhnya WTC, belakangan muncul di radio dan televisi Israel.
Di sana mereka menyatakan bahwa mereka berada di New York City pada 11
September untuk "mendokumentasikan peristiwa tersebut" karena Amerika
belum pernah mengalami serangan seperti itu di daratannya.
Dua jam sebelum serangan 11 September,
Odigo, sebuah perusahaan Israel dengan kantor-kantornya yang bertempat
hanya beberapa blok dari menara WTC, menerima sebuah peringatan
pendahuluan akan serangan tersebut lewat pesan instan internet. Manajer
New York Office memberikan FBI alamat IP pengirim pesan tersebut, tapi
FBI tidak menindaklanjutinya.
Sekitar 200 orang Israel yang berkaitan
dengan perusahaan-perusahaan pemindahan Israel, yang dicurigai merupakan
garis depan intelijen Israel, yang sangat aktif di WTC beberapa bulan
sebelum serangan, lalu ditangkap karena dicurigai terlibat ketika sisa
ban ditemukan di beberapa van pembuangan yang mereka gunakan. Namun, di
bawah perintah langsung Pejabat Departemen Peradilan Amerika Serikat,
Michael Chertoff, mereka dideportasi ke Israel akibat "Pelanggaran
Visa". Chertoff adalah seorang warga negara ganda AS/Israel yang ayahnya
seorang Rabi dan ibunya adalah salah satu pekerja pertama Mossad, lalu
kemudian dia memerintahkan penangkapan sekitar 900 Muslim yang tidak
berkaitan dengan kejadian WTC.
Pada 12 September, The Yerussalem Post
diam-diam memperingatkan kemungkinan teurngkapnya Israel sebagai pelaku
serangan 11 September. Surat kabat tersebut menampilkan sebuah cerita
bahwa 2 orang Israel meninggal pada saat pesawat terbang dibajak, dan
4.000 orang menghilang di WTC. Seminggu kemudian, sebuah stasiun
televisi Beirut melaporkan bahwa 4.000 pegawai WTC yang merupakan orang
Israel tidak hadir pada hari serangan itu. Ini tampaknya menegaskan
cerita di the Yerussalem post.
Setelah serangan WTC, surat-surat tanpa
nama yang berisi virus antraks dikirim ke berbagai politisi dan
eksekutif media. Akibat terjangkit virus antraks dalam surat-surat ini, 5
orang meninggal dunia. Seperti serangan 11 September, serangan ini
langsung disalahkan kepada Al-Qaeda, sampai diketahui bahwa virus
antraks yang dijadikan senjata tersebut, dibuat oleh laboratorium
militer Amerika Serikat.
FBI kemudian mengetahui bahwa tersangka
utama surat-surat antraks ini adalah orang Yahudi Ashkenazi, Dr. Philip
Zack, yang pernah dicerca beberapa kali oleh para pegawainya akibat
kata-katanya yang ofensif tentang orang-orang Arab. Dr. Philip Zack
tertangkap kamera sedang memasuki daerah penyimpanan tempat dia bekerja
di Fort Detrick. Di sanalah antraks disimpan. Pada titik ini, baik FBI
mau pun media berhenti membuat pernyataan publik apa pun mengenai kasus
ini.
Seminggu sebelum serangan WTC, Zim
Shipping Company (Perusahaan Pengapalan Zim) memindahkan
kantor-kantornya di WTC, melapaskan kontrak sewanya yang memakan biaya
50.000 Dollar bagi perusahaan tersebut. Tidak ada alasan yang pernah
diberikan mengenai hal ini, dan Zim Shipping Company, setengahnya
dimiliki oleh negara Israel.
Akibat serangan 11 September disalahkan
kepada Osama bin Laden, Amerika Serikat menginvansi Afghanistan dan
menumbangkan para penguasa Taliban di sana. Tentu saja alasan sebenarnya
terjadi invansi itu menjadi terang. Karena alasan sesungguhnya adalah
pemimpin Taliban, Mullah Omar, telah melarang produksi opium pada Juli
2000. Dengan demikian, panen opium pada tahun itu hancur.
Dalam sejarah, bisnis opium merupakan
bisnis illegal yang digerakkan oleh Keluarga Rothschild seperti yang
terjadi di China pada tahun 1839. Ketika Kaisar Manchu di China
memerintahkan penghancuran opium. Lalu Keluarga Rothschild memerintahkan
tentara Inggris untuk pergi ke sana untuk memerangi China demi
melindungi bisnis narkobanya yang sedang berjalan.
Itulah tepatnya apa yang sedang terjadi.
Afghanistan adalah sumber 75 % heroin dunia. Akibat Mullah Omar
menghancurkan laba 2001, maka terjadilah invansi pada Oktober 2001.
Segera sesudahnya, media melaporkan panen besar opium pada Maret 2002.
Pada 3 Oktober, Perdana Menteri
Israel, Ariel Sharon, membuat pernyataan berikut ini kepada seorang
Yahudi Ashkenazi, Simon Peres, sebagaimana dilaporkan di Radio Kol
Yisrael:
"Setiap kali kita melakukan sesuatu, anda akan berkata Amerika akan melakukan ini dan itu. Saya ingin memberitahu anda sesuatu yang sangat jelas. Jangan cemaskan tekanan Amerika terhadap Israel. Kita orang-orang Yahudi mengendalikan Amerika, dan orang-orang Amerika tahu itu".
Pada tahun 2001 pula, Profesor Joseph
Stiglitz, mantan Chief Economist Bank Dunia dan mantan Ketua Dewan
Penasehat Ekonomi Presiden Clinton secara publik mengungkapkan "Strategi
4 Langkah" Bank Dunia yang dirancang untuk memperbudak negara-negara
kepada para bankir. Ke-4 Strategi tersebut adalah:
Privatisasi, di sini para
pemimpin ditawarkan komisi 10 % ke rekening-rekening Bank Swiss rahasia
mereka sebagai ganti mereka memangkas beberapa miliar Dollar dari harga
aset negara, seperti maraknya terjadi suap dan korupsi.
Pembebasan Pasar Modal, ini
pencabutan hukum bahwa uang pajak melintasi perbatasan. Ketika ekonomi
di negara itu mulai menjanjikan kekayaan, kekayaan ini ditarik langsung
dari luar sehingga ekonomi negara itu ambruk. Lalu negara itu
membutuhkan bantuan IMF. Dan IMF memberikannya dengan syarat mereka
menaikkan suku bunga antara 30 % dan 80 %. Ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan Amerika Latin lainnya.
Penentuan Harga Berdasarkan Pasar,
di sini harga makanan, air dan gas domestik dinaikkan yang diperkirakan
dapat menyebabkan huru-hara sosial di masing-masing negara, sekarang
lebih umum disebut dengan "Hura-Hara IMF".
Perdagangan Bebas, di sini
perusahan-perusahaan internasional menyerbu Asia, Amerika Latin dan
Afrika. Pada saat yang sama Eropa dan Amerika menghalangi pasar mereka
sendiri terhadap pertanian dunia ketiga. Mereka juga mengenakan tarif
yang menjulang tinggi yang harus dibayar oleh negara-negara ini untuk
obat-obatan bermerek, menyebabkan melejitnya rasio kematian dan
penyakit.
Ada banyak pihak yang akan kalah dalam
sistem ini, kecuali satu pemenang, yaitu sistem perbankan yang dimiliki
dan dioperasikan oleh Yahudi. Sebenarnya IMF dan Bank Dunia telah
membuat syarat pinjaman bagi penjualan sistem listrik, air, telepon dan
gas setiap negara berkembang. Ini diperkirakan mencapai 4 Triliun Dollar
aset milik publik.
Pada September tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz diberi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi.
2002: Kamus
Internasional Baru Ketiga Webster (Lengkap) dicetak ulang, menyediakan
satu definisi baru tentang Anti-Semit. Definisi belum dimutakhirkan pada
1956. Definisi barunya adalah:
"Anti-Semitisme: (1) permusuhan terhadap orang-orang Yahudi sebagai kelompok minoritas agama atau ras, sering disertai diskriminasi sosial, politik dan ekonomi; (2) menentang Zionisme; (3) simpati untuk musuh-musuh Israel".Definisi (2) dan (3) ditambahkan dalam edisi 2002, tepat sebelum Amerika memutuskan untuk menginvansi Irak atas perintah Israel.
Thomas Stauffer, seorang Konsultan
Ekonomi di Washington, memperkirakan bahwa sejak 1973, Israel telah
menghabiskan uang Amerika Serikat sekitar 1,6 Triliun Dollar, yang kalau
dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2002, setiap orang akan
mendapatkan lebih dari 5.700 Dollar.
Kondisi dunia yang rapuh akibat
perlakuan Yahudi yang didukung dana besar Keluarga Rothschild,
menggerakkan orang seperti Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad,
yang mengeluarkan sikap dengan pernyataan:
"Orang-orang Yahudi menguasai dunia dengan tangan orang lain. Mereka membuat orang lain berperang dan mati demi mereka".
2004: Penyelidikan
FBI berlanjut kepada American Israel Public Affairs Committee (AIPAC,
Komite Urusan Publik Israel Amerika), kelompok lobi politik terbesar di
Amerika Serikat dengan lebih dari 65.000 anggota yang tugasnya adalah
memimpin pemerintah Amerika Serikat demi Israel. FBI dilaporkan percaya
bahwa AIPAC adalah garis depan mata-mata Israel.
Pada awal Maret, warga negara ganda
AS/Israel sekaligus Rabi Yahudi bernama Dov Zakheim mengundurkan diri
sebagai Pengawas Keuangan Pentagon sekaligus Kepala Petugas Keuangan,
ketika terungkap dalam sebuah audit anggaran Pentagon bahwa dia tidak
bisa mempertanggungjawabkan hilangnya 2,6 juta Dollar, termasuk
inventaris pertahanan 56 pesawat terbang, 32 tank dan 36 satuan
peluncuran komando misil Javelin.
Pada 20 Mei, Senator Ernest Hollings membuat pernyataan tentang kendali AIPAC terhadap Amerika:
"Kita tidak bisa membuat kebijakan Israel selain yang diberikan oleh AIPAC. Saya telah mengikuti sebagian besar di antaranya, tapi saya juga telah menolak menandatangani surat-surat dari waktu ke waktu untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang malang. Saya bisa mengatakan kepada kalian bahwa tidak ada presiden yang menjabat, entah dari Republik atau Demokrat, mendadak AIPAC akan memberitahunya persis kebijakan apa yang harus diambil".
Pada tahun ini juga, Mel Gibson merilis
filmnya "The Passion of the Christ (Hasrat Kristus)". Untuk menjaga
keasliannya, dialog film itu disajikan sepenuhnya dalam Bahasa Ibrani
dan teks Latin. Namun, ada satu teks yang tidak muncul. Kalimat itu
diucapkan tapi untuk alasan tertentu teksnya dibuang. Tentu saja ini
akibat tekanan dari media Yahudi. Adegan yang teksnya dibuang itu adalah
ketika Pilate berusaha membuat orang-orang Yahudi berhenti menyeru agar
Yesus Kristus disalib. Dan apa kata orang-orang Yahudi sebagai
tanggapan Pilate sampai-sampai lobi Yahudi setengah mati ingin
menyensornya?:
"Biarkan darahnya mengucuri kami dan anak-anak kami".
Pada 16 Oktober, Presiden Bush
menandatangani pengesahan hukum Global Anti-Semitism Preview Act
(Undang-Undang Tinjauan Anti-Semitisme Global) yang dirancang untuk
memaksa seluruh dunia agar tidak pernah mengkritik dunia Yahudi, apapun
yang mereka lakukan. Undang-undang ini menetapkan sebuah departemen
istimewa di dalam Departemen Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat untuk
menguasai anti-semitisme global yang akan memberikan laporan tahunan
kepada Konggres.
2005: Pada 27
Februari, pemimpin gerakan Nation of Islam, Louis Farrakhan, membuat
pernyataan berikut ini sehubungan dengan Yahudi yang menguasai
penyelundupan perdagangan budak Afrika ke Amerika:
"Dengar, tidak ada tangan orang Yahudi yang tidak berlumuran darah kita. Mereka memiliki kapal-kapal budak. Mereka membeli dan menjual kita. Mereka memperkosa dan merampok kita".
Setelah invansi ke Afghanistan dan Irak,
sekarang hanya ada 5 negara di dunia yang tersisa tanpa bank sentral
milik Rothschild. Kelima negara tersebut adalah Iran, Korea Utara,
Sudan, Kuba dan Libya.
Profesor Fisika Stephen E. Jones dari
Brigham Young University menerbitkan sebuah majalah yang di dalamnya dia
membuktikan bahwa gedung-gedung WTC hanya bisa diruntuhkan dengan
peledak. Dia tidak mendapatkan pemberitaan di media arus utama untuk
klaim yang terbukti ilmiah ini.
Pada
bulan November, sekelompok orang Demokrat yang konservatif hingga
moderat yang disebut "Blue Dog Coalition (Koalisi Anjing Biru)" yang
fokus kepada tanggung jawab fiskal pemerintah, melaporkan bahwa Presiden
Yahudi George W. Bush telah meminjam lebih banyak uang dari bank dan
pemerintah asing dibandingkan ke semua 42 presiden Amerika Serikat
digabungkan sekaligus. Angka Departemen Bendahara menunjukkan bahwa
total pinjaman semua presiden AS antara 1776-2000 adalah 1,01 Triliun
Dollar, sementara dalam 4 bulan terakhir saja Pemerintahan Bush telah
meminjam 1,05 Triliun Dollar.
Pada
6 Desember, isteri Presiden Bush, Laura Bush, ditemani oleh Rabi
Binyomin Taub, Rabi Hillel Baron dan Rabi Mendy Minkowitz melakukan
penghalalan ala Yahudi untuk dapur Gedung Putih. Sebuah foto peristiwa
ini ketika berdiri bersama staf diambil oleh fotografer Shealah
Craighead lalu dipajang di situs resmi Gedung Putih.
2006: Pada 5 sampai 7
Maret, AIPAC menyelenggarakan konvensi tahunan mereka di Washington D.C.
Lebih dari setengah Senator AS dan sepertiga pejabat Konggres AS hadir.
"Tidak sia-sia orang Yahudi telah
tertarik kepada Jurnalisme. Di tangan mereka, jurnalisme menjadi
senjata kuat yang sangat cocok untuk kebutuhan mereka demi perang
kelangsungan hidup mereka". (Haim Nachman Bialik)
Dinasti Rothschild di Eropa
1694: Bank of England
didirikan dengan nama yang menipu. Nama itu menipu karena bank yang
dikendalikan oleh Pemerintah Inggris tersebut adalah institusi swasta
yang didirikan oleh orang-orang Yahudi.
1698: Selama
4 tahun berikutnya, kendali Yahudi terhadap asupan uang Inggris
melejit, sehingga utang pemerintah kepada Bank of England berubah dari
yang awalnya sebesar 1.250.000 Pounsterling menjadi 16.000.000
Poundsterling hanya dalam 4 tahun. Kenaikannya sebesar 1.280 %.
1785: Pemerintah
Bavaria (Bavaria diidentikkan dengan Jerman, karena terletak di sebelah
Tenggara Jerman dengan penduduknya yang sangat padat) mencabut
"Illuminati" dan menutup semua kelompok lokal Grand Orient di Bavaria,
setelah ditemukan sebuah buku yang ditulis oleh Xavier Zwack, rekan Adam
Weishaupt (seorang kepercayaan Mayer Amschel Rothschild untuk
menciptakan Illuminati) tentang Revolusi Perancis.
1789: Rencana
"Illuminati" untuk Revolusi Perancis berhasil dan berakhir pada tahun
1793. Akibat tidak pedulinya Eropa terhadap peringatan Pemerintah
Bavaria. Revolusi Perancis adalah mimpi para bankir pusat, karena
Revolusi akan menetapkan ketentuan baru dan meluluskan hukum-hukum baru
yang akan melarang Gereja Roma untuk memungut pajak dan mencopot hak
gereja untuk bebas dari pungutan pajak.
1798: Nathan Mayer
Rothschild (anak keempat Mayer Amschel Rothschild) ketika berusia 21
tahun meninggalkan Frankfurt menuju Inggris. Dengan banyak uang yang
diberikan oleh ayahnya, dia membangun sebuah rumah perbankan di London.
1810: Sir Francis
Baring dan Abraham Goldsmid meninggal. Dengan kejadian ini, Nathan Mayer
Rothschild menjadi satu-satunya bankir besar di Inggris. Pada tahun
yang sama, Salomon Mayer Rothschild (anak ketiga Mayer Amschel
Rothschild) pergi ke Vienna, Austria, dan mendirikan bank M. Von
Rothschild und Söhne.
1812: Jacob (James)
Mayer Rothschild (anak terakhir Mayer Amschel Rothschild) pergi ke
Paris, Perancis, untuk mendirikan Bank de Rothschild Frères.
1815: Lima pria
Rothschild bersaudara bekerja untuk memasok emas kepada tentara
Wellington (lewat Nathan di Inggris) dan tentara Napoleon (lewat Jacob
di Perancis), dan memulai kebijakan mereka untuk mendanai kedua pihak
dalam perang. Tidak jadi soal negara mana yang kalah perang, karena
pinjaman diberikan dengan jaminan bahwa pihak yang menang akan
menguangkan utang-utang pihak yang kalah.
Dalam perang ini juga, Keluarga
Rothschild menggunakan bank-bank yang telah mereka sebarkan di seluruh
Eropa untuk membangun jaringan layanan pos. Cuma kurir-kurir Rothschild
yang diizinkan melewati blokade Inggris dan Perancis.
Salah satu kurir Rothschild, seorang
pria bernama Rothworth setelah tahu bahwa Inggris memenangkan perang
Waterloo, pergi ke channel mengantarkan berita ini kepada Nathan Mayer
Rothschild. Nathan kemudian memasuki bursa saham dan memerintahkan semua
pekerjanya untuk menjual konsul (sekarang dikenal dengan istilah
obligasi). Para pedagang lain panik, mengira Inggris kalah perang, dan
mulai menjual konsul mereka dengan kalut.
Akhirnya, nilai konsul-konsul anjlok.
Saat itu, Nathan Mayer Rothschild diam-diam memerintahkan para
pekerjanya untuk membeli semua konsul yang bisa mereka dapatkan.
Ketika pada kenyataannya Inggris
memenangi perang, konsul-konsul itu meroket tinggi, yang membuat Nathan
mendapatkan laba 20 banding 1 terhadap investasinya. Kepemilikin
obligasi atau konsul ini memberi Keluarga Rothschild kendali penuh atas
ekonomi Inggris, sehingga memaksa Inggris membangun sebuah Bank of
England baru di bawah kendali Nathan Mayer Rothschild.
Fakta yang unik, Nathan secara
terang-terangan menyombongkan diri bahwa dalam 17 tahun keberadaannya di
Inggris, dia telah meningkatkan saham awalnya sebesar 20.000
Poundsterling yang diberikan oleh ayahnya sebanyak 2.500 kali menjadi
50.000.000 Poundsterling.
Pada akhir abad ini, periode masa yang
dikenal sebagai "Zaman Rothschild", yang diperkirakan menguasai lebih
dari setengah kekayaan dunia.
Namun ada yang tidak berjalan seperti
yang diinginkan oleh Keluarga Rothschild, yaitu Konggres Wina yang
dimulai pada September 1814 dan diakhiri pada Juni 1815. Konggres Wina
ini diadakan agar Keluarga Rothschild dapat menciptakan sebuah bentuk
pemerintahan dunia. Namun rencana mereka gagal ketika Tsar Alexander I
Rusia, salah satu kekuatan besar yang tidak takluk pada bank sentral
Rothschild, menolak menerima gagasan pemerintahan dunia.
Karena berang, Nathan Mayer Rothschild
bersumpah bahwa suatu hari dia atau keturunannya akan menghancurkan
seluruh keluarga dan keturunan Tsar Alexander I.
1818: Menyusul Perancis
yang menjamin pinjaman besar pada 1817 untuk membantu membangun ulang
setelah kekalahan besar mereka di Waterloo, utusan-utusan Rothschild
membeli sejumlah besar obligasi Pemerintah Perancis yang menyebabkan
nilainya meningkat.
Pada 5 November, mereka melimpahkan
semua obligasi itu ke pasar terbuka sehingga nilainya terperosok dan
Perancis secara keseluruhan terjerumus dalam kepanikan financial.
Keluarga Rothschild lalu melangkah masuk dan mengambil kendali asupan
uang Perancis dengan cara yang sama mereka memanipulasi bursa saham
Inggris 6 tahun sebelumnya.
1821: Kalmann (Carl)
Mayer Rothschild (anak ketujuh Mayer Amschel Rothschild) dikirim ke
Napoli, Italia. Di sana dia melakukan banyak bisnis dengan Vatikan, dan
Paus Gregory XVI lalu menganugerahinya gelar "The Order of st. George".
Sehingga pada tahun 1823, Keluarga Rothschild mengambil alih pelaksanaan
keuangan Gereja Katolik di seluruh dunia.
1835: Keluarga
Rothschild memperoleh hak ke tambang-tambang air raksa Almadén di
Spanyol. Pada masa itu Almadén adalah pertambangan terbesar di dunia.
Karena air raksa merupakan komponen vital dalam menyempurnakan emas dan
perak. Ini membuat Keluarga Rothschild hampir memonopoli dunia. Sebagai
akibat dari akuisisi ini, N. M. Rothschild and Sons kemudian akan mulai
menyempurnakan emas dan perak untuk Royal Mint, Bank of England dan
banyak pelanggan internasional lainnya.
1844: Salomon Mayer
Rothschild membeli pertambangan batu bara gabungan Vitkovice dan
perusahaan perapian Blast Austro-Hungaria yang kemudian menjadi salah
satu dari sepuluh besar firma industri global.
1848: Seorang Yahudi
Ashkenazi, Karl Marx (seorang Yahudi Kripto, nama aslinya Moses
Mordechai Levy), menerbitkan "The Communist Manifesto". Menariknya,
bersamaan dengan dia mengerjakan ini, Karl Ritter dari Frankfurt
University sedang menulis antitesis yang berikutnya menjadi dasar bagi
"Nietzscheanisme" oleh Freidrich Wilhelm Nietzsche. "Nietzscheanisme"
ini kemudian berkembang menjadi Fasisme dan Nazisme dan akan digunakan
untuk menggerakkan perang dunia pertama dan kedua.
Max, Ritter dan Nietzsche semua
didanai dan diperintah oleh Keluarga Rothschild. Gagasan dibalik skema
ini adalah orang-orang yang memimpin keseluruhan konspirasi ini bisa
menggunakan perbedaan-perbedaan dan ideologi-ideologi tersebut untuk
membelah faksi-faksi ras manusia agar saling berperang. Pada dasarnya,
ini rencana yang sama dengan yang diajukan oleh Adam Weishaupt pada
1776.
1849: Gutle Schnaper, isteri Mayer Amschel Rothschild meninggal. Sebelum kematiannya, ia berkata:
"Kalau anak-anak lelakiku tidak ingin ada perang, maka tidak akan ada perang".
1850: dimulainya
konstruksi pada rumah-rumah Manor Metmore di Inggris dan Ferrières di
Perancis. Lebih banyak manor (rumah bangsawan) Keluarga Rothschild akan
menyusul di seluruh dunia, semua berisi karya-karya seni mereka yang tak
ternilai harganya.
Kekayaan Jacob (James) Mayer Rothschild
di Perancis dikatakan bernilai 600 juta franc, yang berarti 150 juta
franc lebih banyak dari semua bankir di Perancis jika digabungkan
sekaligus.
1858: Lionel de
Rothdchild (anak pertama dari Nathan Mayer Rothschild dari pernikahannya
dengan Hannah Barent Cohent, puteri dari seorang pedagang London yang
kaya raya, lahir pada tahun 1808) menjadi orang Yahudi pertama yang
menjadi anggota parlemen Inggris.
1865: Nathaniel de Rothschild (juga anak Nathan Mayer Rothschild) menjadi anggota parlemen untuk Aylesbury di Buckinghamshire.
1868: Pada tanggal 15
November, Jacob (James) Mayer Rothschild meninggal, tidak lama setelah
membeli Château Lafite, salah satu dari 4 lahan anggur besar utama di
Perancis.
1873: Tambang tembaga
Rio Tinto di Spanyol di beli oleh sebuah kelompok pemilik modal asing,
termasuk Keluarga Rothschild. Tambang ini adalah sumber tembaga terbesar
Eropa.
1886: Bank Rothschild
Perancis, de Rothschild Frères memperoleh banyak ladang minyak Rusia dan
membentuk perusahaan Caspian and Black Sea Petroleum yang segera
menjadi produsen minyak terbesar kedua di dunia.
1897: Keluarga
Rothschild mengadakan Konggres Zionis Dunia. Zionisme adalah
konspirasi untuk menundukkan seluruh dunia ke sebuah pemerintahan dunia
yang dikendalikan oleh Yahudi, dan khususnya, oleh Keluarga Rothschild.
Pertemuan pertama diselenggarakan di Basel, Swiss, pada 29 Agustus 1897.
Pertemuan ini diketuai oleh seorang Yahudi Ashkenazi, Theodor Herzl.
Herzl lalu terpilih sebagai Presiden
Organisasi Zionis Dunia yang mengadopsi "Heksagram Merah Rothschild"
sebagai bendera zionis yang 51 tahun kemudian menjadi bendera Israel.
Di konferensi ini, Chaim Weizmann, yang nanti menjadi kepalanya, menyatakan:
"Tidak ada orang Yahudi Inggris, Yahudi Perancis, Yahudi Jerman atau Yahudi Amerika. Hanya ada orang Yahudi yang tinggal di Inggris, Perancis, Jerman atau Amerika".
1903: Pada bulan
Agustus, pada Konggres Zionis Dunia ke-6 di Basel, Swiss,
diselenggarakan diskusi mengenai tawaran dari Inggris yang menawarkan
Uganda sebagai basis negara zionis Yahudi masa depan. Orang-orang Yahudi
mengajukan keberatan bahwa mereka menginginkan Palestina.
1905: Sekelompok
Rothschild yang didukung oleh orang-orang Yahudi Zionis dipimpin oleh
Georgi Apollonovich Gapon berusaha menggulingkan Tsar Rusia di dalam
sebuah kudeta komunis. Mereka gagal dan terpaksa kabur dari Rusia hanya
untuk diberikan perlindungan di Jerman.
1914: Dimulainya Perang
Dunia I. Dalam perang ini, Keluarga Rothschild Jerman meminjamkan uang
kepada Jerman, Keluarga Rothschild Inggris meminjamkan uang kepada
Inggris dan Keluarga Rothschild Perancis meminjamkan uang kepada
Perancis. Lebih jauh lagi, Keluarga Rothschild menguasai kantor berita
Eropa, Wolff (didirikan pada tahun 1849) di Jerman, Reuters (didirikan
pada tahun 1851) di Inggris dan Havas (didirikan pada tahun 1835) di
Perancis,
Keluarga Rothschild menggunakan Wolff untuk memanipulasi rakyat Jerman agar bersemangat untuk berperang.
1915: Satu tahun
berikutnya, pemerintahan Islam Ottoman Turki digulingkan oleh para
sosialis Yahudi Masonis yang dengan menipu menyebut diri mereka "Young
Turks (Pemuda Turki)". Penting untuk dicatat, gerakan Pemuda Turki ini
terdiri dari Yahudi keturunan Balkan, seperti Tallat, Enver, Behaeddin
Shakir, Jemal dan Nazim.
Akibat revolusi ini, orang yang akan
dikenal sebagai Mustafa Kemal Attaturk, seorang Yahudi Kripto Alkoholis,
akan menanjak ke kursi diktator Turki. Bahkan beberapa petinggi dalam
pemerintahan sekuler Kemal ternyata dipenuhi oleh kalangan Yahudi.
1917: Keluarga
Rothschild memerintahkan orang-orang faksi Bolsheviks Yahudi yang mereka
kendalikan untuk mengeksekusi Tsar Nicholas II dan seluruh keluarganya.
Meski Sang Tsar telah turun tahta pada 2 Maret tahun tersebut. Ini
sebagai bentuk untuk memperoleh kendali atas Rusia dan sebagai
pembalasan terhadap Tsar Alexander I yang memblokir rencana pemerintahan
dunia mereka pada tahun 1815 di Konggres Wina. Dan Tsar Alexander II
yang memihak Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1864.
Sangat penting bagi mereka untuk
membantai seluruh keluarga termasuk wanita dan anak-anak, demi memenuhi
janji yang dibuat oleh Nathan Mayer Rothschild pada tahun 1815. Tindakan
ini merupakan sebuah pertunjukan kekuatan dan tantangan orang-orang
Yahudi kepada seluruh dunia.
1918: Koresponden
London Times untuk Rusia, Robert Wilson, memperlihatkan sebuah meja yang
menunjukkan struktur etnis 284 Commissar (Kepala Departemen
Pemerintahan Rusia, terutama kelompok militer) di pemerintahan Rusia
komunis baru. Para Commissar ini termasuk: 2 negro, 13 Rusia, 15 China,
22 Armenia, dan lebih dari 300 orang Yahudi. Di antara orang-orang
Yahudi itu, 264 orang telah datang ke Rusia dari Amerika Serikat sejak
jatuhnya pemerintahan Kekaisaran Rusia.
1919: Seorang Yahudi
bernama Karl Liebknecht dan seorang Yahudi Sephardis Rosa Luxemburg
terbunuh saat berusaha memimpin kudeta komunis lainnya yang didanai oleh
Rothschild juga. Kali ini kudeta itu dilaksanakan di Berlin, Jerman.
Pada tahun ini juga, orang-orang
Bolsheviks Yahudi yang didanai oleh Rothschild, dalam sejarah, membantai
60 juta orang Kristen dan non-Yahudi. Tidak heran Aleksandr
Solzhenitsyn dalam karyanya, Gulag Archipelago, vol. 2, menguatkan bahwa
orang-orang Yahudi menciptakan dan mengendalikan sistem perkemahan
terpusat Soviet teratas. Di dalam perkemahan tersebut, 10 juta orang
Kristen dan non-Yahudi meninggal. Pada halaman 79 dari buku ini bahkan
dia menyebutkan orang-orang yang mengatur perkemahan ini adalah mesin
pembunuh terbesar dalam sejarah dunia. Mereka adalah Aron Solts, Yakov
Rappoport, Lazar Kogan, Matvei Berman, Genrikh Yagoda, dan Naftaly
Frenkel. Keenam-enamnya adalah orang Yahudi.
Pada tahun itu pula, N. M. Rothschild
and Sons diberikan peran permanen untuk mengubah harga emas dunia secara
harian. Ini terjadi di kantor-kantor City of London, secara harian
selama 1.100 jam, di ruangan yang sama, sampai tahun 2004.
1924: Josef Stalin,
seorang Georgia, menjadi Premier of Soviet Union. Nama aslinya adalah
Djugashvili yang terjemahannya dari bahasa Georgia adalah "Putera
Yahudi". Dalam bahasa Georgia, Shvili berarti "Putera Dari" dan Djuga
berarti "Yahudi". Stalin juga punya 3 isteri dalam hidupnya, yaitu
Ekaterina Svanidze, Kadya Allevijah dan Rosa Kaganovich yang semuanya
adalah orang Yahudi. Menariknya, Stalin meluluskan hukum selama
kepemimpinannya yang membuat siapa pun yang terbukti bersalah atas
anti-semit dihukum mati.
1926: N. M. Rothschild
and Sons mendanai kembali Underground Electric Railways Company of
London Ltd. (Perusahaan Rel Listrik Bawah Tanah London) yang
berkepentingan mengendalikan seluruh sistem transportasi bawah tanah
London.
1930: Tiga puluh tahun
setelah Konggres Zionis Dunia Pertama diadakan di Basel, Swiss, "Bank
Dunia" Rothschild pertama yaitu "Bank of International Settlement – BIS
(Bank untuk Pembayaran Internasional)" didirikan di tempat yang sama
yaitu Basel, Swiss.
Bank ini didirikan oleh Charles G. Dawes
(utusan Rothschild dan Wakil Presiden di bawah Presiden Calvin Coolidge
dari 1925 sampai 1929), Owen D. Young (utusan Rothschild, pendiri RCA –
Radio Corporation of America, 1919 dan Ketua General Electric dari 1922
sampai 1939, dan Hjalmar Schacht dari Jerman (pendiri Reichsbank).
BIS disebut oleh para bankir sebagai
"Bank sentralnya bank-bank sentral". Berdasarkan sudut pandang masa
kini, mengingat bahwa IMF dan Bank Dunia berurusan dengan
pemerintahan-pemerintahan, BIS hanya berurusan dengan bank-bank sentral.
Semua pertemuannya diadakan secara rahasia dan melibatkan para bankir
sentral dari seluruh dunia. Contohnya adalah mantan Kepala Federal
Reserve atau Bank Cadangan Negara, Alan Greenspan, akan pergi ke markas
BIS di Basel, Swiss, 10 kali dalam setahun untuk-untuk
pertemuan-pertemuan privat tersebut.
"Didirikannya sebuah bank sentral sama dengan 90 % mengkomuniskan sebuah negara" (Lenin)
1933: Adolf Hitler
menjadi konselor Jerman. Dia mengusir semua orang Yahudi dan komunis
keluar dari jabatan pemerintahan di Jerman. Menariknya pada saat itu,
jumlah orang Yahudi di pemerintahan Jerman lebih dari 20 kali jumlah
mereka pada akhir Perang Dunia I. Akibat dari pemaksaan ini, pada bulan
Juli, orang-orang Yahudi mengadakan sebuah konferensi dunia di
Amsterdam. Di sana mereka menuntut agar Hitler mengembalikan jabatan
setiap orang Yahudi.
Hitler menolak. Akibatnya, Samuel
Untermyer, orang Yahudi Ashkenazi yang memeras Presiden Wilson, dan
sekarang menjadi Kepala Delegasi Amerika sekaligus Presiden konferensi
itu, kembali ke Amerika Serikat dan menyerukan di radio untuk menolak
berurusan dengan pedagang atau penjaga toko manapun yang menjual barang
buatan Jerman apa pun atau yang berlangganan kapal tua pengapalan
Jerman.
Lalu orang-orang Yahudi di seluruh
Amerika Serikat ikut serta dalam boikot ini. Mereka melakukan aksi
protes di luar dan merusak toko mana pun yang mereka temukan menjual
produk yang bertuliskan "Made in Germany". Akibatnya, toko-toko harus
membuang produk mereka atau mengambil resiko bangkrut.
Salah satu pengaruh boikot ini mulai
dirasakan di Jerman. Orang-orang Jerman mulai memboikot toko-toko Yahudi
dengan cara yang sama seperti orang-orang Yahudi lakukan pada toko-toko
yang menjual produk Jerman di Amerika.
Akhirnya, Nazi dan Yahudi di Palestina
bekerja sama atas dasar Yahudi ingin semua orang Yahudi tinggal di
Palestina, sementara Nazi ingin semua orang Yahudi keluar dari Jerman.
Kedua belah pihak lalu menandatangani sebuah perjanjian pemindahan yang
dikenal dengan "Ha'avara". Perjanjian itu mengizinkan pemindahan semua
orang Yahudi dan modal mereka dari Jerman ke Palestina.
Akibat dari perjanjian ini, sebanyak
60.000 orang Yahudi Jerman (sekitar 20 % orang Yahudi Jerman) bermigrasi
ke Palestina. Mereka menjadi 15 % dari penduduk Yahudi di sana sampai
1939. Mereka membawa 40 juta Dollar aset (bernilai sekitar 600 juta
Dollar sekarang) dengan persetujuan rezim Nazi.
1934: Hukum Kerahasiaan
Perbankan Swiss direformasi. Setiap pegawai bank yang melanggar rahasia
bank dianggap melakukan tindakan illegal yang berakibat kurungan
penjara. Ini semua adalah persiapan bagi Perang Dunia II yang dirancang
oleh Rothschild, seperti biasa, mereka akan mendanai kedua pihak di
dalam perang tersebut.
1939: I. G. Farben,
penghasil kimia terdepan di dunia dan penghasil baja terbesar di Jerman
meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi ini hampir semata-mata
untuk mempersenjatai Jerman dalam Perang Dunia II.
Di Jerman, Hitler secara fenomenal
berhasil mengubah negaranya dalam hal ekonomi sejak dia berkuasa. Dia
berhenti berhubungan dengan para bankir internasional Yahudi, dan
berdagang dengan barter tanpa utang tercatat di kedua pihak.
Sebagai akibat dari kebijakan ini,
Jerman mampu menghidupkan kembali kehidupan sosial dan spiritual semua
warga negaranya. Dan warga Jerman mampu membuat Jerman menjadi negara
paling kuat dan paling makmur di Eropa hanya dalam waktu 7 tahun.
Orang-orang Yahudi tidak bisa membiarkan
ini berlanjut karena mereka tahu ini akan mengakibatkan sistem uang
mereka yang dijalankan oleh utang. Maka dimulailah Perang Dunia II tahun
ini. Ini bukan perang Jerman melawan sekutu, tapi perang Jerman dan
kekuatan uang Yahudi yang mengendalikan kepemimpinan sekutu dengan
memanfaatkan mereka dengan media mereka untuk melakukan propaganda
kepada rakyat-rakyat sekutu untuk membenci Jerman.
1944:
Di akhir Perang Dunia II, pabrik-pabrik I. G. Farben yang dikendalikan
oleh Rothschild secara khusus tidak dibidik dalam serangan-serangan bom
terhadap Jerman. Menariknya, pada akhir perang, sementara daerah-daerah
Jerman menjadi puing-puing, pabrik-pabrik I. G. Farben ditemukan hanya
menderita kerusakan 15 %.
1946: Bank of England
dinasionalisasikan, itu berarti negara mendapatkan semua saham di Bank
of England yang sekarang menjadi milik Bendahara Negara dan dipercayakan
di tangan Jaksa Agung Muda Bendahara. Namun, karena pemerintah tidak
punya uang untuk membayar saham, mereka malah memberikan para pemegang
saham rahasia saat itu saham dari uang. Ini berarti meskipun negara
menerima laba operasi bank, perolehan ini sangat dikurangi fakta bahwa
pemerintah sekarang harus membayar bunga kepada saham-saham baru yang
diterbitkannya untuk membayar saham lama.
Jadi, asupan uang Inggris masih hampir
seluruhnya dipegang tangan swasta, dengan 97 % di antaranya dalam wujud
bunga yang berbuah pinjaman atau semacamnya yang diciptakan oleh
bank-bank komersial swasta. Akibatnya bank ini sangat dikendalikan dan
dijalankan oleh orang-orang dari dunia perbankan komersial dan ekonomi
konvensional. Angota-anggota Dewan Direksi, yang menentukan kebijakan
berasal hampir seluruhnya dari dunia perbankan, asuransi, ekonomi dan
bisnis besar, dan tentu saja seorang Rothschild terus duduk di dewannya.
Menariknya lagi, dalam keadaan ini, bank
ini tidak diwajibkan memperlihatkan detil-detil langkah apa pun seperti
itu, untuk menghindari krisis kepercayaan.
1950: Angka-angka
mengungkapkan bahwa sebagaimana direncanakan oleh Keluarga Rothschild,
setiap negara yang terlibat dalam Perang Dunia II mengalami penambahan
utang berlipat ganda. Akibatnya, mereka semakin di bawah kendali Yahudi.
Antara 1940 dan 1950, utang negara Amerika Serikat bertambah dari 43
Miliar Dollar menjadi 57 Miliar Dollar, naik 598 %. Utang Perancis nak
583 % dan utang Kanada naik 417 %.
1954:
Di Belanda, Bilderberg Group bertemu untuk kali pertama di Hotel
Bilderberg di Arnhem. Bilderberg Group adalah sebuah organisasi
internasional yang didirikan oleh Rothschild berisi 100-200 orang
berpengaruh, kebanyakan politisi dan pembisnis. Mereka bertemu sekali
setahun dan diam-diam menjalankan perintah kekuasaan dunia Yahudi di
balik layar. Mereka bisa memeriksa para pemimpin potensial suatu negara,
dan memutuskan apakah mereka menginginkan orang itu menjadi pemimpin
negara yang bersangkutan. Contohnya, Bill Clinton ada di sana pada tahun
1991, Tony Blair ada di sana pada tahun 1993 dan Angela Merkel ada di
sana pada tahun 2005.
1959: Bank de
Rothschild Frères di Perancis, mendirikan Imétal sebagai sebuah
perusahaan yang memayungi semua bisnis pertambangan mineral mereka. Bank
de Rothschild Frères ini pada tahun 1967, berganti nama menjadi Banque
Rothschild.
1978: Pada tanggal
16 Oktober, Uskup Besar Wojtyla menjadi Paus non-Italia pertama sejak
Hadrian VI (455 tahun sebelumnya), tapi memilih untuk tidak
mengungkapkan bahwa ibunya orang Yahudi, yang tentu saja membuatnya
memenuhi syarat menjadi warga negara Yahudi. Dia adalah Paus termuda
dalam 132 tahun, baru berusia 58 tahun dan dia mengambil nama John Paul
II.
1981: Banque Rothschild
dinasionalisasikan oleh Pemerintah Perancis. Bank baru ini disebut
Compagnie Européenne de Banque. Keluarga Rothschild kemudian mengatur
seorang penerus bagi bank Perancis ini, Rothschild and Cie Banque (RCB)
yang akan menjadi rumah investasi Perancis terdepan.
1985: N. M. Rothschild
and Sons menganjurkan Pemerintah Inggris untuk memprivatisasi gas
Inggris. Mereka lalu menganjurkan Pemerintah Inggris untuk
memprivatisasi hampir semua aset milik negara, termasuk baja Inggris,
batu bara Inggris, semua dewan pengurus listrik daerah Inggris, dan
semua dewan pengurus air daerah Inggris. Anjuran ini akan menghasilkan
beberapa miliar Poundsterling untuk mereka. Seorang anggota parlemen
Inggris yang terlibat dalam privatisasi ini adalah Norman Lamont yang
akan menjadi Konselor Bendahara, mantan bankir Rothschild.
1986: Di Inggris,
Undang-Undang Tata Tertib Umum 1986 dijadikan hukum. Undang-undang
dirancang untuk mencegah rakyat Inggris membahas masalah-masalah
imigrasi dan supremasi Yahudi dalam cara apapun. Ini juga memberi
kekuatan kepada pihak kepolisian untuk dengan kasar memasuki rumah
siapapun yang mereka anggap menentang Undang-Undang Hubungan Ras.
Undang-undang ini diajukan ke parlemen oleh Sekretaris Dalam Negeri,
Leon Brittan, sebenarnya dia adalah seorang Yahudi Lithuania dengan nama
asli Leon Brittanisky. Dia dibantu oleh saudara sepupunya , juga
seorang Yahudi Lithuania, Malcolm Rivkind atau juga dikenal dengan
Malcolm Rifkind, yang kemudian akan menjadi Sekretaris Luar Negeri.
1987: Edmond de
Rothschild membuat Bank Konservasi Dunia yang dirancang untuk
memindahkan hutang-hutang dari negara-negara dunia ketiga ke bank ini,
sebagai ganti tanah yang negara-negara ini ingin berikan kepada bank
ini. Hal tersebut dirancang agar Keluarga Rothschild bisa mendapatkan
kendali dunia ketiga, yang mewakili 30 % permukaan bumi.
1992: Privatisasi
mulai sungguh-sungguh dilakukan di Rusia. Akibatnya, lewat korupsi,
banyak kekayaan Rusia berakhir di tangan "7 Kepala Oligarki". Mereka
semua adalah para biliuner baru yang mendukung Boris Yeltsin dengan uang
dan media. Mereka bertujuh adalah Boris Berezovsky, Vladimir Gusinsky,
Mikhail Khodorkovsky, Mikhail Friedman, Alexander Smolensky, Pyotr Aven,
semuanya adalah Yahudi. Ditambah satu orang Rusia, yaitu Vladimir
Potanin. Potanin digunakan sebagai penghubung mereka secara publik
kepada pemerintah.
Bantuan yang diterima oleh Rusia dari
Barat juga langsung masuk ke dalam kantong kelompok perbankan Yahudi.
Ini terungkap ketika Washington Times melaporkan bahwa Presiden Rusia,
Boris Yeltsin, yang marah karena sebagian besar pemasukan bantuan luar
negeri disedot.
Pada 16 September, Poundsterling
Inggris ambruk ketika para spekulan mata uang yang dipimpin oleh utusan
Rothschild, seorang Yahudi Ashkenazi bernama George Soros meminjam
Poundsterling dan menjualnya untuk Mark Jerman dengan harapan bisa
membayar kembali hutang dalam mata uang yang merosot nilainya dan
mengantongi selisihnya.
Akibatnya, Konselor Bendahara Inggris,
Norman Lamont (sebelum menjadi anggota parlemen, dia adalah seorang
bankir modal bersama N.M Rothschild and Sons), mengumumkan kenaikan suku
bunga bank sebanyak 5 % dalam satu hari. Inggris pun terjerumus ke
dalam resesi yang berlangsung bertahun-bertahun ketika banyak bisnis
jatuh dan pasar perumahan hancur.
1997: Edgar
Bronfman, Ketua Konggres Yahudi Dunia, benar-benar memeras 1,5 Miliar
Dollar dari Swiss untuk korban-korban holocoust yang dia klaim sudah
mendepositokan uang mereka di sana. Dia tidak punya bukti yang cukup,
tapi Pemerintah Swiss menyerah karena Bronfman adalah salah satu
pendukung finansial Presiden Clinton dan Swiss takut akan
konsekwensi-konsekwensi diplomatis kalau mereka tidak melakukannya.
Menariknya, pada tahun tersebut sebuah
pengadilan dengan 17 anggota yang berbasis di Zurich mengatur untuk
menyelidiki identitas-identitas 5.500 rekening asing dan 10.000 rekening
Swiss yang telah tidur sejak akhir Perang Dunia II, lalu menemukan
bahwa hanya 200 rekening berisi total sekitar 10 juta dolar, kurang dari
1 % nya 1,5 Miliar Dollar yang diperas oleh Bronfman, bisa dilacak
kembali kepada korban-korban holocoust itu.
Apakah Bronfman mengembalikan sisa 99 %
dari 1,5 Miliar Dollar itu kepada Swiss? Tentu saja tidak, dan
kebetulan, sekitar 6 tahun kemudian, dia hampir tidak memberikan apa-apa
kepada para korban holocoust. Orang-orang Yahudi dituduh
menyalahgunakan uang yang mereka dapatkan dengan meniup atas nama
"keadilan untuk korban" holocoust yang belum tentu benar memang korban.
Pada tanggal 2 Mei 1997, Pemimpin
Partai Buruh Inggris, Tony Blair, terpilih sebagai Perdana Menteri.
Sedangkan pada 6 Mei di tahun yang sama atau 4 hari sesudahnya, Konselor
Bendaharanya, Gordon Brown, mengumumkan bahwa dia akan memberikan
kemerdekaan penuh kepada Bank of England dari kendali politik.
1998: Pada tanggal 18
Januari, Michael Specter menerbitkan sebuah cerita di New York Times
yang berjudul "Trafficker's New Cargo: Naive Slavic Women (Muatan Baru
Para Pedagang Illegal: Wanita-Wanita Slavia yang Naif)". Kisah ini
mengungkap cara mafia Yahudi Rusia mendominasi perdagangan budak wanita
kulit putih dalam pelacuran. Banyak di antara wanita polos yang mereka
tipu itu berakhir di Israel.
2000: Seorang kepala
Oligarki Yahudi Rusia, Boris Berezovsky, melarikan diri ke London agar
tidak ditangkap di Rusia dan mengalihkan urusan bisnisnya kepada
pelindungnya, seorang Yahudi Rusia lainnya, Roman Abramovich, yang
kemudian membeli Chelsea Football Club.
Pada 1 Oktober, Rome Observer
menampilkan sebuah cerita tentang bagaimana polisi Italia memutus
jaringan pedofilia yang telah menculik anak-anak non-Yahudi berusia
antara 2 dan 5 tahun dari panti asuhan, lalu memperkosa dan membunuh
mereka. Jaringan pedofil (terdiri dari 11 anggota geng Yahudi) ini telah
memfilmkan pemerkosaan dan pembunuhan tersebut demi keuntungan industri
film porno sadis dan sudah menjual salinannya, lebih dari 1.700
pelanggan telah membayar sebanyak 20.000 Dollar untuk melihat anak-anak
berusia 2 sampai 5 tahun ini diperkosa secara brutal dan dibunuh.
2001: Seorang kepala
Oligarki Yahudi Rusia, Vladimir Gusinsky, melarikan diri ke Rusia. Di
sana dia menghadapi tuntutan pencucian uang, lalu bersembunyi di Israel.
Dia berkewarganegaraan ganda Rusia dan Israel.
2003:
Seorang kepala Oligarki Rusia, Mikhail Khodorkovsky, ditahan di penjara
Rusia dengan tuduhan penipuan, penggelepan dan mangkir pajak.
2005: Pada tanggal 30
September, surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, menerbitkan 20
ilustrasi kartun. Sebagian besar di antaranya menggambarkan Nabi
Muhammad. Kartun-kartun ini lalu dicetak ulang di lebih 50 negara yang
mengakibatkan protes skala besar dari komunitas muslim sedunia.
Alasan tepat dari percetakan kartun ini
adalah untuk menyulut ketegangan antara dunia Barat dan komunitas
muslim. Menariknya, editor budaya Jyllands-Posten yang bertanggung jawab
atas terbitan asli kartun-kartun ini adalah Flemming Rose, seorang
Yahudi.
Pada 5 Desember, setelah tuduhan dari
para perevisi holocoust bahwa pemimpin-pemimpin Perang Dunia II tidak
pernah menyebutkan holocoust orang-orang Yahudi di kamar-kamar gas.
Richard Lynn, Profesor Emeritus di University of Ulster, melaporkan
penelitiannya tentang masalah ini:
"Saya telah memeriksa tulisan dan pidato Perang Dunia II Churchill dan pernyataannya sangat tepat, tidak sekali pun dia menyebut "kamar gas Nazi", genosida orang Yahudi", atau "enam juta" korban Yahudi dalam perang".
Pada 6 Desember, David Cameron terpilih
sebagai Pemimpin Partai Konservatif Inggris. Cameron adalah kesukaan
lama Keluarga Rothschild. Cameron telah menjadi penasehat khusus Norman
Lamont ketika dia menumbangkan ekonomi Inggris untuk Keluarga Rothschild
pada tahun 1993. Cameron juga punya hubungan dengan keluarga kerajaan
Inggris.
Menariknya, organisasi "Conservative
Friends of Israel (Teman-Teman Konservatif bagi Israel)" berkoar dengan
bangga di situs mereka bahwa lebih dari dua pertiga anggota konservatif
Inggris di parlemen adalah anggota organisasi mereka. Hal ini sungguh
menjadi luar biasa, karena angka pemerintah resmi mengungkapkan bahwa
orang-orang Yahudi hanya mewakili kurang dari setengah persen penduduk
Inggris.
2006: Sejarawan
Inggris, David Irving, dihukum 3 tahun penjara di Austria karena
menyangkal holocoust orang-orang Yahudi pada Perang Dunia II. Penting
untuk dicatat bahwa satu-satunya peristiwa sejarah yang bisa membuat
anda ditangkap karena mempertanyakannya adalah holocoust ini.
Dinasti Rothschild di Asia
1830: David Sassoon
(seorang Yahudi dan bankir Yahudi untuk David Sassoon and Co., dengan
cabang-cabang di Cina, Jepang dan Hongkong) menggunakan monopoli
perdagangan opium di daerah ini atas nama Rothschild, untuk
mengendalikan Pemerintah Inggris untuk memperjualbelikan 18.956 peti
opium. Ini menghasilkan jutaan Dollar bagi Keluarga Rothschild dan
keluarga kerajaan Inggris.
1836: David Sassoon
meningkatkan perdagangannya di Cina sampai lebih dari 30.000 peti opium
pertahun, dan kecanduan obat-obatan di kota-kota pesisir menjadi
endemis.
1839: Cina mengalami
kecanduan opium yang merajalela yang mengisi kocek David Sassoon,
keluarga kerajaan Inggris dan Keluarga Rothschild. Akibatnya, Kaisar
Manchu memerintahkan perdagangan opium dihentikan. Dia memilih
Komisioner Kanton, Lin Tse Hu, sebagai pemimpin kampanye melawan opium.
Lin Tse Hu mengatur penyitaan 2.000 peti opium Sassoon dan membuangnya
ke sungai. David Sassoon memberi tahu Keluarga Rothschild yang menuntut
angkatan bersenjata Inggris untuk membalas demi melindungi bisnis
perdagangan narkoba mereka.
Angkatan bersenjata Inggris menyerang
kota dan memblokade pelabuhan. Tentara Cina sudah berkurang hingga
tinggal sepersepuluhnya saja akibat kecanduan opium, dan terbukti bukan
tandingan tentara Inggris. Perang berakhir pada tahun 1942 dengan
penandatanganan Pakta Nanking, yang isinya:
- Pengesahan penuh perdagangan opium di Cina
- Kompensasi bagi David Sassoon 2 juta Poundsterling untuk opium yang dibuang ke dalam sungai oleh Lin Tse Hu
- Kedaulatan Teritorial untuk Raja Inggris atas beberapa pulau lepas pantai yang dipilih.
- Ketentuan-ketentuan berikut dirancang untuk menjamin Keluarga Rothschild, lewat boneka mereka, David Sassoon, hak untuk menyediakan opium bagi segenap penduduk Cina.
1945: Pada tanggal
16 Juli, dilakukan uji coba atom pertama yang berhasil di Situs Trinity,
200 mil ke Selatan Los Alamos. Penciptanya, J. Robert Oppenheimer,
seorang Rothschild, yang menyatakan:
"Saya menjadi kematian, penghancur dunia".
Dan pada bulan itu juga, ledakan
berikutnya di Jepang mengakibatkan matinya 140.000 orang di Hiroshima
dan 80.000 orang di Nagasaki.
1949: Pada 1
Oktober, Mao Tse Tung menyatakan didirikannya Republik Rakyat Cina (RRC)
di lapangan Tiananmen, Beijing. Dia didanai oleh Komunisme yang
diciptakan oleh Rothschild di Rusia dan ditangani oleh utusan-utusan
Rothschild., yaitu:
- Salomon Adler, mantan pejabat Bendahara Amerika Serikat yang juga mata-mata Soviet;
- Israel Epstein, putera seorang Bolsheviks Yahudi yang dipenjara oleh Tsar Rusia karena berusaha menyulut revolusi di sana;
- Frank Coe, pejabat terdepan IMF yang dimiliki oleh Rothschild
1984:
Mossad terjerumus masalah. Mereka melatih angkatan bersenjata khusus
Sri Langka dan pemberontak Macan Tamil dari Sri Langka di sekolah
pelatihan Mossad yang sama, Kfar Sirkin, Israel. Ini terjadi setelah
menjual kursus latihan militer kepada kedua belah pihak, sebagai langkah
maju dari Keluarga Rothschild yang mendanai kedua pihak dalam perang.
Dan ketika kedua faksi pergi untuk kembali ke Sri Langka, tidak ada yang
tahu bahwa musuh mereka dilatih di perkemahan yang sama oleh organisasi
yang sama.
1988: Pada tanggal
17 Agustus, Presiden Pakistan, Jenderal Zia ul Haq, dibunuh dalam sebuah
kecelakaan udara. Duta Besar Amerika Serikat untuk India pada saat itu,
John Dean, melaporkan kepada para atasannya bahwa dia punya bukti kalau
Mossad berada di balik pembunuhan ini untuk mencegah Pakistan
mengembangkan bom nuklir. Dean kemudian dituduh mempunyai
ketidakseimbangan mental dan dibebaskan dari tugasnya di Departemen
Hubungan Luar Negeri. Bagaimanapun, dia menolak untuk melepaskan
pandangan ini dan membeberkannya kepada publik pada tahun 2005 ketika
dia berusia 80 tahun.
Bolshevisme adalah pelepasan kepemilikan negara Kristen dunia sampai tingkat tidak ada modal tersisa di tangan orang Kristen. Dengan demikian, semua orang Yahudi bisa bersama-sama memimpin dunia dan menguasai tempat manapun yang mereka pilih" (George Pitter-Wilson)
Dinasti Rothschild di Afrika
1899: Berdasarkan
temuan jumlah kekayaan yang semakin bertambah besar dalam bentuk emas
dan berlian di Afrika Selatan, Keluarga Rothschild, melalui
utusan-utusan mereka yang bernama Lord Alfred Milner dan Cecil Rhodes,
mengirim 400.000 serdadu Inggris ke sana untuk berperang melawan "musuh"
yang terdiri dari 30.000 petani Boer bersenapan yang lebih memilih
tidak meninggalkan tanah mereka.
Selama perang inilah perkemahan terpusat
diciptakan, ketika Inggris mengumpulkan siapa pun yang bersimpati
kepada para Boer, termasuk wanita dan anak-anak, lalu menempatkan mereka
di perkemahan-perkemahan tidak sehat dan dijangkiti demam. Tentara
Inggris Rothschild lalu menang perang, dan kekayaan besar emas dan
berlian mengalir ke kocek Keluarga Rothschild.
1972:
World Health Organization (WHO, organisasi kesehatan dunia) melakukan
program vaksinasi cacar besar-besaran untuk jutaan orang Afrika. Vaksin
cacar ini ditempeli virus HIV/AIDS sehingga program pengurangan penduduk
yang didukung oleh Rothschild bisa dimulai di kalangan penduduk
berkulit hitam miskin yang tumbuh dengan kecepatan tinggi.
1994: Nelson Mandela
terpilih menjadi menjadi Presiden Afrika Selatan yang digembar-gemborkan
oleh penjilat media di seluruh dunia. Ketika media milik Yahudi memuji
hari bersejarah tersebuat bahwa seorang pria berkulit hitam terpilih
untuk memimpin Afrika Selatan.
Sebelumnya, Nelson Mandela menjalani
26 tahun di penjara akibat, di antara banyak hal lainnya, 193 tuduhan
terorisme yang dilakukan sejak 1961 hingga 1963. Dia menyatakan di
pengadilannya pada 1964:
"Saya tidak menyangkal bahwa saya melaksanakan sabotase itu".
Apa yang lalai media Yahudi sebutkan
adalah bahwa Mandela yang kebetulan sebelum dikurung menulis pamflet
"Cara Menjadi Komunis yang Baik", sekedar ditempatkan di penjara agar
tidak ada gangguan bagi Afrika Selatan yang dijalankan oleh Keluarga
Oppenheimer Rothschild dan khususnya bisnis-bisnis tambang emas dan
berlian mereka.
Memang, Kepala Keluarga Oppenheimer
sekarang, Harry Oppenheimer, memiliki 95 % tambang berlian dunia. Tidak
mengejutkan bahwa media Yahudi lalai memberi tahu pembaca kenapa
orang-orang kulit hitam di Afrika Selatan memang mendapatkan Afrika
untuk rakyat Afrika, itu karena semua tambang emas dan berlian (kekayaan
Afrika Selatan) masih dikendalikan oleh orang-orang Yahudi.
Maka tidak mengejutkan bahwa African
National Conggress (ANC) di Afrika Selatan dibimbing oleh 2 orang Yahudi
Komunis, yaitu Albie Sachs dan Yossel Mashel Slovo (Joe Slovo). Bahkan,
ketika ANC Nelson Mandela mengambil alih Afrika Selatan, Slovo diangkat
menjadi Menteri Perencanaan.
Akibatnya, negara itu menderita
penurunan standard yang dramatis bagi penduduk kulit hitamnya, dan
dengan cepat menurun ke status negara yang paling penuh kekerasan dan
kejahatan. Infeksi AIDS melonjak sampai setidaknya 25 % penduduk kulit
hitam. Penerus Mandela, Govan Mbela, setelah menjadi penerus Mandela
sebagai Presiden, menyatakan bahwa kemiskinanlah, bukan HIV, penyebab
AIDS.
2000: Di
Tanzania, dengan sekitar 1,3 juta orang sekarat akibat AIDS. Bank Dunia
dan IMF yang bertanggung jawab atas ekonomi Tanzania sejak 1985,
memutuskan Tanzania mengubah periksa gratis di rumah sakit. Mereka juga
memerintahkan Tanzania untuk mengubah biaya sekolah dari sistem
pendidikan yang sebelumnya gratis, lalu mengungkapkan keterkejutan
ketika pendaftaran sekolah jatuh dari 80 % menjadi 66 %. Produk
Domestik Bruto (PDB) Tanzania jatuh dari 309 Dollar menjadi 210 Dollar
perkapita, standard melek huruf jatuh dan rasio kemiskinan melarat telah
meningkat, meliputi 50 % penduduk.
2004:
Para pemimpin Islam di Nigeria Utara, mengklaim kampanye imunisasi
United Nations Children's Fund (UNICEF, Dana Anak-Anak PBB) merupakan
bagian dari plot Amerika Serikat untuk mengurangi penduduk daerah itu
dengan menyebarkan AIDS dan alat-alat sterilisasi. Orang-orang Afrika
berkaca uji-uji coba laboratorium mereka sendiri menunjukkan vaksin itu
terkontaminasi. Untuk membuktikan vaksin itu aman, Pemerintah Amerika
Serikat mengirim satu tim ilmuwan, pemimpin agama, dan lain-lainnya ke
sana untuk menyaksikan uji-uji coba vaksin itu di
laboratorium-laboratorium asing. Bagaimanapun, begitu uji-uji coba itu
selesai, mereka menolak untuk merilis hasilnya.
Dinasti Rothschild di Timur Tengah
1875: Keluarga
Rothschild mengendalikan Terusan Suez untuk melindungi kepentingan
bisnis besar mereka di daerah itu. Maka Lionel de Rothschild (Anak
Pertama Nathan Mayer Rothschild) memerintahkan Perdana Menteri Yahudi,
Benjamin Disraeli, untuk membeli saham di Terusan Suez dari Khedive Said
di Mesir. Keluarga Rothschild meminjamkan uang kepada Pemerintah
Inggris untuk memudahkan pembelian ini. Karena mereka membutuhkan
pemerintahan yang mereka kendalikan sehingga mereka bisa menggunakan
kekuatan militer pemerintah tersebut untuk melindunginya.
1924: Edmond de
Rothschild (Anak Jacob (James) Mayer Rothschild) mendirikan Palestine
Jewish Colonization Association (PJCA) yang memperoleh tanah seluas
lebih dari 500 Km2. Lalu dia mendirikan berbagai usaha bisnis di sana,
termasuk mendirikan industri anggur Israel.
Pada 1 Juli, ketika Edmond de
Rothschild meninggalkan rumah sakit Zedek Shaarei di Yerussalem, Dr.
Yaakov Yisrael Dehan dibunuh oleh seorang Zionis bernama Avraham Tahomi.
Ini adalah hasil dari pertemuan organisasinya antara delegasi para
pemimpin ortodoks dan sekelompok pemimpin Arab yang dikepalai oleh Raja
Abdullah. Dr. Dehan adalah pejuang perdamaian bersama para penghuni
Arab veteran di tanah suci, kebalikan langsung dari apa yang diinginkan
oleh para zionis.
1925: Ensiklopedia
Yahudi tahun itu membuat pernyataan tentang keberadaan orang-orang
Yahudi Ashkenazi (yang mewakili sekitar 90 % umat Yahudi) dengan
pengakuan mengejutkan bahwa musuh orang Yahudi, yaitu Esau (juga dikenal
sebagai Edom), sesungguhnya merupakan sebagian besar ras Yahudi.
1946: Pada 12
Februari, David Ben-Gurion, orang yang akan menjadi Perdana Menteri
Israel, seorang yahudi Ashkenazi, memerintahkan Menachem Begin, yang
juga akan menjadi Perdana Menteri Israel, juga seorang Yahudi Ashkenazi,
untuk melaksanakan sebuah serangan teoris terhadap Hotel King David di
Palestina. Serangan itu bertujuan untuk berusaha dan mendesak Inggris
keluar. Akibat kejadian ini, 91 orang terbunuh, kebanyakan mereka adalah
rakyat sipil: 41 orang Arab, 28 orang Inggris, 17 orang Yahudi dan 5
orang lainnya. Sekitar 45 orang terluka.
Ketika ditanya oleh seorang jurnalis
ternama Russell Warren Howe, tentang apakah dia menganggap dirinya Bapak
Terorisme di Timur Tengah. Menachem Begin dengan bangga menjawab:
"Tidak, di seluruh dunia".
1947: Inggris
menyerahkan kendali atas Palestina kepada PBB. PBB memutuskan Palestina
dibagi menjadi 2 negara. Satu Yahudi dan satu Arab, dengan Yerussalem
tetap menjadi Zona Internasional yang dinikmati oleh semua keyakinan
agama.
Padahal
PBB tidak punya hak untuk memberikan properti Arab kepada siapapun.
Orang Yahudi hanya memiliki 6 % dari total orang Palestina pada saat
itu, tapi Resolusi PBB 181 menghibahkan 57 % tanah Palestina kepada
Yahudi. Dengan demikian, orang Arab Palestina, yang pada saat itu
sejumlah 94 %, hanya disisakan 43 %.
Serangan-serangan teror terhadap Inggris
di Palestina berlanjut, selama musim panas, 3 teroris Yahudi (Jacob
Weiss, Meir Nakar dan Aushalom Habib) ditemukan bersalah atas serangan
terhadap penjara Acre pada 4 Mei 1947. Mereka akan dihukum gantung.
Pada waktu yang sama, geng teroris
Irgun yang dikepalai oleh Menachen Begin, menahan 2 sersan Inggris,
yaitu Mervyn Paice dan Clifford Martin, sebagai tawanan untuk 3 teroris
Yahudi di atas.
Eksekusi para teroris dilakukan, dan
para sersan Inggris ditemukan dieksekusi juga, digantung dari 2 pohon
eukaliptus. Tidak puas dengan membunuh para prajurit Inggris ini,
orang-orang Yahudi meranjau mayat mereka.
Menariknya, sebuah surat kabar Inggris,
Daily Express, pada awalnya memasang di berita utama sebuah foto besar
kedua prajurit ini digantung di pohon, tapi halaman depan ini sudah
dihapus dari arsip Daily Express. Pemilik Daily Express adalah Richard
Desmond, seorang pornografi Yahudi.
1948: Pada dini hari
tanggal 19 April, 132 teroris Yahudi dari geng Irgun yang dipimpin oleh
Menachem Bagin, dan geng Stren yang dipimpin oleh Yitzhak Shamir
memimpin pembantaian 200 pria, wanita dan anak-anak saat mereka sedang
tidur dengan damai di sebuah desa Arab bernama Deir Yassin.
Sesudah PBB mengubah Palestina menjadi
sebuah negara Yahudi merdeka dan sebuah negara Arab merdeka pada 15 Mei
1948, orang-orang Israel meluncurkan serangan militer lainnya kepada
orang-orang Arab (Palestina) dengan alat-alat pengeras suara di atas
truk-truk yang meraung-raung kepada orang-orang Arab bahwa kalau mereka
tidak segera pergi, mereka akan dibantai.
Sebanyak 800.000 orang Arab yang
teringat pembantai Deir Yassin kabur dengan panik sambil meninggalkan
akta kelahiran mereka. Negara Israel kemudian meluluskan hukum bahwa
hanya orang Arab yang bisa membuktikan kewarganegaraan mereka yang boleh
kembali ke tanah mereka. Itu berarti 400.000 orang Arab tidak bisa
kembali dan kehilangan semua properti yang mereka miliki di sana.
Setelah rangkaian kejahatan perang
genosida perbuatan Yahudi ini, orang-orang Yahudi sekarang menguasai 78 %
bekas Palestina, dibandingkan dengan 57 % yang telah diberikan kepada
mereka secara illegal oleh PBB yang dikendalikan oleh Yahudi. Ironisnya,
orang-orang Arab, banyak di antara mereka orang Kristen, tidak akan
pernah mendapat ganti rugi atas rumah, properti dan bisnis yang dicuri
dari mereka selama genosida ini.
1954: Agen-agen Israel
merekrut warga Mesir keturunan Yahudi untuk mengebom sasaran-sasaran
Barat di Mesir, untuk mengkambinghitamkan orang-orang Arab. Ini jelas
merupakan usaha untuk merusak hubungan Amerika dan Mesir. Menteri
Pertahanan Israel, seorang Yahudi Ashkenazi bernama Pinhas Lavon
akhirnya dicopot dari jabatannya, meskipun banyak orang berpikir
sesungguhnya David Ben-Gurion lah yang bertanggung jawab.
1957: Dalam sebuah
invansi gabungan Inggris, Israel dan Perancis di Terusan Suez, Ariel
Sharon mengomando unit-unit yang membunuh tawanan-tawanan perang Mesir,
begitu pula para pekerja sipil Sudan yang ditangkap oleh orang-orang
Yahudi. Total 273 tahanan tak bersenjata dieksekusi dan dibuang ke
kuburan-kuburan massal. Cerita ini dipendam selama hampir 40 tahun
sampai muncul edisi 16 Agustus 1995 London Daily Telegraph.
1967: Perlakuan
orang-orang Yahudi terhadap orang-orang Palestina akhirnya menyulut
kemarahan dunia Arab terutama di Mesir, Yordania dan Suriah untuk
bersiap-siap di perbatasan Israel. Ketiga negara ini mendadak diserang
oleh Israel, akibatnya, Sinai dicuri dari Mesir, sedangkan West Bank dan
sungai Yordania dicuri dari Yordania. Bahkan pada 9 Juni 1967, Israel
secara illegal menduduki Dataran Tinggi Golan yang direbutnya dari
Suriah. Daerah ini lalu menyediakan sepertiga air bersih Israel.
1973: Dalam usaha untuk
mendapatkan tanah-tanah yang dicuri Israel tersebut. Mesir, Yordania,
Suriah dan Irak menyerang Israel dan mendesak pasukan Israel untuk
mundur. Karena Israel terancam kalah, pemerintah Amerika Serikat yang
dikendalikan oleh Yahudi mengirim banyak peralatan dan persenjataan
militer Amerika Serikat dari uang pajaknya untuk mendukung tentara
Israel. Bahkan Pemerintah Amerika Serikat menyiagakan angkatan
bersenjata Amerika Serika baik di Jerman maupun di Fort Bragg, Carolina
Utara sehingga sewaktu-waktu bisa dikirim ke Israel untuk membantu
tentara Israel dalam perang ini.
1977: Pada tanggal 25
Desember, Knesset Israel meluluskan hukum anti missionaris, 5738-1977,
yang mendekritkan bahwa kalau ada orang Kristen non-Yahudi memberikan
sebuah Perjanjian Baru kepada seorang Israel, dia bisa dipenjara sampai 5
tahun.
1978: Pada bulan Maret,
tentara Israel memasuki Lebanon Selatan dan menduduki bentangan tanah 6
mil ke utara perbatasan mereka. Peristiwa ini akibat serangan kepada
Israel dengan terbunuhnya 30 orang penumpang sebuah bus. Dari situ
mereka meluncurkan serangan-serangan bom Cluster tanpa pandang bulu.
Serangan ini mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang Lebanon dan
Palestina, kebanyakan di antara mereka adalah rakyat sipil.
1981: Pada tanggal
10 Juli, kekerasan lagi-lagi meledak di Lebanon Selatan dan Israel
lagi-lagi membombardir Beirut hingga membunuh 450 orang. Menurut Kurt
Waldheim, Sekretaris Jenderal PBB, angkatan udara Israel membombardir
sasaran-sasaran Palestina di Lebanon Selatan.
1982: Dari 16 sampai
dengan 18 September, Ariel Sharon, seorang Yahudi Ashkenazi sekaligus
orang yang akan menjadi Perdana Menteri Israel lalu Menteri Pertahanan,
dengan hati-hati mengatur invansi Israel ke Lebanon, yang menyediakan
penerangan udara untuk memudahkan pembunuhan antara 1.000 sampai 2.000
wanita dan anak-anak dalam pembantaian Sabra dan Shatilla. Mereka
menyebut operasi ini dalam Yahudi Inggris, "Operasi Kedamaian untuk
Galilee". Sharon lalu mengalihkan perhatiannya ke ibukota Beirut, dan
dalam rangkaian serangan udara terhadap sasaran-sasaran sipil,
setidaknya 18.000 rakyat sipil Lebanon dan Palestina terbunuh.
Publik diberitahukan alasan invansi
illegal terhadap Lebanon untuk menghentikan serangan-serangan lintas
perbatasan oleh para gerilyawan Palestina di Lebanon Selatan terhadap
pemukiman-pemukiman utara Israel. Bagaimanapun, alasan sesungguhnya baru
diketahui ketika penjagalan ini dihentikan, begitu pemimpin Palestinian
Liberation Organisation (PLO, Organisasi Pembebasan Palestina), Yasser
Arafat, yang tinggal di Beirut, kabur ke Tunisia.
1985: Israel
menjalankan "Operasi Hitam" di kapal pesiar "Achille Lauru", ketika
kapal itu berlayar dari Alexandria ke Port Said, Mesir. Kapal ini
dibajak, Israel semakin memperburuk posisinya, ketika seorang penumpang
berkursi roda, seorang Yahudi Amerika, Leon Klinghoffer, dieksekusi dan
dilempar ke luar kapal, menyebabkan seluruh dunia marah, terutama di
Amerika. Lebih jauh lagi, orang-orang Yahudi memastikan hal ini menjadi
berita utama hari itu di seluruh dunia di media cetak dan televisi.
Taktik
ini dijelaskan dalam buku "Profits of War (Keuntungan Perang)". Di
dalamnya mantan penasehat intelijen khusus untuk Perdana Menteri Israel,
Yitzhak Shamir, Ari Ben-Menashe, menjelaskan bagaimana intelijen Israel
telah mendanai kelompok-kelompok teror Palestina untuk melakukan
serangan kepada sasaran-sasaran Israel, agar dunia terutama Amerika,
bersimpati kepada Israel dan orang-orang Yahudi serta membenci
orang-orang Palestina.
1991: Menyusul invansi
Irak terhadap Kuwait pada 2 Agustus 1990, pada 6 januari 1991, Amerika
Serikat dan Inggris memulai rentetan pengeboman udara ke sasaran-sasaran
di dalam Irak. Pada 24 Februari, rentetan serangan darat di mulai yang
berlangsung selama 100 jam sampai 28 Februari, ketika sebuah kejahatan
terjadi.
Kejahatan ini adalah pembantaian 150.000
tentara Irak dengan bahan bom udara bahan bakar. Orang-orang Irak ini
melarikan diri lewat jalan tol yang padat dari Kuwait ke Basrah.
Presiden George Herbert Walker Bush memerintahkan pesawat udara Amerika
Serikat dan unit-unit darat untuk membunuh tentara yang menyerah ini,
yang kemudian di buldozer ke dalam kuburan massal tanpa tanda di gurun
pasir.
Kejadian
ini bertepatan dengan jatuhnya Hari Purim (hari libur Yahudi) pada
tahun tersebut. Inilah hari orang-orang Yahudi merayakan kemenangan
mereka atas Babilonia kuno yang sekarang bertempat di dalam batas-batas
Irak, dan hari ketika orang-orang yahudi didorong untuk mendapatkan
pembalasan berdarah terhadap musuh-musuh mereka, yang Purim nyatakan
pada dasarnya adalah semua orang non-Yahudi.
1993: Pada 25 Juli,
tentara Israel meluncurkan "Operasi Pertanggungjawaban" terhadap Lebanon
Selatan sebagai tanggapan terhadap serangan tentara Hizbullah yang
membunuh 7 prajurit Israel di Israel Utara. Serangan Israel ini
merupakan rangkaian serangan udara sepanjang minggu yang membunuh 130
rakyat sipil Lebanon dan 300.000 orang lainnya terpaksa melarikan diri
dari rumah mereka.
1994: Pada 25 Februari,
tepatnya pada hari Purim, di Israel, Dr. Baruch Kappel Goldstein, yang
melayani sebagai seorang dokter di Israeli Defense League (IDF, Liga
Pertahanan Israel), dan merupakan keturunan langsung dari Rabi Shneur
Zalman dari Liadi, pendiri gerakan Chabad Lubavitch, memasuki mesjid
cave of the Patriachs (gua para kepala keluarga) saat shalat dan
membunuh 29 orang muslim serta melukai 125 orang lainnya. Dia melakukan
ini dengan menembaki mereka dengan sebuah senjata otomatis. Akhirnya dia
kalah jumlah oleh orang-orang yang selamat dan dihajar sampai mati.
Hanya 2 hari setelah pembantaian Goldstein, Rabi Yaacov Perrin menyatakan:
"Satu juta orang Arab tidak sebanding dengan kuku jari seorang Yahudi".
1996: dalam rangkaian
serangan militer Israel terhadap tentara Hizbullah di Lebanon Selatan
yang disebut "Operation Grapes of Wrath (Operasi Anggur Kemurkaan)",
tentara Israel melancarkan semua roket kepada sebuah ambulans di Beirut,
membunuh 6 orang rakyat sipil, yaitu 2 wanita dan 4 anak-anak.
Kurang dari seminggu kemudian, tepatnya
pada 18 April, Israel melakukan "Tragedi yang Mengerikan" lagi ketika
mereka dengan sengaja menembaki sebuah perkemahan perlindungan PBB di
desa Qana, Lebanon Selatan, membunuh 106 rakyat sipil Lebanon yang
sedang mengungsi di sana. Mereka mengungsi ke sana karena tahu tempat
itu disetujui menjadi tempat tanpa pertempuran antara tentara Hizbullah
dan Israel yang sedang berperang.
2002: Perdana
Menteri Israel, seorang penjahat perang, Ariel Sharon, memerintahkan
genosida Yahudi lainnya dengan pembantaian di perkemahan pengungsi Jenin
di West Bank. Sebagai tanggapan atas pembunuhan ini, Presiden Bush
awalnya menuntut tentara Israel langsung ditarik dari kota-kota
Palestina. Ariel Sharon secara publik menolak melakukannya. Bush pada 18
April 2002 menyatakan hal berikut ini:
"Ariel Sharon adalah orang yang damai".
2003: Pada 16 Maret,
seorang Amerika berusia 23 tahun, Rachel Corrie, pergi ke jalur gaza
untuk melindungi orang-orang Palestina dari kejahatan perang Israel yang
dilakukan di sana. Dia terbunuh saat berusaha mencegah penggusuran
rumah seorang ahli farmasi Palestina, yang tinggal bersama isterinya dan
3 anak mereka yang masih kecil. Ketika Corrie berdiri di depan rumah
ini untuk memprotes di depan sebuah Buldozer Caterpillar D9 milik
Israeli Defence Force (IDF), dia dengan sengaja dilindas oleh supir
Buldozer itu.
Amerika Serikat tidak melakukan apa-apa
untuk mengkritik Israel atas peristiwa ini. Amerika Serikat menerima
saja alasan mereka bahwa ini adalah kecelakaan. Padahal beberapa saksi
mata yang tanpa ragu berkata bahwa tindakan ini disengaja dan bahkan ada
bukti foto ketika pembunuhan ini terjadi di siang hari, Corrie sedang
mengenakan jaket orange terang.
2006: Hamas terpilih
berkuasa dalam pemilihan umum Palestina. Israel menuntut agar bantuan
dihentikan untuk Palestina, dan dilakukan dengan taat oleh Amerika
Serika, Uni Eropa dan Kanada. Ini untuk mendukung cita-cita jangka
panjang Israel, yaitu genosida seluruh rakyat Palestina yang menolak
meninggalkan Palestina.
Mantan Agen Mossad, Victor Ostrovsky,
meramalkan bahwa terjadinya hal ini pada halaman 252 di dalam bukunya
"The Other Side of Deception", yang diterbitkan pada tahun 1994:
"Kalau Mossad bisa mengatur agar Hamas
(Partai Perjuangan Sejati Rakyat Palestina) mengambil alih jalan-jalan
Palestina dari PLO, maka rencana itu terbukti benar".
Rencana yang dimaksudkannya adalah
mendukung elemen-elemen radikal muslim sehingga para fundamentalis
tersebut tidak akan bisa bernegosiasi dengan Barat.
Pada 12 Juli, 2 prajurit Israel menyasar
ke wilayah Lebanon dan ditangkap sebagai tahanan perang oleh tentara
Lebanon. Media Yahudi di seluruh dunia berteriak bahwa mereka diculik,
tapi tidak menyebutkan fakta bahwa Israel telah menangkap dan
memenjarakan lebih dari 9.000 orang Palestina tanpa peradilan. Israel
mulai mengebom Lebanon tanpa pandang bulu.
Sehubungan dengan 9.000 orang palestina
yang dipenjara tanpa peradilan. Artikel 111 hukum Israel memandatkan
bahwa pemerintah boleh menahan siapapun selama waktu yang tidak
terbatas, tanpa peradilan dan tanpa menyatakan tuntutannya.
Ketika media Yahudi melaporkan konflik
antara Israel dan Lebanon ini, mereka tidak menyebutkan jumlah penganut
Kristen di Lebanon yang mencapai 40-45 % dari populasi penduduknya.
Mereka malah menggambar Lebanon sebagai segerombolan teroris Al-Qaeda
muslim yang jahat. Dalam sebulan, lebih dari 1.000 pria, wanita dan
anak-anak Lebanon terbunuh. Ratusan ribu orang terluka, dan seperempat
penduduk negara itu mengungsi.
Perang berakhir dengan Israel menarik
diri, banyak orang Yahudi tidak puas dengan hasil akhir dan menuduh
Perdana Menteri Ehud Olmert kalah dalam perang ini. Bagaimanapun, ketika
dia hadir di hadapan Komite Urusan Asing dan Pertahanan Knesset pada 5
September 2006, dia menyatakan:
"Klaim bahwa kita kalah tidak punya landasan, setengah Lebanon hancur, apakah itu kekalahan?"
"Tidak akan pernah ada retorika Hak Asasi Manusia pada orang-orang Yahudi. Kalau pun ada, itu pasti sebuah kesalahan".
0 komentar:
Posting Komentar