USS Gerald R. Ford atau CVN-78, kapal induk pertama dari kelasnya resmi diluncurkan Angkatan Laut Amerika Serikat pada 9 November kemarin. USS Gerald R. Ford merupakan kapal induk desain baru sejak desain terakhir USS Nimitz (CVN-68) yang diluncurkan pada tahun 1972.
Peluncuran ini juga menandai lima puluh tahun sejak beroperasinya kapal induk nuklir pertama AS USS Enterprise (CVN-65). Kapten John F. Meier telah dinobatkan sebagai komandan kapal induk ini, sekaligus bertanggung jawab memantau konstruksi akhir dan uji coba di laut.
Kapal induk baru ini masih menggunakan bentuk lambung dari Nimitz, namun dengan beberapa modifikasi, salah satunya adalah fitur yang membuat kapal mampu melaksanakan 25% lebih banyak sorti (hitungan satu pesawat mulai dari lepas landas hingga mendarat), dan menghasilkan tenaga listrik yang lebih banyak untuk mendukung sistem propulsi dan peralatan kapal. Soal kru, USS Ford juga mengoperasikan lebih sedikit kru (1.200 kru lebih sedikit) dari kapal induk kelas Nimitz yang secara akan mengurangi baya siklus hidup dan operasi secara signifikan.
Laksamana Thomas Moore, Chief executive Program Angkatan Laut untuk kapal induk, mengatakan kepada majalah Seapower bahwa kapal dari kelas Ford akan terus "hidup" selama 94 tahun terhitung mulai 2016, setidaknya hingga 2110. Berbeda dari kapal induk kelas Nimitz yang masa hidupnya hanya setengahnya (50 tahun).
Kapal induk baru ini masih menggunakan bentuk lambung dari Nimitz, namun dengan beberapa modifikasi, salah satunya adalah fitur yang membuat kapal mampu melaksanakan 25% lebih banyak sorti (hitungan satu pesawat mulai dari lepas landas hingga mendarat), dan menghasilkan tenaga listrik yang lebih banyak untuk mendukung sistem propulsi dan peralatan kapal. Soal kru, USS Ford juga mengoperasikan lebih sedikit kru (1.200 kru lebih sedikit) dari kapal induk kelas Nimitz yang secara akan mengurangi baya siklus hidup dan operasi secara signifikan.
Laksamana Thomas Moore, Chief executive Program Angkatan Laut untuk kapal induk, mengatakan kepada majalah Seapower bahwa kapal dari kelas Ford akan terus "hidup" selama 94 tahun terhitung mulai 2016, setidaknya hingga 2110. Berbeda dari kapal induk kelas Nimitz yang masa hidupnya hanya setengahnya (50 tahun).
Empat tahun di dok
Angkatan Laut AS berencana untuk membangun 10 kapal induk kelas Ford hingga 40 tahun kedepan, saat kapal induk kelas Nimitz terakhir melepas masa baktinya pada 2057. Kapal berikutnya dari kelas Ford yaitu USS John F. Kennedy (CVN-79) rencananya akan dibangun di galangan kapal Huntington pada akhir 2013.
Pembangunan kapal induk Ford dimulai sejak November 2009 di galangan kapal Newport News. Sebagai kapal pertama dan akan menjadi tulang punggung, pembangunan Ford memakan waktu yang lebih lama ketimbang "adik-adiknya" nanti. Moore mengatakan bahwa total jam kerja dari seluruh pekerja untuk membangun CVN-78 adalah 50 juta jam kerja (Nimitz 40 juta jam kerja.) Sedangkan untuk adiknya-adiknya nanti diperkirakan hanya akan memakan waktu 43-44 juta jam kerja.
Biaya pembangunan CVN-78 diperkirakan memakan AS$ 12,9 miliar (sekitar Rp 141 triliun), meningkat dari perkiraan awal yang sebesar AS$ 10,5 miliar. Moore mengatakan bahwa kapal induk berikutnya CVN-79 akan memakan biaya kurang dari AS$ 12 miliar karena proses dan teknologinya sudah benar-benar dikuasai.
Operasi tempo tinggi
Setelah diluncurkan, kapal induk ini akan memulai tahapan perlengkapan (dilengkapi) dan uji coba laut untuk selanjutnya beroperasional pada kuartal kedua tahun 2016. Untuk beroperasi, kapal induk ini hanya membutuhkan minimal 4.300 kru, 1200 kru lebih sedikit dari kelas Nimitz yang rata-rata 5.500 kru.
Dengan panjang 332,8 meter, USS Gerald R. Ford dirancang untuk siap mengakomodasi pesawat berawak dan tak berawak di masa depan. Angkatan Laut AS sebelumnya mensyaratkan bahwa kapal induk yang dibangun harus mampu memfasilitasi 160 sorti hingga maksimal 220 sorti per hari di saat aktivitas perang kian intens. Untuk mencapai hal ini, dek penerbangan Ford "dibersihkan" dengan mengurangi jumlah lift hingga menjadi tiga saja, dan dengan menempatkan island -suprastruktur kapal induk (bridge, menara kontrol penerbangan dll) yang biasanya terletak di sisi kanan dek- yang lebih ramping namun lebih tinggi 6 meter dari island kapal-kapal induk sebelumnya.
Island ini diposisikan 42,6 meter lebih kebelakang dari islandkelas Nimitz. Hal ini dilakukan untuk mempermudah lalu lintas di atas dek (misal lalu lintas persenjataan/perlengkapan untuk pesawat) yang akhirnya akan meningkatkan jumah sorti.
Dek penerbangan CVN-78 telah sepenuhnya dimodifikasi dan ditata berbeda dari rancangan-rancangan kapal induk AS sebelumnya. Hasilnya adalah peningkatan sorti sebesar 25%. Untuk mencapai hal ini, kapal induk Ford juga dilengkapi dengan elevator pesawat. Sistem transportasi senjata juga ditingkatkan dengan instalasi sistem electromagnetic hoist baru yang menggantikan kabel.
Kekuatan lebih besar
Kapal induk Ford atau CVN-78 mampu membawa hingga 90 pesawat diantaranya F-35C Lightning II, Boeing F/A-18E/F Super Hornet, Northrop Grumman E-2D Hawkeye, Boeing EA-18G Growler, helikopter Sikorsky MH-60R/S, pesawat tak berawak UCLASS dan pesawat-pesawat tak berawak lainnya yang saat ini masih dikembangkan AS.
Ford dilengkapi dengan dua reaktor nuklir baru yang memberikan kecepatan jelajah lebih dari 30 knot. Reaktor nuklirnya (A1B) yang dibangun oleh Bechtel berukuran lebih kecil (efisien) namun menghasilkan daya listrik 3 kali lebih besar dari reaktor A4W milik Nimitz.
Keunggulan reaktor barunya ini adalah inti energi yang lebih padat, kebutuhan minim untukpumping power, konstruksi sederhana, dan diperkirakan tidak akan membutuhkan perawatan yang berarti selama masa pakainya. Reaktor ini memberikan kapasitas listrik 250% lebih besar dari reaktor kapal induk sebelumnya. Energi yang besar ini juga akan berguna untuk penggunaan senjata energi tinggi (misal: laser) di masa depan yang akan memberikan perlindungan lebih baik bagi kapal induk, terutama dari serangan rudal jelajah dan balistik.
Para desainernya juga merancang kapal induk Ford agar lebih efisien dalam beroperasi, hanya setiap 12 tahun sekali untuk perawatan kering-dermaga. Akan mengurangi biaya operasional yang juga tercermin dari sedikitnya jumlah kru yang mengoperasikan kapal induk ini.
Untuk "mata dan telinga", Ford menggunakan radar kelas AEGIS dengan enam panel Radar Dual-Band (DBR) yang juga dikembangkan oleh Raytheon untuk kapal perusak kelas Zumwalt (DDG-1000). DBR bekerja dengan mendistribusikan emitter dari radar multifungsi X-Band AN/SPY-3 dan emitter S-band Volume Search Radar (VSR).
Untuk pertahanan diri, kapal induk Ford dilengkapi dengan rudal Sea Sparrow buatan Raytheon yang akan mengeliminasi rudal anti kapal supermanuver dan berkecepatan tinggi.
artileri.org
0 komentar:
Posting Komentar