Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan rencana pertahanan rudal di Eropa meski hubungan dengan Iran, salah satu ancaman utama yang ingin ditangkal oleh sistem ini, perlahan membaik. AS berharap dapat menempatkan sistem pencegat rudal itu di utara Polandia pada 2018, atau tiga tahun sesudah suatu situs serupa di Rumania beroperasi. Pangkalan baru di Polandia akan melindungi Eropa dan AS dari potensi serangan rudal balistik Iran.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri AS John Kerry hari Selasa, saat singgah di Polandia menjelang lawatan ke Timur Tengah. Di Polandia, ia ditanyai soal apakah elemen sistem pertahanan di negara Eropa Timur itu bisa ditanggalkan, mengingat diplomasi dan negosiasi internasional terkait program nuklir Iran terus berlanjut.
“Tak ada kesepakatan dengan Iran,” demikian jawab Kerry dalam konferensi pers di Warsawa. “Tak ada yang berubah. Rencana pertahanan rudal sesuai sasaran,” tegasnya.
Kerry menambahkan, “Kami berniat mempersiapkan tahap berikutnya untuk 2018 dan akan mendirikan situs [antirudal] tersebut pada periode itu. Tak ada yang berubah pada saat ini dan saya memperkirakan tak akan berubah pada masa depan.”
Babak baru perundingan nuklir antara Iran dan negara-negara terkuat dunia dijadwalkan bergulir pada Kamis ini di Jenewa. Teheran menghadapi tekanan dari masyarakat internasional yang ingin menginspeksi fasilitas nuklir Iran. Lembaga pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa menyatakan Iran telah mengundang direktur jenderal organisasi itu ke negara mereka. Undangan masih dipertimbangkan.
Pesan Kerry dalam program pertahanan rudal Polandia sudah jelas. Ia menegaskan Washington tak akan mengabaikan rencana tanggap darurat guna menangkal ancaman Iran. Kementerian Luar Negeri Rusia belum merespons pernyataan Kerry. Yang pasti, Rusia telah lama menentang program pertahanan rudal AS yang berpangkalan di dekat Polandia dan Rumania.
Di bawah rencana pertahanan rudal bagi Eropa—yang dirancang mantan Presiden AS George W. Bush—Polandia bakal menjadi area pertahanan regional pada 2015. Rencana tersebut memicu kemarahan Rusia. Negeri Beruang Merah mengancam bakal menempatkan lebih banyak rudal di daerah perbatasan Kaliningrad. Sebabnya, Rusia meyakini sistem pertahanan rudal di Polandia—yang berdekatan dengan perbatasan Rusia—bakal memperlemah kemampuan Moskow.
Dihadapkan pada kegusaran Rusia yang pernah menjadi penguasa komunisnya, Polandia berencana menginvestasikan sekitar $45 miliar pada 2022 dalam sektor peralatan militer. Kerry menyatakan perusahaan AS akan “bersaing keras” mendapatkan kontrak pengadaan peralatan untuk program itu.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri AS John Kerry hari Selasa, saat singgah di Polandia menjelang lawatan ke Timur Tengah. Di Polandia, ia ditanyai soal apakah elemen sistem pertahanan di negara Eropa Timur itu bisa ditanggalkan, mengingat diplomasi dan negosiasi internasional terkait program nuklir Iran terus berlanjut.
“Tak ada kesepakatan dengan Iran,” demikian jawab Kerry dalam konferensi pers di Warsawa. “Tak ada yang berubah. Rencana pertahanan rudal sesuai sasaran,” tegasnya.
Kerry menambahkan, “Kami berniat mempersiapkan tahap berikutnya untuk 2018 dan akan mendirikan situs [antirudal] tersebut pada periode itu. Tak ada yang berubah pada saat ini dan saya memperkirakan tak akan berubah pada masa depan.”
Babak baru perundingan nuklir antara Iran dan negara-negara terkuat dunia dijadwalkan bergulir pada Kamis ini di Jenewa. Teheran menghadapi tekanan dari masyarakat internasional yang ingin menginspeksi fasilitas nuklir Iran. Lembaga pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa menyatakan Iran telah mengundang direktur jenderal organisasi itu ke negara mereka. Undangan masih dipertimbangkan.
Pesan Kerry dalam program pertahanan rudal Polandia sudah jelas. Ia menegaskan Washington tak akan mengabaikan rencana tanggap darurat guna menangkal ancaman Iran. Kementerian Luar Negeri Rusia belum merespons pernyataan Kerry. Yang pasti, Rusia telah lama menentang program pertahanan rudal AS yang berpangkalan di dekat Polandia dan Rumania.
Di bawah rencana pertahanan rudal bagi Eropa—yang dirancang mantan Presiden AS George W. Bush—Polandia bakal menjadi area pertahanan regional pada 2015. Rencana tersebut memicu kemarahan Rusia. Negeri Beruang Merah mengancam bakal menempatkan lebih banyak rudal di daerah perbatasan Kaliningrad. Sebabnya, Rusia meyakini sistem pertahanan rudal di Polandia—yang berdekatan dengan perbatasan Rusia—bakal memperlemah kemampuan Moskow.
Dihadapkan pada kegusaran Rusia yang pernah menjadi penguasa komunisnya, Polandia berencana menginvestasikan sekitar $45 miliar pada 2022 dalam sektor peralatan militer. Kerry menyatakan perusahaan AS akan “bersaing keras” mendapatkan kontrak pengadaan peralatan untuk program itu.
indonesiabim.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar