Memanasnya isu penyadapan yang dilakukan Australia terhadap pejabat negara Indonesia, sampai saat ini belum berdampak besar terhadap pelaksanaan tugas pokok KRI Malahayati-362. Sempat jauh dari pemberitaan, KRI Malahayati-362 kembali terlihat saat melaksanakan bekal ulang di salah satu kota di Nusa Tenggara Timur. Keberadaannya kali ini dalam rangka operasi Taring Hiu-13 di bawah komando Gugus Keamanan Laut Koarmatim.
Dalam pelaksanaan patroli laut nya di wilayah-wilayah paling selatan Indonesia sepanjang Samudera Hindia yang berbatasan langsung dengan negara Australia, KRI Malahayati-362 senantiasa siaga dengan segala bentuk ancaman maupun pelanggaran yang akan terjadi. Selain pelanggaran pidana pelayaran, illegal logging dan illegal fishing yang rawan terjadi, KRI Malahayati-362 terus mengawasi beberapa tempat yang ditengarai sebagai hotspot para pencari suaka domestik.
“Sampai saat ini belum ada perintah langsung dari komando atas untuk meningkatkan derajat kesiagaan tempur, kita masih konsisten melaksanakan patroli laut di sektor operasi. Namun jika sewaktu-waktu diperlukan seluruh prajurit KRI Malahayati-362 selalu siap menjadi martir di garda terdepan”. Kata Komandan KRI Malahayati Letkol Laut (P) Moch. Irchamni.
KRI Malahayati-362 (corvette class), kapal perang dengan kemampuan anti udara, anti permukaan dan anti kapal selam dengan tingkat endurance tinggi sepanjang tahun 2013, termonitor teguh menjaga kedaulatan NKRI. Setelah mengikuti pelaksanaan Latgab TNI 2013 dan menjaga perbatasan utara NKRI di perairan Karang Unarang dalam operasi Tameng Hiu-13, akhir tahun 2013 ditutup dengan setia menjaga perbatasan selatan wilayah laut NKRI.
0 komentar:
Posting Komentar