Jutaan keajaiban sudah tercipta seiring dengan tumbuhnya embrio dalam rahim seorang wanita. Pernahkah kita membayangkan wajah mereka di dalam rahim?
Ketika foto embrio manusia yang sedang
berkembang karya Lennart Nilsson pertama kali ditampilkan di majalah
Life pada tahun 1965, gambarnya menimbulkan kehebohan. Hanya dalam
hitungan hari, sebanyak 8 juta segala hasil cetakan (koran/majalah) yang
memuatnya terjual habis.
Embrio berusia 5 minggu. Diperkirakan
panjangnya 9 mm. Tahap pembentukan wajah, dengan mulut yang terbuka,
lubang hidung dan mata.
Dalam Basic Human Embryology oleh
Williams P, rujukan yang biasa dipakai dalam bidang embriologi,
dikatakan, ""Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik;
dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan,
dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran."
Berusia 8 minggu, embrio yang berkembang pesat dilindungi dengan baik oleh kantung amnion.
Teknologi maju memungkinkan gambar
embrio yang sedang berkembang diambil dengan hasil yang lebih jelas dan
lebih besar. Gambar bisa diambil dengan menggunakan kamera konvensional
yang dilengkapi lensa mikro. Atau bisa juga menggunakan alat endoskopi.
Teknologi pemindaian mikroskop elektron memungkinkan Nilsson mengambil
ratusan atau bahkan ribuan gambar embrio yang mengagumkan.
Janin berusia 10 minggu. Kelopak matanya semi tertutup, yang akan tertutup total dalam beberapa hari kemudian.
Gambar-gambar karya Nilsson dikumpulkan dalam sebuah buku yang diberi judul "A Child is Born".
Usia 16 minggu, janin akan menggunakan kedua tangannya untuk mengenali seluruh tubuh dan lingkungan sekitarnya.
Bagi umat Islam, kabar mengenai
perkembangan janin yang sangat menakjubkan bukan hal yang sangat
mengejutkan, karena Al-Qur'an sudah memberitahukannya sejak belasan abad
lalu.
Janin sekarang bisa menggenggam,
meraih, dan menarik tali pusar yang panjang. Tulangnya masih lentur.
Jaringan pembuluh darah yang sudah terbentuk bisa dilihat melalui kulit
tipis yang masih tembus pandang.
"... Dia menjadikan kamu dalam perut
ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat)
demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan.
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu
dapat dipalingkan?" (QS. Az Zumar:6)
Usia 18 minggu. Si Fulan sekarang panjangnya kira-kira 14 cm dan sudah bisa mendengar suara-suara di luar "dunia gelap"nya.
Bahkan Allah juga sudah mewanti-wanti
agar tidak membunuh anak-anak yang dikaruniakan kepada manusia.
"Sesungguhnya RabbMu yang membentangkan rezeki bagi siapa yang Ia
kehendaki dan takdirkan. Sesungguhnya Ia Maha mengetahui hamba hambaNya
lagi Maha Melihat. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
lapar, Kami-lah yang memberi rezeki mereka dan kamu. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah kesalahan yang besar." (QS.Al-Isra':30-31)
Usia 20 minggu. Si Fulan panjangnya 20 cm. Rambut yang dikenal dengan istilah lanugo, mulai tumbuh memenuhi seluruh kepalanya.
Awal tahun 2006 di Inggris marak
perdebatan masalah aborsi. Sebagian besar wanita Inggris menginginkan
Undang-Undang Aborsi diperketat agar para wanita semakin sulit atau
bahkan tidak mungkin melakukan aborsi.
Survei yang dilakukan oleh MORI ketika itu menunjukkan bahwa 47 persen wanita yakin bahwa batas waktu maksimal bisa dilakukan aborsi, yaitu janin 24 minggu, harus dikurangi. Sebanyak 10% wanita bahkan menginginkan agar praktik aborsi dilarang sama sekali.
42% dari total responden (laki-laki dan perempuan) menginginkan agar usia janin yang boleh diaborsi dikurangi.
Kiranya apa gerangan yang membuat mereka
ingin aborsi diperketat atau bahkan dilarang. Bukankah mereka adalah
masyarakat yang permisif dengan hubungan di luar nikah dan seks bebas?
Jawabannya, karena ketika masalah
pembahasan Undang-Undang Aborsi mulai memanas, beredar gambar janin si
Fulan yang sedang tersenyum manis dan meringis di dalam rahim ibunya.
Usia 23 minggu janin bisa tersenyum manis
Gambar janin berusia 23 minggu hasil
pemotretan dengan alat ultrasonografi itu telah menyadarkan masyarakat
akan realita aborsi dan keberadaan janin-janin tak berdosa di
tengah-tengah mereka.
Namun sayangnya, mesin-mesin perang
Amerika Serikat dan sekutunya tanpa ampun merenggut keindahan
janin-janin tak berdosa, bahkan jauh sebelum mereka berbentuk. Akibat
depleted uranium dan fosfor yang digunakan dalam perang di Iraq,
Afganistan, Palestina, Kosovo dan lainnya, banyak bayi yang mati dan
dilahirkan dalam keadaan cacat yang mengerikan.
Sumber: http://www.hidayatullah.com]
0 komentar:
Posting Komentar