Beberapa waktu lalu saya posting tentang Presiden : Militer RI Harus Lebih Kuat dari Negara Tetangga, artikel republish dari
website resmi Presiden RI. Ada yang menarik disitu, bukan artikelnya,
tapi komentar yang masuk. Komentar yang cukup panjang, sekaligus
berbobot dari sobat Raka Anom.
Karena
saya pikir cukup menarik, saya putuskan untuk mem-publish kembali
komentar tersebut dengan beberapa edit agar mudah dibaca dan saya kira
tidak mengurangi isinya. Silahkan disimak.
MEF yang dicanangkan belum cukup, mengingat wilayah Indonesia sangat
luas baik dari darat, laut dan udara, termasuk tentang pembentukan
Koorwilhan menjadi 3 dari yang sebelumnya 2, saran saya perlu dibuat 4
Koorwilhan, melihat Indonesia berada di negara-negara tetangga yang
agresif dan dari pengalaman yang ada.
Koorwilhan
- Barat, membawahi daerah-daerah dalam wilayah administrasi pemerintahan daerah yang ada di Aceh dan Sumatera termasuk pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura
- Pusat, daratan kalimantan termasuk Kalimantan Utara dan Pulau Jawa, Madura, dan Bali
- Tengah, meliputi daratan Sulawesi, NTT, NTB, Gorontalo
- Timur meliputi Halmahera, Maluku, Ambon, Soa Siu, dan daerah lain sekitar Papua Barat, Papua Timur, Papua Selatan, Papua Tengah.
ALUTSISTA
|
KOORWILHAN
|
|||
BARAT
|
PUSAT
|
TENGAH
|
TIMUR
|
|
PAK FA T-50
|
2 skuadron
|
7 skuadron
|
7 skuadron
|
7 skuadron
|
Su-35BM
|
2 skuadron
|
8 skuadron
|
8 skuadron
|
8 skuadron
|
F-16 upgrade 52
|
1 skuadron
|
3 skuadron
|
3 skuadron
|
3 skuadron
|
Su-30MKI
|
1 skuadron
|
5-6 skuadron
|
||
Su-30MK2
|
7 skuadron
|
7 skuadron
|
7 skuadron
|
|
Su-30MKM
|
8 skuadron
|
8 skuadron
|
8 skuadron
|
|
Su-27
|
3 skuadron
|
5-6 skuadron
|
5-6 skuadron
|
|
Hawk 200
|
3 skuadron
|
3 skuadron
|
||
Heli serang (sekelas
Apache)
|
3 skuadron
|
8 skuadron
|
8 skuadron
|
8 skuadron
|
Heli serbu
|
4 skuadron
|
10 skuadron
|
10 skuadron
|
10 skuadron
|
Kapal perang*
|
250
|
800
|
800
|
800
|
Tank Tempur Utama (MBT)
|
300
|
1.500
|
1.500
|
1.500
|
Panser Anoa**
|
600
|
2.500
|
2.500
|
2.500
|
Panser Tarantula
|
700
|
2.000-2.500
|
2.000 – 2.500
|
2.000-2.500
|
Heli angkut
|
3 skuadron
|
8 skuadron
|
8 skuadron
|
8 skuadron
|
Pesawat angkut
|
1 skuadron
|
1 skuadron
|
2 skuadron
|
1 skuadron
|
Pesawat peringatan dini
|
6 unit
|
25 unit
|
30 unit
|
25 unit
|
UAV (bersenjata)
|
4 skuadron
|
8 skuadron
|
10 skuadron
|
8 skuadron
|
Pesawat patroli***
|
2 skuadron
|
2 skuadron
|
3 skuadron
|
2 skuadron
|
Tank amfibi
|
600
|
2.000
|
2.500
|
2.000
|
Howitzer (lengkap)
|
400
|
400
|
1.000
|
400
|
MLRS ASTROS 2
|
500
|
2.500
|
2.500
|
2.500
|
MLRS Jordania
|
500
|
2.000
|
2.000
|
2.000
|
MLRS (Rusia)
|
300
|
800
|
800
|
800
|
Rudal Iskandar
|
100
|
100
|
300
|
100
|
Kapal LPD
|
20
|
28
|
40
|
50
|
Kapal LST
|
500
|
600
|
400
|
400
|
*
Kapal perang yang dilengkapi rudal SAM Yakhont dan senapan otomatis
dengan kaliber 70-80 mm yang dikendalikan di ruang kendali.
** Panser Anoa dengan senapan otomatis yang dikendalikan dalam ruang kemudi, dan peluncur mortir.
*** Pesawat patroli yang dilengkapi torpedo, dan senapan otomatis serta roket
Indonesia juga harus memiliki100 unit kapal selam, 300 unit pesawat
amfibi yang dipersenjatai, dan menambah 15 batalyon Marinir, 20
batalyon Kostrad, membentuk 20 batalyon pasukan terjun payung, menambah
divisi Kopassus, Pasukan Katak dan Pasukan Khusus AU, dan menambah alutsista
yang dipersenjatai bagi instansi di bawah kementerian Keuangan khususnya
pada Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kementerian Dinas Perhubungan,
Direktorat Jenderal Imigrasi dan Direktorat Lapas pada Kementerian Hukum
dan HAM dalam mengamankan wilayah dan tahanan yang berasal dari luar negeri yang bermaksud melakukan spionase, penyusupan serta agresi.
Negara-negara tetangga seperti Australia berhasil memecah belah
Indonesia dengan kasus Timor Timur (sekarang Timor Leste) yang
mengakibatkan Indonesia diembargo oleh negara-negara barat dalam
pengadaan dan pengiriman alutsista sendiri. Indonesia telah dilecehkan.
Malaysia sering melakukan berbagai upaya seperti mengiming-imingi
penduduk di perbatasan dengan status kewarganegaraan, kesejahteraan,
ketersediaan infrastruktur, ketersediaan fasilitas berupa sarana
prasarana yang Indonesia belum berikan. Hal ini menimbulkan pengaruh
baik secara langsung maupun tidak langsung dan baik melalui penduduk
yang semula kewarganegaraan Indonesia tapi karena iming-iming tersebut
pindah kewarganegaraan. Dan karena ketidakmengertian dengan berpindahnya
kewarganegaraan mereka, patok perbatasan yang berada di daerah rumah
mereka tidak otomatis berpindah, sehingga membuat mereka memindahkan
patok-patok perbatasan ataupun Tentara Diraja Malaysia atau perusahaan
perkebunan malaysia melalui TKI-TKI kita yang dimanfaatkan untuk merubah
posisi tanda perbatasan yang seharusnya tidak dilakukan, karena itu
bukan lagi menyangkut tentang batas tanah perusahaan melainkan batas
negara.
Selain itu, dengan adanya fenomena mereka menggantikan alutsista mereka
dengan alutsista baru untuk mengimbangi atau mengalahkan alutsista yang
baru diadakan oleh Indonesia, serta adanya masalah penggeseran patok
perbatasan oleh Timor Leste, dan pengadaan alutsista baru oleh Malaysia,
Singapura dan Australia - khususnya pesawat tempur mereka dengan F-35 yang merupakan generasi kelima-,
sehingga Indonesia juga harus berhitung dengan alutsista yang ada
maupun yang telah diadakan sehingga tidak salah jika saya menyarankan
dalam pengadaan alutsista yang "top-top" tidak perlu dipublikasikan.
Publikasikan saja yang kurang "ngetop" tapi dapat mengimbangi alutsista
lawan, alutsista yang "top" yang kemampuannya berada di atas
negara-negara tetangga tidak perlu dipublikasikan termasuk oleh
pejabat-pejabat kita maupun di perusahaan lokal serta negara-negara lain
dan perusahaan negara lain dalam kita mengadakan alutsista. Juga
seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang diberitakan bahwa Organisasi
Papua Merdeka membuka secara resmi kantor perwakilan mereka di Inggris
yang dihadiri oleh pejabat-pejabat di Inggris.
Lalu tentang adanya tentara kita di perbatasan Papua dengan Papua Nugini
yang beberapa waktu lalu di hadang oleh tentara dari OPM yang dari
Papua Nugini saat melakukan patroli, sudah kelihatan ada dukungan dari
negara-negara tetangga untuk memecah belah dan menghancurkan Indonesia.
Sehingga untuk mengantisipasi dan mengimbangi jika Indonesia dikeroyok
oleh negara-negara tetangga yang mayoritas adalah negara Persemakmuran
Inggris Raya, kita harus mengadakan alutsista yang lebih jika seluruh
alutsista dan personil negara-negara Persemakmuran Inggris Raya
digabungkan. Perlu kita ingat bahwa Singapura memiliki alutsista (yang
banyak dan canggih) meskipun wilayahnya tidak seluas indonesia,
alutsistanya mencapai 1/2 atau 1/3 atau 1/4 dari alutsista yang dimiliki
oleh Indonesia.
Oleh karena itu sebaiknya Indonesia melakukan pembaharuan terhadap MEF
yang dicanangkan dan membentuk 4 Koorwilhan untuk memudahkan jika
Indonesia dikeroyok oleh negara-negara tetangga dan negara-negara
pendukungnya. Selain itu tidak ada salahnya Indonesia mengadakan
alutsista seperti yang telah saya sampaikan, tentunya dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kemampuan APBN.
artileri.org
0 komentar:
Posting Komentar