JAKARTA – Belum
banyak yang tahu, Sabtu lalu (4/5), Masjid Darussalam, Kota Wisata
Cibur, menggelar acara penggalangan dana untuk Muslim Rohingya. Semula
dijadwalkan, ada beberapa pembicara yang akan hadirkan dalam acara
tersebut, dua diantaranya adalah Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI)
Habib Rizieq Syihab dan Ustadz Abu Jibril dari Majelis Mujahidin
Indonesia (MMI).
Ada syarat yang harus dipenuhi jika acara penggalangan
dana untuk Muslim Rohingya tetap berlangsung, yakni tidak menghadirkan
dua narasumber saat menjadi pembicara utama nanti, Kedua narasumber itu
adalah Habib Rizieq dan Ustadz Abu Jibril.
Usai aksi solidaritas Muslim Rohingya di depan Kedubes
Myanmar belum lama ini, tiba-tiba saja pengurus Masjid Darussalam
mengontak Ustadz Abu Jibril untuk memberitahukan, bahwa dua narasumber
(Habib Rizieq dan Ustadz Abu Jibril) yang seharusnya hadir sebagai
pembicara dalam acara penggalangan dana itu, terpaksa dibatalkan dengan
alasan yang tidak jelas.
“Prediksi dan dugaan saya, pengurus masjid ditekan oleh Densus 88,
agar saya dan Habib Rizieq Syihab tidak bicara di dalam acaara tersebut.
Padahal, saya dan Habib Rizieq merupakan pembicara utama,” kata Ustadz
Abu Jibril di markas MMI di kawasan Pamulang, Tangerang, Banten.
Pada Sabtu paginya, narasumber yang hadir sebagai
pembicara, adalah Adhyaksa (mantan Menpora), Ustadz Bernard Abdul
Jabbar, dan Ustadz Muhammad Al-Khaththath (Sekjen FUI). Ketika ditanya,
kenapa pihak panitia melarang Ustadz Abu Jibril dan Habib Rizieq?
“Saya tidak tahu. Barangkali, kedua orang ini (Ust Abu
Jibril dan Habib Rizieq) adalah pentolannya, yang bisa membakar semangat
kaum muslimin berjihad membela Muslim Rohingya,” kata ayah Muhammad
Jibril ini lugas.
Atas pembatan dirinya sebagai pembicara, Ust Abu Jibril
mengaku berlapang dan menerima saja. Yang pasti, kata Abu Jibril, Densus
sudah kehilangan akal, sehingga mereka melakukan berbagai cara,
termasuk ketakutannya agar dirinya dan Habib Rizieq sebagai narasumber
dalam acara tersebut.”Tapi kita tidak terprovokasi, dan tetap jaga
ketenangan. Densus takut, jihad Rohingya berhasil ,maka ini menjadi
kekhawatiran dunia. Kita akan tetap membangkitkan semangat jihad dan
penggalangan dana kemanusiaan untuk saudara kita Muslim Rohingya.”
Kenapa tidak lawan saja tekanan Densus 88 itu? “Kita bukan takut atau
tidak berani datang, karena tekanan Densus. Ini hanya strategi saja,
yang penting acara penggalangan dana tetap terlaksana, meski tanpa saya
dan Habib Rizieq. Pihak panitia bisa beralasan dua narasumber yang
seharusnya hadir telah berhalangan hadir.”
Kata Ustadz Abu Jibril, kita harus sayang dengan
pengurus masjid, dan terus rangkul. “Jika tidak diperkenankan menjadi
narasumber, kan bisa masjid lain untuk menggelar acara serupa. Yang
penting tujuan tercapai, kita tak perlu bersikeras, nanti aksesnya
menjadi tertutup semua.” [desastian]
(voa-islam.com)
0 komentar:
Posting Komentar