JKGR- : TNI Angkatan Udara segera memasang sistem pertahanan penangkis
serangan udara modern, di Pangkalan Udara: Adisucipto – Yogyakarta,
Supadio – Pontianak, Hasanuddin – Makassar dan Jakarta/Greater.
Pengiriman enam baterai Oerlikon Skyshield dari Rheinmetall Air Defence
Swiss dilakukan tahun 2013 / 2014, setelah dipesan tahun 2009.
Oerlikon Skyshield TNI AU mengkombinasikan auto twin canon 35 mm
dengan rudal anti seragan udara jarak pendek (kemungkinan 2 x 4
peluncur), untuk merontokkan pesawat maupun rudal yang datang. Meriam
otomatis ini siap menembakkan 1000 peluru / menit, jika dipasang peluru
standar.
Sistem penangkis serangan udara Skyshield bisa dihubungkan dengan
sistem pertahanan udara lainnya, membuat jangkauan radar lebih luas dan
efektif, sekaligus mengembangkannya pertahanan titik menjadi pertahanan
wilayah /area.
Harga enam baterai Oerlikon Skyshield (sistem radar, senjata, pemeliharaan dan training) diperkirakan 113 juta Euro.
Kunci dari kehebatan Oerlikon Skyshield ada di amunisi AHEAD
(Advanced Hit Efficiency and Destruction) 35 mm yang ditembakkan dari
dua meriam kembarnya. Peluru 35 mm AHEAD dari Rheinmetall Oerlikon akan
menyembur dan membentuk semacam perisai (metal spin-stabilised
projectiles) saat berada di dekat target. Ibarat seorang nelayan
melemparkan jaring ke seekor ikan. Perisai itulah yang akan menghantam
dan merusak rudal/ pesawat yang datang. Rheinmetall menyebut kemampuan
ini sebagai: “Skyshield” alias perisai udara.
Amunisi Ahead bisa juga ditembakkan dari twin 35mm GDF series towed
anti-aircraft guns yang dimodifikasi, untuk meningkatkan kemampuan
mereka terhadap target yang kecil. Sejumlah konsumer Rheinmetal juga
mengambil opsi ini untuk upgrade alutsista mereka dengan biaya yang
lebih murah. Khusus untuk Denmarkd dan Venezuela, mereka memesan
Oerlikon Skyshield Revolver Gun, versi pertahanan pantai.
Jerman terus mengembangkan Skyshield ini dengan memunculkan versi
terbaru yakni Rheinmetall MANTIS (Modular, Automatic and Network-capable
Targeting and Interception System). MANTIS didisain sebagai garda
terdepan untuk melindungi aset sipil maupun militer dari ancaman
serangan yang terkecil, termasuk mortir, karena memiliki
kemampuan:counter-rocket and mortar (C-RAM). Sejauh ini ujicoba Mantis
sukses mencegat serangan artileri, mortir dan tentunya roket.
Skyshield merupakan Short Range Air Defence yang dikembangkan oleh
Oerlikon Contraves Swiss yang kini menjadi anak perusahaan Rheinmetall
group, Jerman.
Persiapan Paskhas
Komandan Wing II Paskhas Kolonel Budi Sumarsono mengatakan TNI AU
telah menyiapkan sarana dan prasarana Oerlikon Skyshield mulai Agustus
2012. Kesiapan sumber daya manusia, dilakukan dengan melatih 300
prajurit Paskhas ke Swiss, untuk mengawaki Oerlikon Skyshield. Selain
itu, TNI AU juga membentuk Detasmen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas
yang diawali dari Lanud Adisutjipto.
Setelah memasang dan membenahi radar di berbagai Pangkalan Udara, TNI
AU mulai meningkatkan penangkis serangan udara untuk menjaga alutsista
yang terus berdatangan, seperti: SU-27/30, Super Tucano, C 130 Hercules,
Grob G-120-TP, F-16, KT-1 Wong Bee, Boeing B-737-500, T-50 Eagle, C 295
dan lain sebagainya.
Sumber : JKGR
0 komentar:
Posting Komentar