Sistem rudal S-300 Rusia |
Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan stasiun televisi Al-Manar milik Hizbullah, Kamis (30/5/2013), Presiden Suriah Bashar al-Assad menyiratkan, bahwa rudal S-300 pesanan dari Rusia, sudah tiba di Suriah.
Dalam wawancara itu, Assad secara implisit mengakui kalau Rusia telah mengirim beberapa rudal S-300 yang dijanjikan. Seperti dilaporkan Al-Manar, ketika ditanya tentang pengiriman rudal jenis permukaan ke udara itu, Assad menjawab, "Semua perjanjian dengan Rusia akan dihormati dan beberapa sudah tiba baru-baru ini".
Rusia sendiri belum mengkonfirmasi, apakah sudah melakukan pengiriman rudal S-300 ke Suriah. Yang pasti, Rusia mengaku akan menghormati perjanjian pembelian rudal itu dengan Suriah. Jadi, meski banyak pihak meminta Rusia membatalkan penjualan rudal S-300, Rusia tetap akan mengirimkannya ke Suriah.
Rusia membela keputusannya itu, dengan menyebut penjualan rudal S-300 ini tidak melanggar aturan internasional. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan, rudal S-300 akan jadi "faktor penyeimbang" yang bisa bertindak sebagai pencegah terhadap intervensi asing di Suriah.
Rudal S-300 dilaporkan mampu menembak jatuh pesawat tempur dan peluru kendali. Rudal ini mirip dengan rudal Patriots, yang telah dikerahkan NATO di sepanjang perbatasan Turki dengan Suriah.
Banyak pihak yang keberatan Rusia mengirim rudal S-300 ke tangan rezim Pemerintah Suriah. Salah satunnya adalah Israel. Negara Yahudi itu mengaku, mereka “akan tahu apa yang harus dilakukan”, jika rudal S-300 itu telah berada di tangan rezim Pemerintah Suriah.
(esn)
0 komentar:
Posting Komentar