Jenderal Moeldoko yang saat ini dicalonkan menjadi Panglima TNI
menggantikan Laksamana Agus Suhartono mengajukan langkah dramatis untuk
melampaui capaian militer negara ASEAN. Langkahnya adalah mengurangi
jumlah personel, memperkuat alutsista modern, dan mengoptimalkan kekuatan siber (cyber).
Moeldoko menyampaikan hal ini kepada wakil ketua DPR Priyo Budi Santoso
saat perjalanan satu pesawat bersama dari Yogyakarta menuju Jakarta.
Priyo mengaku tak sengaja berada satu pesawat dengan Moeldoko dalam
perjalanan dari Yogyakarta, Rabu 31 Juli 2013. Kesempatan itu
dimanfaatkan Priyo untuk menggali pemikiran Moeldoko.
"Ada hal yang saya merasa sangat apresiasi, ialah ke depan perlu kita tata postur TNI kita yang semakin efektif dan efisien. Perlu dikurangi jumlah personelnya, tidak membengkak seperti sekarang ini," ujar Priyo Budi Santoso di Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2013.
Saat ini prajurit TNI berjumlah 500 ribu personel. Sedangkan peralatannya sudah kalah canggih ketimbang Singapura dan Malaysia. Karena itu, Moeldoko mengusulkan langkah dramatis untuk melampaui capaian militer negara ASEAN. Yakni, menekankan pembangunan angkatan perang yang kuat dengan didukung alutsista modern dan memanfaatkan teknologi siber.
Gayung bersambut, Priyo pun setuju dengan konsep yang digagas Moeldoko tersebut. Apalagi reputasi Moeldoko tak perlu diragukan lagi. Saat ini Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Sedangkan karir Moeldoko sebelumnya adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Kasdam Jaya, Panglima Divisi I/Kostrad, Pangdam Tanjungpura, Pangdam Siliwangi, dan Wakil Gubernur Lemhannas.
Jenderal TNI Moeldoko (Kredit foto : MetroTVNews) |
"Ada hal yang saya merasa sangat apresiasi, ialah ke depan perlu kita tata postur TNI kita yang semakin efektif dan efisien. Perlu dikurangi jumlah personelnya, tidak membengkak seperti sekarang ini," ujar Priyo Budi Santoso di Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2013.
Saat ini prajurit TNI berjumlah 500 ribu personel. Sedangkan peralatannya sudah kalah canggih ketimbang Singapura dan Malaysia. Karena itu, Moeldoko mengusulkan langkah dramatis untuk melampaui capaian militer negara ASEAN. Yakni, menekankan pembangunan angkatan perang yang kuat dengan didukung alutsista modern dan memanfaatkan teknologi siber.
Gayung bersambut, Priyo pun setuju dengan konsep yang digagas Moeldoko tersebut. Apalagi reputasi Moeldoko tak perlu diragukan lagi. Saat ini Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Sedangkan karir Moeldoko sebelumnya adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Kasdam Jaya, Panglima Divisi I/Kostrad, Pangdam Tanjungpura, Pangdam Siliwangi, dan Wakil Gubernur Lemhannas.
Tidak memilki catatan buruk
Anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman menilai, sepanjang karir militernya, Jenderal TNI Moeldoko tidak memiliki catatan buruk. Yang ada malah sederet prestasi yang layak menjadi bekal untuk duduk sebagai Panglima TNI. Hayono juga mendukung Moeldoko menjadi Panglima TNI baru, menggantikan Laksamana Agus Suhartono yang akan memasuki masa pensiun Agustus mendatang.
"Jadi saya yakin, di Komisi I nantinya, dalam proses uji kelayakan dan kepatutan terhadap Jenderal Moeldoko akan berjalan mulus," ujar Hayono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juli 2013.
Tidak hanya Hayono Isman, anggota Komisi I DPR lainnya yaitu Husnan Bey
Fananie juga mendukung penuh Jenderal TNI Moeldoko sebagai calon
Panglima
TNI yang akan menggantikan Laksamana Agus Suhartono.
Husnan mengaku kenal dekat Moeldoko semenjak sama-sama mengikuti kursus
reguler kepemimpinan di Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) pada
2008. "Dia lulusan terbaik Lemhanas saat itu. Saya mengenal Pak Moeldoko
sebagai pribadi yang baik, prajurit TNI yang cemerlang dalam berkarier,
dan punya prestasi," kata Husnan, Minggu, 28 Juli 2013.
Menurut Husnan, Moeldoko layak menjadi orang nomor satu di TNI. Lulus
terbaik di Akmil tahun 1981 dan meraih gelar Adhi Makayasa, jenderal
kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu juga sukses menjabat
Pangdam Tanjungpura dan Pangdam Siliwangi.
Memasuki tahun politik 2014, lanjut Husnan, diperlukan sosok Panglima
TNI yang berpengalaman sekaligus cakap menguasai situasi. Selain itu,
punya moralitas dan integritas yang tinggi. Termasuk, mampu menjaga
netralitas militer dalam pelaksanaan pemilu. Dan, Moeldoko memenuhi
kriteria tersebut.
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Panglima Jenderal Moeldoko akan digelar sebelum akhir Agustus mendatang.
Komisi I DPR RI
Artikel di atas hanya menyampaikan kesan-kesan beberapa anggota Komisi I DPR RI mengenai Jenderal Moeldoko. Tidak ada kepentingan lain dalam hal ini. Siapapun yang menjadi Panglima TNI nantinya diharapkan akan membawa TNI lebih profesional dan lebih disegani.
artileri.org
0 komentar:
Posting Komentar