KLATEN – Meski dingin malam terasa menusuk tulang, namun hal itu tidak menyurutkan langkah ribuan pelayat dalam menyambut kedatangan jenazah Eko Suryanto di dukuh Mluweh Rt.15/Rw.07, desa Kradenan, kecamatan Trucuk, kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Kamis (1/8/2013) tengah malam.
Eko Suryanto merupakan salah satu dari dua aktvis Islam korban
pembunuhan Densus 88 di sebuah warung kopi di Tulungagung Jawa Timur,
pada Senin (22/7/2013) lalu. Eko adalah pemuda kelahiran Klaten 28 Juli
1991 silam yang menurut para warga, sangat baik dan selalu berprestasi
di sekolahnya.
Ribuan pelayat yang hadir merupakan para warga dukuh Mluweh, desa
Kradenan, kecamatan Trucuk dan juga para aktivis Islam yang datang dari
Solo, Klaten dan Yogyakarta. Aktivis Islam yang hadir tersebut adalah
anggota ormas yang ada di tiga kota tersebut.
Diantaranya yaitu MMI Klaten, FUI Klaten, KOKAM Muhammadiyah Klaten,
Front Jihad Islam (FJI) Yogyakarta, FPI Klaten dan Solo, JAT Solo, JAT
Klaten dan JAT Yogyakarta. Ada pula aktivis masjid dari sejumlah masjid
yang ada di kota Klaten, serta teman-teman sekolah Eko saat di SMK
Senden, Ngupit, Ngawen, Klaten.
Mereka ada yang datang ke dukuh Mluweh desa Kradenan sejak Kamis
sore, dan ada pula yang sudah tiba sejak Kamis siang. Namun, para
pelayat semakin banyak hingga mencapai ribuan orang tatkala malam sudah
mulai nampak.
Sesampainya di dukuh Mluweh desa Kradenan, para pelayat langsung
menyambangi rumah kediaman orang tua Eko untuk mengucapkan bela
sungkawa. Setelah itu, para pelayat kemudian singgah di masjid Al
Hidayah yang terletak sekitar lima puluh meter sebelah barat rumah Eko.
Sambil menunggu kedatangan jenazah Eko Suryanto tiba dari RS Polri
Sukanto Jakarta, ribuan pelayat baik dari warga, HANSIP desa Kradenan
dan para aktivis Islam tersebut juga membentangkan dan memasang sejumlah
spanduk.
Menurut salah satu aktivis Islam dari JAT, spanduk tersebut untuk
menyambut kedatangan jezanah Eko. Spanduk tersebut merupakan inisiatif
aktivis Islam, yang sudah disetujui oleh warga setempat sebagai bentuk
solidaritas terhadap sesama muslim yang dibunuh Densus 88 tanpa rasa
kemanusiaan.
Salah satu spanduk yang dipasang aktivis Islam dan warga di depan
masjid Al Hidayah untuk menyambut kedatangan jenazah Eko bertuliskan, “Selamat Datang Syuhada, Insya Allah Kalian Mujahid Bukan Teroris” dan “MEREKA MUJAHID, Ayo Lanjutkan..”.
“Ini sebagai bentuk solidaritas dan (spanduk ini di pasang untuk
-red) menyambut jenazah saudara muslim kami yang di bunuh Densus,” kata
Marno, anggota JAT Klaten kepada voa-islam.com, pada Kamis (1/8//2013)
malam sebelum jenazah tiba.
Sementara itu, Parmin (nama samaran), warga sekaligus HANSIP desa
Kradenan juga menyambut baik rasa solidaritas para aktivis Islam
tersebut. Ia mengaku merasa terkesan dengan apa yang dilakukan para
aktivis Islam.
“Alhamdulillah kami menyambut baik apa yang dilakukan ini
mas. Baru kali ini juga saya melihat langsung proses pemakaman yang
dihadiri ribuan orang,” ungkapnya kepada voa-islam.com disela-sela
proses pemakaman. [Khalid Khalifah]
(voa-islam.com)
0 komentar:
Posting Komentar