Tahun 2014 nanti, pesawat tempur Sukhoi Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin akan lengkap 1 skadron. Total 16 pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30, termasuk sistem persenjataan dan avionik canggih yang saat ini masih dalam order. Kelengkapan persenjataan Su-27 dan Su-30 merupakan satu paket program penguatan kekuatan militer di udara.
Dari sisi persenjataan, Su-27 bisa membawa rudal pandu (guided) R-73, R-27ER, R-27ET, dan RVV-AEI. Sedangkan rudal biasa (unguided) yang bisa dibawanya adalah FAB-500M62/RBK-500/ZB-500, FAB-250M54, FAB-250M62, OFAB-100-120, B-8MI, dan B-13L.
Selain itu, Su-27 dan variannya yang terkenal dengan manuver Pugachev Cobra-nya itu juga bisa dilengkapi dengan rudal udara ke darat, yaitu Kh-29T, Kh-31P(A), Kh-59M, KAB-500Kr, KAB-1500Kr, selain 1.500 butir peluru munisi panas GSh-301 dari kanon 30 mm S-25.
Skuadron Udara 11 ada di bawah Wing 5 TNI AU yang berkedudukan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin, Makassar. Pada akhir 22 Februari lalu dua pesawat tempur Sukhoi Su-30Mk2 Flanker tiba, mendarat di landasan pangkalan udara di Makassar itu.
Saat tiba, kedua Su-30 Mk2 itu dalam keadaan dilepas sayap-sayap, dan radome radarnya agar muat di dalam ruang kargo An-124-100 itu. Setelah lengkap diturunkan semuanya, kedua pesawat tempur dengan riwayat penerbangan masih 0 jam terbang, baik untuk mesin ataupun struktur pesawat terbangnya, dirakit.
Kedua pesawat tempur TNI AU itu bagian dari enam tambahan Sukhoi Su-30 dan Su-27 yang dipesan lagi oleh Indonesia dari Rusia. Indonesia memesan varian Su-27 SKM dan Su-30 Mk2, karena Rusia menyesuaikan keperluan pembeli.
Sejak awal pada Maret 2003, Indonesia membeli seluruh penempur TNI AU itu dari pabriknya, KNAAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) di Rusia. Saat itu dua Su-27 SKM dan satu Su-30 Mk2 mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Maospati, Jawa Timur. Kedatangan kali kedua seri Sukhoi yang memiliki kemampuan di atas F-15 Eagle atau pesawat tempur generasi 4 ini adalah pada 2009 dan 2010.
Berlainan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat pada umumnya, Rusia menjual produk-produk persenjataannya terutama pesawat tempur dalam modul-modul terpisah, yang mengharuskan pembeli jeli dan cermat.
Masing-masing modul termasuk sistem persenjataan dan avionik itu dibeli secara terpisah dengan pelatihan terpisah pula. Persenjataan Sukhoi itu, sebagai misal, melalui proses yang berbeda dengan proses pembelian pesawat tempurnya. Inilah yang menyebabkan selama beberapa tahun, Su-27 dan Su-30 TNI AU terbang tanpa dilengkapi persenjataan.
0 komentar:
Posting Komentar