Sabtu, 10 Agustus 2013

7 Gempa di Indonesia Yang Tercatat Dengan Jumlah Korban Ribuan


gempa earthquake banner

7 Gempa Bumi di Indonesia Yang Tercatat Dengan Jumlah Korban Ribuan Jiwa


Berikut ini adalah gempa-gempa yang pernah terjadi sepanjang sejarah di Indonesia yang telah tercatat dengan korban jiwa ribuan orang. Namun ada beberapa gempa bumi yang lebih besar lainnya dari daftar ini, namun tak tercatat jumlah korban jiwanya dikarenakan gempa tersebut terjadi pada abad ke-18. Berikut gempa-gempa tersebut:

1. Gempa Andaman (aka Gempa Aceh) Sumatera

Korban : 283,106

Tanggal : 26 Desember 2004
Magnitude : 9.1 – 9.3

Gempa bumi Samudera Hindia (sebelah barat dari propinsi Aceh) pada tahun 2004, pada awalnya dicatat sebagai 9,0 namun telah meningkat menjadi 9,1 dan 9,3. Gempa ini adalah gempa kedua terbesar yang pernah tercatat pada seismograf.
Gempa bumi yang dikenal oleh masyarakat ilmiah sebagai gempa bumi Sumatera-Andaman ini adalah gempa tektonik yang terjadi pada pukul 00:58:53 UTC (07:58:53 waktu lokal) pada 26 Desember 2004, dengan pusat gempa bumi di bagian pantai barat Sumatera, Indonesia.
Gempa memicu serangkaian tsunami di sepanjang pantai minimal 13 negara-negara ditengah samudera maupun dilepas pantai Samudera Hindia.
Dari Asia Tenggara, Asia Selatan dan negara-negara bagian pantai timur benua Afrika, bahkan hingga ke Afrika Selatan terkena imbas tsunaminya.
Selain Indonesia, gelombang tsunami juga menerpa Malaysia, Thailand, Myanmar, Sri Lanka, India, Maladewa, Seychelles, Somalia, Kenya, Tanzania, Madagaskar dan Afrika Selatan (lihat peta)
Gempa dan tsunami ini telah menewaskan ribuan orang dan menenggelamkan masyarakat pesisir. Gempa ini cukup besar yang menyebabkan seluruh dunia ikut bergetar sebanyak setengah inci, atau lebih dari satu sentimeter. (video gempa & Tsunamivideo National Geographic – Seconds From Disaster – Asian Tsunami | video Tsunami Caught On Camera Full movie)
earthquake%20and%20tsunami%20on aceh indonesian 2004 Photo collection: Tsunami In Shooting Lens Impressions from around the World
Earthquake and tsunami on Aceh Indonesian 2004
106881 earthquake%20and%20tsunami%20on%20aceh indonesian 2004 Photo collection: Tsunami In Shooting Lens Impressions from around the World
A Ship in front of Hotel Medan, Aceh after earthquake and tsunami on Aceh Indonesian 2004.
earthquake%20and%20tsunami%20on%20thailand  2004 Photo collection: Tsunami In Shooting Lens Impressions from around the World
The tsunami struck a hotel on the coast of the island of Phuket, Thailand, December 26, 2004.
http://4.bp.blogspot.com/-KEKxodX-GjI/T-sKHOK3M5I/AAAAAAAABIQ/8P8CcKI5hY4/s1600/srilanka1tsunami.jpg
Tsunami in Sri Lanka from Aceh Earthquake

2. Gempa Jogjakarta, Selatan Jawa Tengah

Korban : 6.234

Tanggal : 26 Mei 2006
Magnitude : 6.3

gempa yogyakarta 2006 Presiden SBY melihat kondisi Candi Prambanan saat gempa Jogjakarta 2006
Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 (26 May UTC) kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik.
Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter. (video “Sebuah Catatan” Film Dokumenter Gempa Yogya 26 Mei 2006)
http://indocropcircles.files.wordpress.com/2013/08/551de-gempa-diy1.jpg?w=583&h=387
Rumah-rumah disebuah desa yang runtuh akibat gempa Jogya 26 Mei 2006
http://www.littlecare.org/gallery/gal_august/emergency_aid_to_earthquake_victims_jogja_july_06/images/earthquake_damage_in_bantul_from_the_air_2.jpg
Kerusakan akibat Gempa di suatu kampung di Bantul, Jogja, 26 Mei 2006 (foto oleh Radar Jogja).

3. Gempa Papua, Pegunungan Jayawijaya

Korban : 5.422 (422 tewas, lebih 5000 hilang)

Tanggal : 25 Juni 1976
Magnitude : 7.1


Gempa bumi Papua 1976 terjadi 25 Juni 1976 di Papua. Kekuatan gempa 7,1 skala richter yang mengakibatkan lebih dari 500 orang tewas termasuk lebih dari 70 orang yang disebabkan tanah longsor dan 5000-9000 orang dilaporkan hilang setelah tanah longsor dan diperkirakan tewas.
Total enam desa dilaporkan hancur di daerah gempa. Wilayah barat Papua dan timur dari Papua Nugini dilaporkan juga merasakan terjadinya gempa.

4. Gempa Flores, Nusa Tenggara

Korban : 2.500 (minimal 2,500 tewas and 500 luka)

Tanggal : 12 Desember 1992
Magnitude : 7.8

gempa flores 12 Desember 1992 indonesia
Gempa bumi Flores Desember 1992 ialah gempa bumi berkekuatan 7,8 pada skala Richter di lepas pantai Flores, Indonesia. Terjadi pada 12 Desember 1992 pada pukul 13:29 WITA.
Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir pantai Flores, membunuh setidaknya lebih dari 2.000 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang mengungsi.
Gempa ini sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih dari 65 tempat lainnya. Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur. Kota yang paling parah ialah Maumere. Lebih dari 1.000 bangunan hancur dan rusak berat.
http://www.smate.wwu.edu/teched/geology/GeoHaz/tsu-Nica-Indo92/tsu-NicaIndo92-07.JPG
Destruction of Riangkroko, Indonesia A sandy beach is all that remains after the waves removed all trace of Riangkroko. An extremely large tsunami runup (26 m) was measured at this small rural village on Flores Island, and 137 people lost their lives to the earthquake and the tsunamis. The village was located at the mouth of the Nipah River, a small river with its northwest side facing the Flores Sea. The inundation distance from the shoreline along the river is approximately 600 m. [Photo Credit: Harry Yeh, University of Washington]
http://www.smate.wwu.edu/teched/geology/GeoHaz/tsu-Nica-Indo92/tsu-NicaIndo92-08.JPG
Aerial view of Riangkroko, Indonesia An aerial view of Riangkroko after the tsunami. The area inundated by the tsunami appears as bare ground. The devastation indicates that the tsunami must have been very strong to have removed almost all the vegetation and structures in the area. [Photo Credit: Harry Yeh, University of Washington]
http://www.smate.wwu.edu/teched/geology/GeoHaz/tsu-Nica-Indo92/tsu-NicaIndo92-17.JPG
Complete devastation at Pagaraman, Babi Island, Indonesia A view of the complete devastation of Pagaraman, on Babi Island. Due to strong earth shaking and tsunami waves, about 700 people were reported killed and more than 100 were reported missing. This area had the largest death toll of any location for this event. Eyewitnesses described gruesome scenes including human remains suspended from tree branches. Babi Island is located about five kilometers offshore of Flores Island. It has a conical shape, a two kilometer diameter, and a summit elevation of 351 m. In spite of its location close to the main island, one sounding in the narrow gap between Babi and Flores is 241 m deep. The north shore faces the Flores Sea and is protected by a wide coral reef. The south shore-where the destroyed villages were located-has a much narrower reef. Near the middle of the south shore there is a small tidal flat which separates Kampungbaru (on the west side) from Pagaraman (on the east side). Both villages were completely destroyed by the tsunamis. The tsunamis washed away everything from Pagaraman leaving only white beach sand. [Photo Credit: Harry Yeh, University of Washington]
http://www.smate.wwu.edu/teched/geology/GeoHaz/tsu-Nica-Indo92/tsu-NicaIndo92-18.JPG
Complete destruction at Kampungbaru, Babi Island, Indonesia The effects of the tsunami at Kampungbaru, Babi Island. This Moslem village on Babi Island was also completely destroyed. A few large pieces of structures are now scattered on the unusually wide and flattened white sandy beach and very few trees remain. Sediment, like beach sand, has been spread over about 300 m wide area of the beach. [Photo Credit: Harry Yeh, University of Washington]
http://www.smate.wwu.edu/teched/geology/GeoHaz/tsu-Nica-Indo92/tsu-NicaIndo92-19.JPG
Debris dump Kampungbaru, Indonesia Between the upper end of the sediment sheet and the foothills there is a dense coconut tree grove at Kampungbaru. This grove is now approximately 1.5 m lower than the beach surface. It is not known whether this lower elevation was created by subsidence following the earthquake or if it was the original topography. Regardless, this area of lower elevation is where all the debris from the village was dumped by the tsunami. The site looked and smelled like a shallow garbage dump. [Photo Credit: Harry Yeh, University of Washington]
http://www.smate.wwu.edu/teched/geology/GeoHaz/tsu-Nica-Indo92/tsu-NicaIndo92-20.JPG
Effects at Wuhring, Floress Island, Indonesia The effects of the tsunami at Wuhring, Flores Island. Although the tsunami heights at this location were lower than elsewhere (only about 3.5 m) the waves swept entirely over the 400 m by 200 m peninsula inundating the densely populated community of Wuhring and killing 100. Here the damage was not as severe as on Babi Island. The waves left conical sand accumulations inside the houses, and at some locations the depth of the debris was about one meter. [Photo Credit: Harry Yeh, University of Washington]

5. Gempa (Daratan) Pulau Bali

Korban : 1500 (minimal)

Tanggal : 20 Januari 1917
Magnitude : 6.6

gempa bali 1917
Pada tanggal 21 Januari (23:11 pada 20 Januari UTC) Gempa di Bali terjadi pada pukul 06:50 waktu setempat. Magnitudo diperkirakan 6,6 skala Richter pada gelombang permukaan dan memiliki intensitas yang dirasakan maksimal level IX (kekerasan) skala intensitas Mercalli.
Gempa ini menyebabkan kerusakan luas di seluruh Bali, terutama di bagian selatan pulau. Dan gempa ini memicu banyaknya tanah longsor, yang menyebabkan 80% dari 1.500 korban yang tewas.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4f/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Ingestorte_bouwwerken_na_de_aardbeving_op_Bali_van_1917_TMnr_10004137.jpg
Reruntuhan bangunan setelah gempa di Bali pada tahun 1917 (COLLECTIE TROPENMUSEUM via wikimedia.org)

6. Gempa Pulau Nias, Sumatera Utara

Korban : 1.346

Tanggal : 28 Maret 2005
Magnitude : 8.6

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5c/Tsumap.jpg
Gempa Bumi Sumatera 2005 terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005. Pusat gempanya berada di 2° 04′ 35″ U 97° 00′ 58″ T, 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga, Sumatera atau 1400 km barat laut Jakarta, sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan Simeulue.
Catatan seismik memberikan angka 8,7 skala Richter (BMG di Indonesia mencatat 8,2) dan getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya.
Dengan kekuatan sebesar 8,7 SR, gempa ini merupakan gempa Bumi terbesar kedua di dunia sejak tahun 1964. Segera setelah terjadi, muncul peringatan akan kemungkinan datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi.
Gempa ini kemungkinan terpicu oleh gempa sebelumnya pada bulan Desember 2004, gempa Bumi Samudra Hindia 2004 (pada point urut #1).
http://www.rimanews.com/sites/default/files/imagecache/article/img17072010579581.jpg
Warga sedang melewati sebuah rumah yang telah rubuh karena gempa 28 Maret 2005
http://indocropcircles.files.wordpress.com/2013/08/23419-nias.jpg?w=610&h=401
Gempa Nias Sumatera Utara 28 Maret 2005

7. Gempa Sumatera Barat (Lepas Pantai)

Korban : 1.117 (1.117 tewas, 1.214 terluka parah dan 1.688 luka ringan)

Tanggal : 30 September 2009
Magnitude : 7.9

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e1/2009-09-30_Sumatra_Indonesia_earthquake_location.jpg
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang.
Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat.
Menurut data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
http://mw2.google.com/mw-panoramio/photos/medium/31224325.jpg
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang.
http://mw2.google.com/mw-panoramio/photos/medium/36314556.jpg
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang.
Jika dijumlahkan dari ketujuh gempa dengan korban terbanyak tersebut diatas, maka korban total lebih dari tiga ratus ribu jiwa atau lebih tepatnya adalah sebesar 301.225 jiwa, dengan catatan bahwa hasil jumlah itupun hanya perhitungan secara kasar saja. Tak jelas berapa korban yang tertimbun tanah longsor atau terkena gelombang tsunami secara pastinya.
Earthquake

Gempa-gempa dahsyat lainnya yang terjadi di Indonesia dengan jumlah korban Ribuan Jiwa, namun Tak Tercatat secara resmi:

Selain ketujuh gempa bumi dengan korban terbanyak yang telah tercatat tersebut, ada beberapa gempa dahsyat lainnya yang jumlah korbannya tak tercatat dalam sejarah yang dipastikan jumlah korbannya juga ribuan.
Walau tak tercatat, kepastian jumlah korban ribuan pada gempa lainnya tersebut adalah dilihat dari magnitudenya. Magnitude diatas 5 Skala Richter (SR) sudah bisa menelan korban, diatas 6 SR korban sudah bisa ratusan, sedangkan diatas 7 SR korban sudah bisa hingga ribuan jiwa.
Berikut beberapa gempa bumi dahsyat dengan magnitude diatas 8 pada Skala Richter yang tak tercatat korbannya, urutan ini bersadarkan pada kekuatan gempa (magnitude), yaitu:
1. Gempa bumi Sumatera Barat-Bengkulu, 25 November 1833. Gempa terjadi pada pukul 22:00 waktu setempat, berlokasi dilepas pantai antara Pariaman dan Bengkulu. Jumlah korban dipastikan ribuan jiwa, terjadi gelombang Tsunami dan pergerakan lempeng yang menyebabkan terangkatnya lempeng Eurasian dan kemudian terbentuknya pulau-pulau micro-atoll, magnitude gempa: 8,8–9,2 Skala Richter.
2. Gempa bumi Padang Sumatera Barat, 10 Februari 1797. Gempa bumi Sumatera 1797 merupakan gempa bumi pertama dari serangkaian gempa bumi besar yang terjadi pada bagian segmen Sumatera di sesar megathrust Sunda. Gempa ini memicu gelombang tsunami yang menyebabkan kerusakan parah di Kota Padang. Kapal-kapal Inggris seberat 150-200 ton didorong hingga sejauh 1 km ke pedalaman sungai Batang Arau, magnitude gempa: 8.7-8.9 Skala Richter.
3. Gempa bumi Kep. Nias Sumatera Utara, 16 February 1861. Gempa berlokasi di dekat Pulau Batu, Kepulauan Nias Sumatera Utara, terjadi gelombang Tsunami di beberapa desa, diperkirakan ciri dan efek gempa mirip dengan gempa Sumatera Utara 28 Maret 2005 (point #6 diatas). Gempa itu terasa sampai sejauh hingga ke semenanjung Melayu dan bagian timur pulau Jawa. Sangat diyakini jumlah korban ribuan jiwa, magnitude gempa: 8.5 Skala Richter.
Disamping tujuh gempa lainnya dengan korban jiwa yang tercatat dalam sejarah gempa di Indonesia, itulah ketiga gampa tambahan terdahsyat lainnya di wilayah Indonesia namun yang tak tercatat korbannya.
Kita mestinya tahu, bahwa pegeseran lempeng-lempeng benua penyebab gempa selalu bergerak sejak planet Bumi ini terbentuk hingga akhir hayatnya nanti. Jadi bukannya mengharapkan ada gempa lagi dikemudian hari, namun itu adalah suatu kepastian.
tsunami
Manusia tak bisa mengelak suatu bencana, namun hanya tinggal bagaimana manusia dapat beradaptasi dan berusaha untuk menjauh dari pertemuan lempeng-lempeng benua tersebut, atau minimal untuk dapat mengetahui keilmuwan mengenai dasar-dasar penanggulangan gempa bumi.
Kita tak perlu takut, justru Tuhan mengharapkan kita untuk banyak belajar dan belajar dalam penanggulangan bencana alam termasuk gempa, agar kita dapat menjadi leaders dalam hal bencana gempa bumi di muka Bumi.
Lalu, ilmu yang kita dapatkan tersebut juga dapat kita disebarkan kepada wilayah lain bahkan ke negara lainnya. Selama ilmu tersebut selalu digunakan, maka yang menyebarkannya akan selalu mendapatkan pahala yang mengalir kepadanya. Semoga kita dapat lebih siap lagi dan dapat belajar lebih baik lagi serta dapat mengambil manfaatnya.  (sumber: USGS /gambar: smate.wwu.edu / wikipedia)




sumber : indocropcircles.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Form Kritik & Saran

Nama

Email *

Pesan *