Sistem rudal kendali yang bisa mencapai ketinggian 33 ribu kaki.
Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 jatuh diduga akibat tembakan rudal di langit Ukraina.
Dugaan pesawat yang membawa 295 penumpang itu membuat banyak
pertanyaan, sebab saat itu pesawat tengah mengangkasa pada ketinggian 33
ribu kaki.
Salah satu teka-teki yaitu senjata apa yang bisa menembak jatuh pesawat pada ketinggian tersebut.
Pejabat senior Amerika Serikat, kepada CNN, dilansir Jumat
18 Juli 2014 mengatakan Amerika Serikat tengah menganalisa lintasan
rudal untuk menentukan dari mana serangan itu tepatnya berasal.
Jika pesawat ditembak oleh rudal dari darat ke udara, sistem radar
akan melihat penembakan rudal itu dan melacak posisi tepat pesawat
sebelum pesawat jatuh. Sistem radar juga juga akan melihat tanda panas
saat pesawat menabrak rudal tersebut.
Para ahli mengatakan serangan rudal tidak mungkin berasal dari
rudal bahu yang diluncurkan oleh seorang tentara. Sebab jelajah rudal
itu tak akan sampai pada ketinggian pesawat MH17.
"Pada ketinggian jelajah normal pesawar sipil, keluar dari
jangkauan sistem rudal berawak, yang telah dikembangkan di tangan
pemberontak di Ukraina timur," ujar Nick de Larrinaga, dari laman IHS
Jane Defence kepada CNN.
Analis militer yang juga mantan personel Angkatan Udara AS, Rick
Francona, mengatakan rudal bahu itu menurutnya hanya mampu menjangkau
ketinggian 15 ribu kaki.
Untuk itu, Francona menduga kuat senjata yang menjatuhkan pesawat
MH17 adalah rudal permukaan ke udara atau rudal udara ke udara,
"Saya pikir itu adalah kemungkinan terkuat saat ini," kata dia.
Salah satu jenis rudal yang masuk kategori itu yaitu sistem rudal
kendali atau rudal Buk, yang telah dikembangkan pada era Uni Soviet dan
dioperasikan oleh pasukan Rusia dan Ukrania. Sistem rudal ini disebutkan
sudah banyak digunakan di perbatasan Rusia dan Ukrania.
Direktur Proyek Pertahanan dan Intelijen Belfer Center for Science
and International Affairs Univeristas Harvard mengatakan sistem rudal
Buk yang dikenal sebagai SA-11 telah dioperasikan pasukan Rusia dan
Ukrania.
Dan menurutnya sistem rudal itulah yang memungkinkan untuk menjatuhkan pesawat dengan ketinggian 33 ribu kaki.
Jenis rudal lain yang mungkin menjatuhkan pesawat MH17 yaitu rudal
S-200 buatan Rusia yang dioperasikan militer Ukrania, rudal S-300 dan
S-400 yang dioperasikan Rusia. Senjata terakhir itu setara dengan rudal
pertahanan milik Amerika Serikat.
Ryan mengatakan kemungkinan pemberontak pro-Rusia menggunakan
sistem rudal jarak jauh itu tidak mungkin. Sebab dibutuhkan kemampuan
dan pengetahuan yang tinggi untuk menguasai sistem canggih itu.
"Dibutuhkan banyak pelatihan dan banyak koordinasi untuk menembakkan salah satu rudal itu untuk menemukan sasaran," jelas Ryan.
Untuk itu ia menyimpulkan jika benar pesawat jatuh karena serangan
rudal, pihak yang paling mungkin bisa melakukan itu adalah kekuatan
militer.
0 komentar:
Posting Komentar