Pansir S-1, sistem peluncur rudal jarak dekat-menengah ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari arteleri antipesawat Rusia, meski peluncur ini baru diterima belum lama ini, yaitu pada 2008. Peluncur ini terdiri dari menara seberat 12 ton yang dipasang pada casis mobil atau kendaraan roda rantai. Menara tersebut dilengkapi dengan radar pelacak dan sistem peluncur rudal 57?6-? dengan 12 buah rudal, serta senapan kembar otomatis kaliber 30 mm.
Tugas sistem peluncur ini adalah melindungi obyek berukuran kecil atau sedang dari serangan udara, termasuk perlindungan sistem peluncur rudal lain, S-300 dan S-400. Arteleri anti-pesawat S-300 dan S-400 yang memiliki dua komplek berisi empat rudal ini rawan terhadap serangan udara dan peluru kendali jelajah ketika melakukan perubahan posisi atau saat persiapan peluncuran rudal. Oleh karena itu, Pansir menyertai S-300 atau S-400 dalam menjalankan operasi militer, untuk melindungi mereka dari serangan darat dan udara. Pansir diciptakan untuk beroperasi pada siang maupun malam hari, dan dalam iklim apa pun sepanjang tahun.
Lebih Tepat Sasaran
Modernisasi radikal sistem peluncur rudal jarak dekat sedang dilakukan. Sistem tersebut dinamai Pansir-SM. Peluncur rudal versi baru ini akan dilengkapi persenjataan roket yang muktahir dan jangkauan tembaknya pun bertambah secara signifikan.
Para ilmuwan Rusia sedang mengembangkan roket supersonik selama beberapa dekade terakhir. Sistem peluncur rudal ini kelak akan menggunakan roket supersonik dengan kecepatan maksimum 3-4 kali kecepatan suara. Saat ini pengembangan terbaru diarahkan untuk meningkatkan kecepatan roket menjadi 5-7 kali kecepatan suara.
Roket baru ini mampu mengenai sasaran yang dapat melumpuhkan Pansir S-1. Senjata baru ini dapat menambah jangkauan tembak 20-35 kilometer lebih jauh dari jarak tembak yang sekarang. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Direktur Operasional KB Priborostroeniya Yuri Savenkov.
Savenkov mengatakan persenjataan baru ini tidak hanya akan dipasang pada kendaraan perang keluaran terbaru saja, tetapi juga kendaraan yang ada sekarang. Tidak menutup kemungkinan senjata ini juga akan diekspor. Saat ini, Pansir S-1 sudah memiliki kontrak pembelian dengan beberapa negara Asia Tengah seperti Uni Emirat Arab, Suriah, dan Irak, serta negara Afrika yakni Aljazair dan Maroko. Jumlah ekspor Pansir tersebut mencapai setengah jumlah ekspor keseluruhan NPO Vysokotochniye Kompleksy.
Semakin Canggih
Meski Pansir adalah senjata yang masih tergolong muda, modernisasi sistem peluncur ini terus dilakukan. Selain roket hipersonik, Pansir-SM memiliki kelebihan lain bila dibandingkan dengan Pansir S-1, yakni melumpuhkan serangan obyek di udara yang memiliki kecepatan hingga beberapa ribu meter per detik. Saat ini kemampuan Pansir hanya dapat melumpuhkan sasaran dengan kecepatan gerak maksimum seribu meter per detik, “Perbedaan yang paling mencolok dengan sistem peluncur rudal masa kini adalah kemampuan untuk melumpuhkan rudal-rudal balistik,” kata Denisov.
Pansir SM masih dalam bentuk virtual dalam model 3D, tetapi para pengembang sudah memperkirakan waktu pengiriman Pansir untuk angkatan bersenjata Rusia. Denisov mengumumkan militer Rusia sudah bisa mendapatkan sistem peluncur rudal versi terbaru ini menjelang awal 2017 mendatang.(indonesia.rbth.com)
JKGR