Viktor memberitahu pemerintah Indonesia bahwa
Irkut dan Sukhoi tertarik dengan riset Gunung Padang dan terus mengikuti
lewat pemberitaan. Selanjutnya, Sukhoi masih menawarkan kerja sama
riset dengan memberi dukungan berupa peralatan pengindraan paling
mutakhir yang dibuat Irkut serta Sukhoi.
Situs Gunung Padang (photo: indocropcircles.wordpress.com) |
Jakarta – Ahli nano material sekaligus purnawirawan
tentara Rusia, Viktor Larsin, mengungkapkan ketertarikannya dengan riset
Gunung Padang. Viktor yang juga pejabat senior di Irkut Corporation,
perusahaan holding pembuat mesin pesawat Sukhoi, menghubungi Asisten
Staf Khusus Presiden, Ir Yanno Nonohitui, pada 3 September 2014, ujar
Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief.
“Victor Menyampaikan selamat atas kemajuan riset Gunung Padang.
Hingga proses eskavasi ini dia mengikuti perkembangan, termasuk
dilibatkannya TNI,” ujar Andi dalam rilis yang diterima VIVA.co.id ,
Jumat, 5 September 2014.
Viktor memberitahu pemerintah Indonesia bahwa Irkut dan Sukhoi
tertarik dengan riset Gunung Padang dan terus mengikuti lewat
pemberitaan. Selanjutnya, Sukhoi masih menawarkan kerja sama riset
dengan memberi dukungan berupa peralatan pengindraan paling mutakhir
yang dibuat Irkut serta Sukhoi.
Terkait hal ini, Viktor dan Elena Balakini yang merupakan perwakilan
Sukhoi Asia Tenggara serta CEO Shukoi Igor Ozar dijadwalkan berkunjung
ke Tanah Air, pada 3-6 November 2014. Mereka akan berdiskusi dengan para
peneliti Indonesia.
“Permintaan berdiskusi ini tentu Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM)
menerima,” ucap Andi. Namun soal tawaran joint research untuk tahap
sekarang, kata Andi, belum diperlukan. Sebab, saat ini masih bisa
ditangani oleh para ahli dari dalam negeri.
“Ini juga sesuai pesan dan amanat dari Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono saat paparan tahun 2011 dan saat berkunjung ke Gunung Padang.
Sikap ini juga pernah disampaikan Mendikbud M Nuh,” kata dia. Andi
menjelaskan ada beberapa hal yang membuat pihak Sukhoi tertarik dengan
Gunung Padang. Selain struktur yang fenomena, Sukhoi secara spesifik
tertarik dengan anomali elektromagnetik di bawah permukaan Gunung
Padang.
“Mereka berhipotesa itu hal yang luar biasa,” ujar Andi. Mengenai
sikap TTRM, pihak Sukhoi sendiri memahami dan menghormati. Meski
demikian, mereka terbuka bila suatu saat Indonesia membutuhkan bantuan.
Selain Rusia, ternyata banyak negara lain yang tertarik melakukan
joint research Gunung Padang. Sebut saja Jepang, Israel, Jerman, Amerika
Serikat (AS), Peru, Meksiko, India, China, dan beberapa negara lain
dengan puluhan ilmuwan lainnya. “Menghubungi juga dengan maksud sama.
Mereka memahami sikap kita sambil berharap pada saatnya bisa joint
research di sini,” ucapnya. © VIVA.co.id
0 komentar:
Posting Komentar