Bisnis PT PAL Indonesia |
PT PAL Indonesia berambisi mampu menyelesaikan pembuatan kapal selam pada tahun 2020. Kapal selam produksi dalam negeri ini bisa menjadi kebanggaan.
Tetapi semua tergantu suntikan modal negara mendukung program ini. Asal tahu saja, DPR dalam rapat bersama Kementerian BUMN Selasa (16/9) malam, menyepakati adanya suntikan dana ke PT PAL Indonesia (Persero) sebesar Rp 1,5 triliun, dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Kapal Selam akan mulai ditargetkan pembuatannya pada 2015-2016. tergantung kesiapan fasilitas yang akan dikerjakan, PMN tersebut senilai Rp 1,5 triliun untuk tahun 2015 dan pada 2016 sebesar Rp 1 triliun. Sehingga total PMN mencapai Rp 2,5 triliun." kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, Firmansyah Arifin di Surabaya, Jumat (25/9).
Ia menargetkan, pembuatan kapal selam bisa diselesaikan pada tahun 2020. Namun, kepastian selesainya tergantung dari kesiapan fasilitas tersebut.
Firman bilang, untuk pendanaan pembuatan kapal selam, seluruhnya dikeluarkan oleh Pemerintah. "Kita membutuhkan suntikan dana itu secepatnya, karena kan alat-alat untuk membuat fasilitasnya dari Jerman dan Korea," jelasnya.
Saat ini PT PAL Indonesia sudah membuat desain fasilitas kapal selam. Ia mengatakan, untuk teknologi kecanggihan pembuat fasilitas kapal selam masih dalam tahap transfer teknologi.
Indonesia membutuhkan kapal selam sebanyak 12 unit untuk menjaga perairan laut Indonesia. Dari ke 12 unit itu jenisnya 219. "Untuk membangun kapal harus di dalam negeri tapi alatnya dari luar. Saat ini suntikan dana sebesar Rp 2,5 T ini baru disetujui di Banggar DPR. Itu kan nanti diajukan menjadi APBN 2015 pendanaannya," terangnya.
Lebih jauh Firmansyah mengatakan, pihaknya merasa kesulitan jika harus membangun fasilitas kapal selam tersebut menggunakan dana korporasi. Pasalnya, PAL Indonesia baru saja bangkit dari keterpurukannya hingga kini mampu meraup keuntungan meski tak banyak.
"Nggak cukup pakai dana korporasi karena kita saja baru bangkit. Target kami saja tahun ini laba bersih sekira Rp 300 miliar dengan pendapatan Rp 1,7 triliun. Industri kapal nggak ada yang besar," terangnya.
Meski begitu, dia mengaku, pembangunan fasilitas infrastruktur kapal selam tersebut akan memberikan efek signifikan termasuk dalam mendukung visi misi Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan sektor maritim yakni tol laut.
"Mudah-mudahan jokowi memprioritaskan ini, karena dia kan fokus ke pembangunan infrastruktur laut, yakni tol laut. Jadi proyek ini bagian dari menjaga keamanan negara Indonesia. Apa gunanya dibangun tol laut kalau nggak aman," pungkasnya.
Tetapi semua tergantu suntikan modal negara mendukung program ini. Asal tahu saja, DPR dalam rapat bersama Kementerian BUMN Selasa (16/9) malam, menyepakati adanya suntikan dana ke PT PAL Indonesia (Persero) sebesar Rp 1,5 triliun, dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Kapal Selam akan mulai ditargetkan pembuatannya pada 2015-2016. tergantung kesiapan fasilitas yang akan dikerjakan, PMN tersebut senilai Rp 1,5 triliun untuk tahun 2015 dan pada 2016 sebesar Rp 1 triliun. Sehingga total PMN mencapai Rp 2,5 triliun." kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, Firmansyah Arifin di Surabaya, Jumat (25/9).
Ia menargetkan, pembuatan kapal selam bisa diselesaikan pada tahun 2020. Namun, kepastian selesainya tergantung dari kesiapan fasilitas tersebut.
Firman bilang, untuk pendanaan pembuatan kapal selam, seluruhnya dikeluarkan oleh Pemerintah. "Kita membutuhkan suntikan dana itu secepatnya, karena kan alat-alat untuk membuat fasilitasnya dari Jerman dan Korea," jelasnya.
Saat ini PT PAL Indonesia sudah membuat desain fasilitas kapal selam. Ia mengatakan, untuk teknologi kecanggihan pembuat fasilitas kapal selam masih dalam tahap transfer teknologi.
Indonesia membutuhkan kapal selam sebanyak 12 unit untuk menjaga perairan laut Indonesia. Dari ke 12 unit itu jenisnya 219. "Untuk membangun kapal harus di dalam negeri tapi alatnya dari luar. Saat ini suntikan dana sebesar Rp 2,5 T ini baru disetujui di Banggar DPR. Itu kan nanti diajukan menjadi APBN 2015 pendanaannya," terangnya.
Lebih jauh Firmansyah mengatakan, pihaknya merasa kesulitan jika harus membangun fasilitas kapal selam tersebut menggunakan dana korporasi. Pasalnya, PAL Indonesia baru saja bangkit dari keterpurukannya hingga kini mampu meraup keuntungan meski tak banyak.
"Nggak cukup pakai dana korporasi karena kita saja baru bangkit. Target kami saja tahun ini laba bersih sekira Rp 300 miliar dengan pendapatan Rp 1,7 triliun. Industri kapal nggak ada yang besar," terangnya.
Meski begitu, dia mengaku, pembangunan fasilitas infrastruktur kapal selam tersebut akan memberikan efek signifikan termasuk dalam mendukung visi misi Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan sektor maritim yakni tol laut.
"Mudah-mudahan jokowi memprioritaskan ini, karena dia kan fokus ke pembangunan infrastruktur laut, yakni tol laut. Jadi proyek ini bagian dari menjaga keamanan negara Indonesia. Apa gunanya dibangun tol laut kalau nggak aman," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar