“Batu Dolmen” Ditemukan di Situs Gunung Padang
Tim Nasional (Timnas) Pelestarian dan
Pengelolaan Gunung Padang menemukan struktur batuan unik di situs yang
berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur itu.
Struktur “batuan menyerupai jendela” atau menyerupai “meja batu” yang
disebut “dolmen” itu ditemukan setelah semak-semak yang menutupinya dibersihkan.
Sekretaris Timnas Pelestarian dan
Pengelolaan Gunung Padang, Erick Ridzky, mengatakan, struktur batuan itu
diduga merupakan dolmen yang terletak di luar situs, tepatnya di sisi
barat laut Gunung Padang.
“Jika pengunjung naik ke atas situs
melalui sisi barat (tangga baru), sekitar 25 meter sebelum naik ke
Teras-1 Gunung Padang di sebelah kiri kita akan temui dolmen seperti itu
yang tertutup semak-belukar,” ujar Erick.
Menurut Erick, dolmen seperti yang
ditemukan di Gunung Padang biasanya digunakan sebagai pintu, ceruk
saluran air, ventilasi sebuah ruangan, atau bahkan digunakan sebagai
nisan makam-makam tradisional, seperti di Toraja.
Dolmen juga dikenal sebagai “batu berlubang” atau portal makam (portal tomb) atau portal kuburan (portal grave), adalah pembentuk sebuah bilik atau ruangan makam pada era megalitik.
Dolmen biasanya terdiri dari dua atau lebih batu tegak yang menyangga sebuah batu horisontal datar dan besar (mirip meja) diatasnya, meskipun begtu pengertian dolmen juga ada variannya yang lebih kompleks.
Kebanyakan batu dolmen berasal dari periode Neolitik awal (4000-3000 SM). Dolmen biasanya juga sering ditutupi dengan tanah atau batu kecil untuk membentuk sebuah ruangan mirip ruang pada gerobak.
Dalam banyak kasus, struktur lengkap dari dolmen ini telah lapuk oleh waktu, dan hanya meninggalkan “kerangka batu” dari gundukan sebuah makam yang utuh pada zamannya.
Batu dolmen di Burren, County Clare, Irlandia. (wikipedia) |
Saat ini temuan batu dolmen tersebut sudah didata dan akan segera dikonservasi Timnas yang bekerja sama dengan Balai Cagar dan Pelestarian Budaya (BPCB) Serang.
“Usia batuan sulit untuk diperiksa carbon-dating-nya. Biasanya yang di-carbon-dating
adalah material karbon hasil pembakaran aktivitas manusia atau jasad
renik pada permukaan di mana dolmen berada. Saat ini kami belum lakukan
uji karbon pada permukaan di mana dolmen diletakkan,” kata Erick.
Dari penelusuran, kata Erick, belum
ditemukan dolmen serupa di situs yang usianya diperkirakan mencapai 5200
SM itu. Akan tetapi, sebetulnya banyak ditemukan artefak lainnya. Hanya
saja, kata dia, Timnas masih melakukan pendataan sehingga belum merilis
temuan artefak tersebut.
“Mudah-mudahan Ali Akbar sebagai arkeolog
bisa lebih awal merilisnya. Sebagian artefak sedang dalam proses
analisis laboratorium multi-sains,” ujar Erick.
Batu Dólmen di Aboboreira, Baião, Portugal (wikipedia)ion |
Sebelumnya, sejumlah artefak sudah
ditemukan di situs Gunung Padang setelah penelitian terhadap situs
megalitikum itu dilanjutkan.
Salah satu benda unik yang ditemukan itu berupa logam yang bentuknya menyerupai koin. (baca: Artefak-Artefak Gunung Padang Cianjur Yang Misterius)
Wakil Ketua Tim Nasional (Timnas)
Penelitian Gunung Padang Bidang Arkeologi, Ali Akbar, memastikan logam
berbentuk koin yang sebelumnya ditemukan merupakan artefak murni
lantaran buatan manusia.
Namun artefak berbentuk koin yang
ditemukan Senin, 15 September 2014 lalu itu, diyakini bukan sebagai alat
transaksi, melainkan menyerupai amulet.
Selain itu, ditemukan juga artefak batu
mirip kujang yang sudah terpahat di lokasi ekskavasi di Teras-5 bagian
luar. Diduga, artefak itu merupakan buatan manusia lantaran batu
tersebut dipangkas dan digosok halus.
Teknik tersebut memang sudah dikenal pada
masa prasejarah. Akan tetapi, bentuk yang ditemukan itu kemungkinan
besar baru ditemukan di Indonesia bahkan di dunia. (Sumber: Tribunnews)
Batu “Dolmen” Gunung Padang (Foto: dok. TTRM Gunung Padang). |
Sumber : http://indocropcircles.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar